Berita Daerah

Gencarkan Energi Baru Terbarukan, Pembangunan PLTM dan PLTS di Jawa Tengah Masuk RPJMD

proyek yang dibangun sebagai wujud penerapan EBT di Jawa Tengah antara lain PLTS terapung Waduk Wadaslintang

Editor: Ahmad Sabran
HO
PLTMH Desa Sido Sidomulyo, Lebak Barang, Pekalongan, Jawa Tengah 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sejak 2019, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memasang PLTS di setiap kantor organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk DPRD Jawa Tengah dan beberapa lembaga pendidikan.

Pemanfaatan PLTS tersebut tak hanya dapat menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), tetapi juga bernilai ekonomis seperti memangkas tagihan listrik sekitar 30 hingga 40 persen.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan akan terus mengoptimalkan Energi Baru Terbarukan (EBT) di daerahnya.

"Ini perlu dimulai. Jadi kalau bicara renewable energy kita sudah memulai beberapa yang bisa kita lakukan. Umpama geotermal, Jawa Tengah ada beberapa titik potensial yang sudah dilakukan, panel surya kita bisa melakukan," ujar Ganjar di Puri Gedeh Semarang pada Senin (27/3/2023).

Dalam upaya optimalisasi potensi EBT, Ganjar juga menggerakkan pembangunan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) yang berada di Banjaran dan Logawa, Kabupaten Banyumas. Kapasitas PLTM tersebut sebesar 16.757.000 Kwh yang berdiri di lahan seluas 28.000 m2

Baca juga: Viral, Sedang Ibadah Misa, Jemaat Gereja di Yogyakarta Malah Kumandangkan Takbir saat Terjadi Gempa

Adapun Potensi energi terbarukan di Jawa Tengah, antara lain terdiri dari pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm) dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Ganjar juga memperkuat komitmen penerapan EBT di Jawa Tengah, melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Langkah itu diapresiasi Institute for Essentiol Services Reform (IESR) saat rangkaian G20 Side Event di Bali tahun lalu.

Hal itu yang mendorong Ganjar untuk terus mengupayakan optimalisasi EBT, serta pengembangan dan keberlanjutannya untuk mereduksi dampak pemanasan global.

Baca juga: Semula Dikeluhkan Warga, Pemkot Jaksel Ubah Kotoran Sapi Jadi Berkah

"Dalam skala-skala yang mungkin belum terlalu besar tapi bisa dimanfaatkan umpama sampah, ini juga ekonomi sirkular, waste to energy bisa dilakukan," kata Ganjar.

"Ada potensi gas rawa yang hari ini di beberapa desa kita juga sudah lakukan. Kalau ini semua kita dorong terus-menerus, transformasi menuju green energy akan lebih cepat," sambung Ganjar.

Sejumlah proyek yang dibangun sebagai wujud penerapan EBT di Jawa Tengah antara lain PLTS terapung Waduk Wadaslintang dan pengembangan pembangkit listrik tenaga geothermal di Candi Umbul Telomoyo.

Baca juga: Komnas HAM Dorong Pelibatan Kelompok Rentan dalam Pemilu 2024

Selain itu, Jawa Tengah juga telah memiliki 2.353 Desa Mandiri Energi (DME) yang membuat Jawa Tengah jadi percontohan pengembangan EBT.

Dari 2.353 desa mandiri energi, terdiri atas 2.167 desa mandiri energi inisiatif, 160 desa mandiri energi berkembang, dan 26 desa mandiri mapan yang tersebar di 35 kabupaten dan kota se-Jawa Tengah.

Keberhasilan transisi energi tersebut memberikan beragam manfaat. Di antaranya, biaya sistem kelistrikan yang lebih murah, diversifikasi ekonomi, pengembangan industri baru, munculnya lapangan kerja hijau, perbaikan kualitas udara, tanah, dan air, serta penurunan biaya kesehatan.

 

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Potensi Energi Surya Jateng Melimpah Ruah, Pertumbuhan Investasi Perlu Digenjot"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved