Penyakit ISPA

Berikut Ini Beberapa Tindakan yang Bisa Dilakukan untuk Membantu Mengatasi ISPA

Dengan begitu, gejala penyakit bisa ditangani sebelum menjadi lebih buruk dan risiko penularan virus penyebab infeksi bisa dihindari.

istimewa
Ilustrasi - Akibat polusi udara yang memburuk, masyarakat banyak terserang sakit ISPA seperti batuk pilek. Karena itu Dinkes menyiagakan semua fasilitas kesehatan untuk mengibati masyarakat yang sakit. 

Laporan wartawan wartakotalive.com Yolanda Putri Dewanti


WARTAKOTALIVE.COM JAKARTA -- ISPA alias infeksi saluran pernapasan akut harus ditangani dengan cepat.

Sebab, kondisi ini bisa memicu rasa tidak nyaman bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kondisi ini terjadi karena ada infeksi di saluran pernapasan yang ditandai dengan gejala batuk, pilek, hingga demam.

Kabar buruknya, penyakit ini bisa dengan sangat mudah menular, terutama pada anak-anak dan lansia.

Maka dari itu, penting untuk mengetahui tindakan yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi ISPA.

Baca juga: Balita Lima Tahun Terserang ISPA Akibat Polusi Jakarta, Orangtua Putuskan Tunda Sekolah Satu Minggu

Dengan begitu, gejala penyakit bisa ditangani sebelum menjadi lebih buruk dan risiko penularan virus penyebab infeksi bisa dihindari.

dr. Fitria Mahrunnisa, M.Sc, Sp.A menjelaskan apa saja tindakan yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi ISPA.

Pertama, Nutrisi dan Makanan

1. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang setiap hari untuk memenuhi.

2. Hindari makanan yang memicu batuk berlebihan seperti susu, makanan tinggi kadar garam, makanan tinggi karbohidrat olahan (kue kering, roti).

3. Penuhi kebuthan cairan karena kurang minum cairan (dehidrasi) dapat memperberat batuk.

Kedua, Lingkungan yang Baik

1. Suhu dan kelembapan ruangan yang ideal. 24-26 C dengan kelembapan 54-66 persen.

2. Hindari paparan rokok dalam ruangan.

3. Hindari paparan polusi yang tinggijaga kebersihan air conditioning/kipas di rumah.

4. Jaga kebersihan dan debu kamar, kasur, tirai, bantal, karpet, boneka anak.

5. Jaga hewan peliharaan tetap bersih.

Ketiga, Pencegahan yang Baik

1. Imunisasi sesuai jadwal : pneumonia dan influenza.

2. Tetap bergerak aktif dengan rutin berolahraga.

3. Penuhi jadwal tidur sesuai kebutuhan usia anak. 

Dinkes DKI Siaga Atasi Pencegahan Penyakit ISPA

Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyiapkan berbagai upaya untuk mencegah penyakit yang dialami oleh masyarakat akibat polusi udara yang memburuk.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati menjelaskan, pihaknya bersama Satgas pengendalian pencemaran udara berupaya perbaiki kualitas udara.

Sebab, saat ini masyarakat yang sakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) meningkat.

"Upaya yang telah dilakukan bersifat jangka pendek, menengah, dan panjang, melibatkan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) DKI Jakarta seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, hingga stakeholder terkait untuk menangani penurunan kualitas udara di Jakarta," kata Ani, Selasa (5/9/2023).

Menurut Ani, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sudah memberikan sanksi berupa penghentian sementara aktivitas usaha.

Baca juga: Pemkot Jaktim Wajibkan Perusahaan Pasang Alat Kabut Air Guna Mengurangi Polusi Udara

Ada dua perusahaan pergudangan dan penyimpanan (stockpile) batu bara yang terbukti belum mematuhi aturan pengelolaaan lingkungan.

"Kemudian, penegakan hukum untuk kewajiban uji emisi dalam bentuk tilang berbayar juga sudah dilakukan," terangnya.

Ani menerangkan, pihaknya telah memberikan beberapa imbauan supaya pelaku usaha di Jakarta bisa membantu menangani polusi udara.

Misalnya melakukan penghijauan secara massif, menyiapkan water mist pada gedung-gedung tinggi, mengadakan uji emisi bagi karyawan dalam lingkup internal perusahaan dan pembangunan konstruksi agar memasang safety net dan melakukan penyemprotan berkala tiga kali sehari.

Baca juga: Dampak Polusi Udara dan Musim Kemarau, Dinkes Kota Depok Catat Pengidap ISPA Naik 60 Persen

"Pada industri besar agar memasang scrubber pada buangan udara atau exhaust," tegasnya.

Sebagai informasi, dalam penanganan kesehatan masyarakat terdampak polusi udara, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah menyediakan 44 puskesmas kecamatan dan 31 RSUD yang siap melayani selama 24 jam.

Di puskesmas pun telah tersedia Poli ISPA dan layanan Pojok Polusi untuk edukasi kepada masyarakat.

Dinas Kesehatan DKI juga bekerjasama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan skrining kesehatan, sosialisasi, dan edukasi terkait polusi udara.

Ilustrasi - BPBD DKI usulkan teknologi spraying untuk menekan polusi udara di Jakarta.
Ilustrasi - BPBD DKI usulkan teknologi spraying untuk menekan polusi udara di Jakarta. (Istimewa)

Selain itu, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada Saka Bhakti Husada (SBH) terkait PHBS yang kemudian akan diteruskan sosialisasi dan edukasi tersebut ke sekolah-sekolah oleh Puskesmas dan SBH.

Tidak hanya itu, Tenaga Sanitasi Lingkungan di RSUD dan Puskesmas juga melakukan pengukuran kualitas udara secara indoor di ruang tunggu pelayanan pada fasilitas pelayanan kesehatan dan satu ruang kelas di satu sekolah terdekat.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga melakukan surveilans ketat penyakit respirasi dan melaporkan dalam SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan SI-PTM (Sistem Informasi Surveilans Penyakit Tidak Menular) serta melakukan analisis.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved