Ada Peran 50 Madrasah Ibtidaiyah dalam Pengembangan Sepak Bola Putri di Kudus

50 Madrasah Ibtidaiyah terlibat dalam rangkaian kegiatan pengembangan sepak bola putri di Kudus. Diharapkan, muncul pesepak bola putri jempolan.

Editor: Eko Priyono
Djarum Foundation
Pelatih berlisensi UEFA A Timo Scheunemann berbagi materi pada acara MilkLife Coaching Clinic yang berlangsung di Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus, Jawa Tengah. Materi yang diberikan di antaranya penguasaan bola, dribel, mengumpan, hingga taktik menyerang dan bertahan. 

Total tenaga pendidik yang mengikuti pelatihan ini berjumlah 111 orang.

Selain itu, sebanyak 16 pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) di Kudus dan 29 mantan pesepak bola juga diikutsertakan, untuk mengantisipasi jika ada sekolah yang akan berlaga pada MilkLife Soccer Challenge bulan Agustus dan September 2023 mendatang, namun tidak memiliki guru olahraga.

Bekal membentuk tim

Sementara Timo, pelatih berlisensi UEFA A, menyebut klinik kepelatihan yang diselenggarakan diharapkan menjadi bekal bagi para tenaga pendidik untuk membentuk tim.

Selama klinik kepelatihan, Timo berbagi materi seputar penguasaan bola, dribel, mengumpan, taktik menyerang dan bertahan, hingga program latihan sesuai standar SSB.

"Diharapkan para siswi yang tergabung dalam tim nantinya sudah memiliki teknik dasar dalam bermain sepak bola. Selain penguasaan teknik, yang terpenting adalah anak-anak merasa fun ketika menjalani latihan maupun bertanding. Sehingga nantinya mereka akan mencintai sepak bola dan akan menekuninya," kata Timo.

Salah satu materi teknik dasar yang wajib dikuasai adalah ball mastery.

Pada materi ini, Timo membagi dalam dua tingkatan yakni variasi mudah dan sulit, di mana tahapan dimulai dari penguasaan bola secara perlahan, peningkatan kecepatan, hingga tanpa melihat yang menuntut fokus individu sebagai starting point dan dribbling dengan berbagai sisi kaki kiri dan kanan.

"Sedangkan untuk teknik dribbling dan passing, saya membagi dalam tiga aspek yaitu teknik, taktik, dan fisik. Pada teknik ini yang terpenting adalah keaktifan kaki dalam mengontrol bola. Sementara untuk taktik menyerang dan bertahan yang dititikberatkan respons pemain pada sebuah tim dalam menentukan kapan waktu untuk menyerang atau bertahan," ujar Timo

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan klinik kepelatihan yang diadakan bagi para guru dan nantinya bermuara para turnamen sepak bola putri.

"Kami berkomitmen menyebarkan semangat dan kecintaan berolahraga khususnya sepak bola putri kepada siswi-siswi SD di Kudus, Jawa Tengah. Sebelum melangkah ke tahap pembinaan para pemain, guru-guru SD dilatih terlebih dahulu. Semoga dari kegiatan ini, akan lahir pesepak bola yang bisa berjuang demi Indonesia di kejuaraan kasta tertinggi yaitu Piala Dunia," ucap Yoppy.

Trivia
- MilkLife Soccer Challenge merupakan turnamen yang digagas Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife yang mempertandingkan siswi SD kategori usia U-10 dan U-12

- Berbeda dengan sepak bola dewasa, sepak bola di dua kelompok usia ini menggunakan bola ukuran 4 dengan diameter 63,5 hingga 66 cm dan berbobot 0,33-0,36 kg

- Luasan lapangan pun menyusut menjadi 24 x 40 meter dan gawangnya berukuran 2 x 5 meter

- Sedangkan durasi permainan hanya 2 x 10 menit dengan waktu istirahat selama 5 menit

- MilkLife Soccer Challenge bertujuan untuk membangkitkan semangat dan kecintaan berolahraga di kalangan siswi SD, dengan tujuan besar kelak lahir para pesepak bola putri

- Untuk memopulerkan sepak bola putri di kalangan siswi SD tersebut, MilkLife Soccer Challenge dijadwalkan akan bergulir sebanyak tiga hingga empat kali dalam setahun di Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus, Jawa Tengah

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved