Berita Jakarta
Beda Kualitas Udara Jakarta Setelah dan Sebelum Ditinggal Anies, Hotman Paris: Gawat Polusi
Beda Kualitas Udara Jakarta Setelah & Sebelum Ditinggal Anies Baswedan. Kini, Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, Jauh dari Standar WHO
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kualitas udara Jakarta kian memprihatinkan.
Berdasarkan Air Quality Index (AQI) untuk wilayah DKI Jakarta dalam situs IQAir pada Senin (7/8/2023), Indeks kualitas udara untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 168 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Disebutkan, Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 17.7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Buruknya kualitas udara sudah terjadi sejak beberapa pekan belakangan. Presiden Jokowi pun sampai memberikan komentar.
Di antaranya Jumat, 4 Agustus 2023 AQI untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 153 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Begitu juga dengan Sabtu, 5 Agustus 2023 AQI untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, yakni berada di angka 146 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Minggu, 6 Agustus 2023 AQI untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, yakni berada di angka 164 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Hari ini, Senin, 7 Agustus 2023 AQI untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, yakni berada di angka 168 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Baca juga: Polusi Udara Jakarta, Presiden Jokowi Sebut Pindah Ibu Kota, Bandingkan Komentar Hotman Paris
Kondisi tersebut dikeluhkan masyarakat.
Satu di antaranya Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea.
Lewat status instagramnya, dirinya mengaku kaget dengan buruknya kondisi udara Jakarta pada Senin (7/8/2023) pagi.
Dirinya menunggah kondisi udara di wilayah Ibu Kota yang dalam kondisi merah atau tidak sehat.
"Gawat polusi," tulis Hotman Paris pada Senin (7/8/2023) pagi.
Postingan Hotman Paris pun disambut beragam komentar dari masyarakat.
Mereka membandingkan kondisi Jakarta ketika masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono saat ini.
Pemprov DKI: Kualitas Udara Memburuk karena Kemarau
Terkait buruknya kualitas udara Jakarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Asep Kuswanto mengungkapkan polusi dipicu tingginya mobilitas masyarakat.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.
“Dengan semakin menguatnya (kegiatan) ekonomi, maka mobilitas masyarakat menggunakan transportasi juga semakin tinggi. Hal itu sangat berpengaruh terhadap kualitas udara Jakarta,” kata Asep Kuswanto dikutip dari Kompas.com pada Rabu (26/7/2023).
Asep berharap masyarakat mau menggunakan transportasi publik untuk berkegiatan.
“(Setidaknya) 70 persen pencetus kualitas udara buruk di Jakarta itu adalah dari transportasi, sehingga kalau ingin memperbaiki kualitas udara maka kurangilah mobilitas menggunakan mobil pribadi,” kata Asep.
“Pastinya gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan,” tambahnya.
Tak hanya itu, kualitas udara di Jakarta kian memburuk lantaran mulai memasuki musim kemarau.
"Ya karena memang hujan berkurang kemudian aktivitas masyarakat bertambah," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto, Minggu (16/7/2023).
Selain itu, aktivitas pembangunan infrastruktur dan konstruksi di Jakarta juga turut mempengaruhi kualitas udara.
“Pembangunan Jakarta biasanya tengah tahun hingga akhir sedang tinggi-tingginya, sehingga pembangunan konstruksi pun sangat berpengaruh terhadap kualitas udara,” ujar Asep.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Selain itu, Asep mengimbau agar masyarakat Ibu Kota menggunakan transportasi umum demi menjaga kualitas udara yang kurang baik saat musim kemarau.

Gunung Gede Pangrango Terlihat dari Kemayoran
Buruknya kondisi udara pada beberapa pekan belakangan berbanding terbalik ketika masa kepemimpinan Anies Baswedan.
Terlebih pada tahun 2021.
Ketika itu, media sosial diramaikan dengan beredarnya foto pemandangan Gunung Gede Pangrango yang diambil dari Kemayoran, Jakara Pusat.
Foto tersebut diambil pada Rabu (17/2/2021) pagi oleh seorang warga bernama Ari Wibisono.
Ari mengatakan, dia sengaja mengambil foto Jakarta dengan latar belakang Gunung Gede Pangrango.
Menurut dia, terlihatnya gunung tersebut menandakan kualitas udara di Jakarta sedang bersih.
"Sengaja lagi hunting naik motor lewat flyover Kemayoran arah Gunung Sahari. Pas di jembatan, saya berhenti," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
"Pukul 06.20 WIB sampai jam 07.00 WIB, gunung masih terlihat gagah. Jelang jam 07.30 WIB, gunung mulai hilang pelan-pelan," tambah dia.
Mengutip data dari situs AirVisual pada Rabu (17/2/2021) pukul 16.00 WIB, Air Quality Index (AQI) untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori sedang, yakni berada di angka 98 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Dengan AQI tersebut, Jakarta menempati peringkat ke-33 di antara kota-kota besar di dunia berdasarkan parameter kualitas udara buruk dan polusi kota.
Sementara itu, pada Rabu pukul 11.00 WIB, AQI untuk wilayah Kemayoran masuk kategori baik yakni berada di angka 37 dengan konsentrasi parameter PM 10.
Pandemi Bikin Udara Jakarta Bersih
Setahun lebih berselang, potret gagahnya Gunung Gede Pangrango dari Kemayoran juga diambil oleh fotografer Muhammad Ali Fikry.
Potret itu kemudian diunggah lewat akun Instagramnya, akun @alivikry pada Kamis (27/10/2022).
Dirinya menyampaikan potret tersebut menjadi bukti semakin bersihnya udara di Jakarta.
"Alhamdulillah warga Jakarta dan sekitarnya bisa menghirup udara segar," tulis Ali Fikry lewat akun @alivikry.
Sejak 25 hingga 27 Oktober 2022, tingkat polusi di Jakarta berturut-turut 53 AQI US; 63 AQI US;74 AQI US.
Sementara pada Jumat, 28 Oktober 2022 tingkat polusi di Jakarta berwarna hijau atau baik, dengan nilai 46 AQI US.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Syaripudin mengatakan, penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama pandemi Covid-19 berdampak positif bagi lingkungan.
Hal tersebut, kata Syaripudin, bisa terlihat dari kualitas udara dan pandangan langit Jakarta yang tidak lagi berkabut karena polusi udara.
"Pandemi telah menunjukkan kepada kita bahwa masih ada harapan untuk lingkungan hidup yang lebih baik," ujar Syaripudin dalam keterangan tertulis, Rabu.
Selama PSBB berlangsung, Pemprov DKI banyak melakukan pembatasan aktivitas kepada warga Jakarta.
Pembatasan itu mulai dari di tempat kerja, fasilitas sosial dan fasilitas umum, sampai ke transportasi umum.
Dengan rendahnya mobilitas warga Jakarta yang bepergian ke luar rumah, kata Syaripudin, pencemaran udara dari kendaraan umum dan tempat industri menjadi berkurang.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya juga mengatakan, PSBB membawa dampak positif terhadap kualitas udara di Ibu Kota.
Dia mengatakan, langit di Jakarta menjadi biru cerah karena berkurangnya polusi udara di karena PSBB.
"PSBB yang sedang berlangsung juga membawa dampak positif bagi lingkungan. Terbukti dengan langit biru cerah, berkurangnya polutan dan kualitas udara yang baik," ujar Anies dalam akun Facebook-nya, Sabtu (14/2/2021).
Anies menjelaskan, PSBB membuat banyak orang menerapkan gaya hidup baru, termasuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi ramah lingkungan.
Dia mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan harapan untuk lingkungan hidup yang lebih baik.
Dicegah Masuk Jakarta, 120 Pelajar Diduga Ikut Aksi Unjuk Rasa Buruh di Gedung DPR/MPR RI |
![]() |
---|
Gratis Naik Transportasi Umum, Warga Jakarta Puas Punya KLG |
![]() |
---|
Pengamen di Duren Sawit Jaktim Gagalkan Preman Curi Besi Scaffolding |
![]() |
---|
Alasan Dishub Jakarta Batal Pangkas Trotoar Jalan TB Simatupang Jaksel |
![]() |
---|
Pramono Klaim jadi yang Pertama di Tingkat Pemprov, DKI Jakarta Laporkan APBD ke Publik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.