Kesehatan
Sembuhkan Patah Tulang: Operasi atau Non Operasi?
Pada hakikatnya patah tulang memerlukan penanganan menyeluruh yang mencakup berbagai hal bukan hanya tulang, namun jaringan sekitarnya termasuk sendi.
WARTAKOTALIVE.COM, SERPONG - Istilah patah tulang merupakan salah satu hal yang cukup sering kita dengar. Sekurang-kurangnya satu kali dalam hidup kita pasti mengenal orang yang pernah mengalami patah tulang.
Data dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018 menunjukkan bahwa angka patah tulang sebesar 5,5 persen dari total 92.976 kasus cedera di Indonesia (Kemenkes, 2018).
Apa itu patah tulang?
Patah tulang adalah hilangnya kontinuitas (keutuhan) jaringan tulang. Namun, yang perlu kita paham dan ingat adalah patah tulang selalu disertai dengan kerusakan jaringan lain (pembuluh darah dan saraf pada lapisan tulang, otot, lemak, dan lainnya) atau bahkan patah tulang terbuka dimana terjadi robekan kulit, otot dan jaringan lain yang mengakibatkan tulang mencuat keluar.
"Apapun jenisnya, pada hakikatnya patah tulang memerlukan penanganan menyeluruh yang mencakup berbagai hal bukan hanya tulang, namun jaringan sekitarnya termasuk sendi, sehingga penderita patah tulang dapat kembali beraktivitas dalam jangka waktu sesingkat mungkin," ungkap dr. Erich S. Subagio, MPH., Sp.OT dari RS St. Carolus Summarecon Serpong dalam keterangan, Rabu (27/9/2023).
Bagaimana penanganan patah tulang agar dapat sembuh optimal?
Secara teori, tulang yang patah dapat mengalami penyembuhan asalkan memenuhi beberapa kriteria berikut:
1. Kondisi umum penderita baik, artinya tidak menderita penyakit berat yang mengganggu proses penyembuhan.
2. Tulang yang patah saling bertemu sekurangnya 50 persen area penampang tulang.
3. Bagian yang patah dipertahankan stabil selama penyembuhan.
4. Jaringan sekitar patah tulang (otot, pembuluh darah, saraf, dan lain-lain) tidak mengalami masalah dan mampu memberikan support atau kestabilan yang baik selama proses penyembuhan.
Kalau patah tulang dapat sembuh tanpa operasi, mengapa perlu operasi?
Setelah mengetahui keempat hal diatas, kita dapat memahami kondisi-kondisi yang kerap mengganggu penyembuhan patah tulang, misalnya bagian tulang yang patah tidak saling bertemu (kurang dari 50 persen area kontak), kurangnya stabilitas patahan tulang karena pergerakan, atau juga patah tulang terbuka yang memerlukan pencucian luka dengan metode steril untuk mencegah resiko infeksi.
Operasi patah tulang sendiri mungkin memerlukan alat yang akan dipasang untuk menjaga kestabilan tulang (pen, plat, kawat, atau lainnya) ataupun tidak memerlukan pemasangan alat.

Hal ini bergantung dari bentuk, letak, posisi tulang, jaringan sekitar, serta lain hal seperti faktor aktivitas, usia, penyakit penyerta, dan lainnya.
Pemasangan alat pada operasi patah tulang ditujukan untuk memastikan posisi patahan tulang yang telah diperbaiki dapat terkunci dan tidak berubah selama masa penyembuhan, sehingga memastikan hasil terbaik serta mempersingkat waktu penyembuhan.
Dengan posisi tulang yang stabil, umumnya penderita dapat mulai menggerakkan tulang yang patah dalam waktu segera (beberapa hari), tentunya sesuai anjuran dokter yang menanganinya.
Hal ini berbeda dengan penanganan patah tulang tanpa operasi dimana kita dapat mulai menggerakkan bagian yang patah dalam 1-2 bulan kemudian, sehingga beresiko menimbulkan kekakuan sendi.
Bagaimana peranan pijat atau urut tulang?
Pijat atau urut tulang pada dasarnya bertujuan untuk mengembalikan posisi tulang sebaik mungkin seperti sebelum terjadi patah tulang.
Untuk mencapai hal tersebut, pijat atau urut memiliki banyak variasi dan teknik, ada yang menggunakan minyak atau sejenis ramuan jamu-jamuan, ada yang menggunakan balsam, bahkan ada yang menggunakan bensin atau minyak tanah.
"Hal ini justru berpotensi menimbulkan kerusakan jaringan yang lebih hebat, seperti iritasi dan kulit melepuh, perdarahan internal, malposisi (posisi tulang yang salah), malunion (tulang tidak dapat menyembuh/ menyambung), terjepitnya jaringan diantara patahan tulang, serta kerusakan permanen saraf dan pembuluh darah akibat pembengkakan pasca pijat/urut yang sering dikenal dengan istilah sindroma kompartemen," jelas dr. Erich.
Apakah ada patah tulang yang tidak perlu operasi?
Patah tulang sebagian (retak), stabil dan tidak banyak bergeser, serta patah tulang anak, kerap kali tidak memerlukan operasi.
Namun harus dipastikan keempat hal yang telah disebut di atas dapat tercapai untuk mendapatkan hasil terbaik.
Patah tulang seperti ini umumnya dapat ditangani dengan pemasangan gips dan evaluasi berkala untuk memastikan tulang sembuh dengan baik.
"Berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui kondisi Anda secara pasti. Anda selalu dapat menentukan pilihan terapi operasi atau non-perasi setelah berdiskusi dengan dokter Anda," tandas dr. Erich.
Konsumsi Susu Whey Protein Bantu Pemulihan Otot Selepas Aktivitas |
![]() |
---|
Pertama di Asia, RS EMC Grha Kedoya Rilis Alat PET/CT Seluruh Tubuh dengan Kecepatan Pindai 4 Menit |
![]() |
---|
Rekomendasi Nakes Jadi Faktor Utama Keputusan Pembelian Suplemen di Indonesia |
![]() |
---|
Tes Skrining Otak bisa Dilakukan Lewat Aplikasi, Simak Caranya |
![]() |
---|
Bukan Sekadar Estetika, JEC Soroti Peran Vital Oculoplasty untuk Organ Penglihatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.