Polusi Udara

Balita Lima Tahun Terserang ISPA Akibat Polusi Jakarta, Orangtua Putuskan Tunda Sekolah Satu Minggu

Polusi udara di Jakarta masih tetap parah, masyarakat yang sakit ISPA seperti batuk pilek disertai demam sangat banyak.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Ilustrasi polusi udara yang kini terjadi di Jakarta. Akibatnya masarakat yang sakit ISPA seperti batuk, pilek, disertai demam meningkat tajam. 

"Itu jam terik, terus kan di situ ada perbaikan jalan untuk masang drainase gitu jadi udah hampir sebulanan macet di situ, terutama kalau jalan pulang," jelas dia.

"Terus sekolahnya udah mulai masuk minggu ini, kalau minggu kemarin dia itu bolos sih karena sakit, berobat juga bolak-balik ke klinik sama ke RS, jadi seminggu itu dia bolos," lanjutnya.

Kendati begitu, Dewi menyebut jika dalam beberapa hari ke depan, dirinya masih akan terus memeriksa kondisi putrinya ke dokter.

Dewi berujar, segala upaya sudah dilakukan untuk mencegah penyakit ISPA.

Mulai dari makan makanan bergizi, memakai masker, dan minum air putih yang cukup.

Hanya saja, pekatnya polusi udara di Ibu Kota nampaknya membuat upaya itu sulit efektif.

"Kalau misalnya orang dewasa udah pasti dia lebih tahu cara menjaga itu gimana dan itupun kani udah pakai masker kalau pergi-pergi ke mana, tapi tetap aja berasa kualitas udara yang sekarang emang menyengat banget di hidung," kata Dewi.

"Berasa lah mana jarak pandang juga kalau lihat gedung-gedung juga udah enggak kelihatan udah mutih, bedalah sama satu tahun dua tahun yang lalu. Kadang-kadang ada langut biru, jarak pandangnya enggak jauh, ini memang khawatir banget apalagi buat anak-anak," lanjutnya.

Pengennya sih anak anak di rumah aja tapi dia kalau di rumah aja bosen , apalagi juga dia udah swkolah, jadi satu minggu tiga kali harus keluar rumah.

Dewi sendiri sebenarnya ingin anaknya di rumah saja. Namun jika hal itu dilakukannya, kemungkinan anaknya akan merasa bosan.

Di samping itu, dia pun sebenarnya ingin mengajak keluarganya pergi ke luar kota yang udaranya lebih bersih, sesuai arahan pemerintah.

Hanya saja, kata Dewi, tak semua orang memiliki materi dan waktu yang sama untuk mewujudkan hal tersebut.

"Pemerintah kan ada menyarankan unruk healing paru-paru, cuti dulu pergi ke mana yang udaranya bagus untuk refresh, tapi kan enggak semua orang punya spend uang untuk liburan atau jalan-jalan, nah itu sedihnya di situ," kata Dewi.

"Jadi pengen refresh ke puncak atau ke mana yang udaranya bagus, tapi ya selain ngambil cuti agak susah, biayanya juga yang enggak ada," pungkasnya.

Selain dewi, Oci (45) juga merasakan hal yang sama. Putrinya yang kini berusia 14 tahun mengalami gejala ISPA.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved