Berita Nasional

Diplomasi Buahkan Hasil, Rute Penerbangan Bali-Papua Nugini Diresmikan, Putu Rudana: Ini Sejarah

Menurut dia, perjuangan untuk membuka rute baru ini tidaklah mudah, mengingat sempat ada hubungan yang kurang baik antara Indonesia-Papua Nugini

Editor: Feryanto Hadi
Ist
Peresmian penerbangan rute Bali ke Bandara Internasional Jacksons Port Moresby, Papua Nugini 

WARTAKOTALIVE.COM, BALI-- Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana bersama Direktur Utama PT. Citilink Indonesia Dewa Kadek Rai, dan Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun, meresmikan penerbangan rute Bali ke Bandara Internasional Jacksons Port Moresby, Papua Nugini

Peresmian rute baru ini dilakukan di Bandara Internasional Ngurah Rai pada Minggu, 2 Juli 2023.

Putu selaku pimpinan BKSAP DPR RI mengaku bangga dan terharu bisa menghadiri momen bersejarah, yakni menyaksikan peresmian rute penerbangan dari Bandara Ngurah Rai Bali menuju Bandara Internasional Jacksons Port Moresby, Papua Nugini.

“Hari ini bersejarah, satu hal bisa kita wujudkan yaitu direct flight, historical flight, national flight carier kita, Citilink dengan Bendera Merah Putihnya bisa mendarat di Port Moresby, Papua Nugini,” Ujarnya.

Legislator asal Bali ini mengaku senang karena usaha perjuangan yang telah dilakukan selama dua bulan belakangan oleh Parlemen Indonesia, akhirnya bisa terwujud.

Memang, Putu sudah sering bolak balik melakukan kunjungan kerja sama bilateral ke Papua Nugini.

Bahkan, ia sempat diterima oleh Perdana Menteri Papua Nugini James Marape, Penjabat Ketua Parlemen Papua Nugini Koni Iguan dan Acting Speaker/Plt Ketua Nasional Parlement of Papua New Guinea (PNG), Hon Johnson Wapunai. Selain itu, Putu juga mengundang delegasi Parlemen Papua Nugini ke Museum Rudana, Bali.

“Tentu, saya merasa bangga dan terharu karena apa yang kita usahakan 2 bulan ini terwujud. Saya bolak balik ke Papua Nugini, di sana bukan sekAdar diterima parlemen tapi dijamu Perdana Menteri Papua Nugini. Mereka menunggu penerbangan ini agar bisa berkunjung ke Indonesia, khususnya pulau Bali,” ujarnya.

Menurut dia, perjuangan untuk membuka rute baru ini tidaklah mudah, mengingat sempat ada hubungan yang kurang baik antara Indonesia dengan Papua Nugini.

Putu menambahkan, PNG juga dijanjikan dua hal sehingga nyaris tidak mau menerima delegasi Parlemen Indonesia saat kunjungan ke Papua Nugini.

Akhirnya, Putu selaku pimpinan BKSAP DPR RI (Ketua GKSB) terus membangun komunikasi yang mengedepankan soft diplomacy melalui seni dan budaya.

Bahkan, Putu mengundang Delegasi Parlemen Papua Nugini, yakni Plt Ketua Nasional Parlement of Papua New Guinea (PNG), Hon Johnson Wapunai datang ke Museum Rudana, Bali. Saat itu, ia menjamu dengan menampilkan seni budaya Bali hingga membuat mereka terkesan.

“Saya dengar ada janji yang belum kita tunaikan, yaitu direct flight yang kita janjikan, dan MoU antara Parlemen Indonesia dan Papua Nugini. Plt Ketua Nasional Parlement of Papua New Guinea (PNG), Hon Johnson Wapunai saya undang datang ke Bali, kita tampilkan seni budaya. Diplomasi inilah yang membuat hubungan bilateral antara Papua Nugini dengan Indonesia akan jauh lebih baik dan meningkat lagi,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Putu yang juga Anggota Komisi VI DPR RI ini mengatakan semua pihak apabila bersatu bisa melakukan pembangunan secara bersama-sama seperti halnya mewujudkan rute penerbangan dari Bandara Internasional Bali menuju Bandara Internasional Port Moresby, Papua Nugini.

Baca juga: Putu Rudana Minta Jokowi Tak Cuma Bahas Perbatasan saat Berkunjung ke Papua Nugini

“Saya apresiasi Citilink, BUMN, Pemerintah Indonesia, Pemerintah Daerah Bali, DPR RI yang dipimpin Ibu Puan Maharani selaku Ketua DPR RI, dan para Wakil Ketua DPR RI antara lain Pak Sufmi Dasco Ahmad, Rachmat Gobel, Pak Muhaimin Iskandar, Pak Lodewijk Freidrich Paulus. Kita buktikan bahwa kita bisa wujudkan jika kita bersama bergandengan tangan untuk mencapai satu cita-cita,” ungkapnya.

Untuk itu, ia berharap kehadiran penerbangan rute Bali ke Papua Nugini dapat meningkatkan hubungan bilateral kedua negara tersebut, baik hubungan connectivity, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan terpenting mengawal kedaulatan kedua bangsa.

“Kita mendukung mereka melalui penerbangan ini. Dengan kehadiran Citilink dan semua pihak, kami yakin ini bukan sekedar hubungan transportasi konektifitas, tapi lebih dari itu membawa Bendera Indonesia mendekatkan kepada Papua Nugini dan rakyatnya. Ini menyangkut respect, harmoni hubungan kedua negara dan saling menghargai kedaulatan negara masing-masing.

Konektivitas ini akan mampu meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi, pariwisata, investasi dan lain-lain. Kami harap penerbangan ini akan lancar dan sukses untuk kedepannya, jadi Citilink jangan menyerah,” kata Putu.

Baca juga: BKSAP DPR RI Lakukan Diplomasi di Museum Rudana, Ketua DPR Papua Nugini Akui Kedaulatan NKRI

Putu juga berharap dibukanya penerbangan rute internasional ini dapat menyumbang peningkatan wisman yang berkunjung ke Bali. Yang mana target khusus dari Gubernur Bali Wayan Koster tahun 2023 ini kunjungan wisman adalah 4,5 juta orang.

"Dengan dibukanya penerbangan ini, saya berharap masyarakat Papua Nugini banyak yang berkunjung ke Bali. Karena target yang disampaikan oleh Pak Gubernur adalah 4,5 juta kunjungan tahun ini. Kami optimis pasti akan tercapai target," Jelasnya.

Sementara Direktur PT. Citilink Indonesia, Dewa Kadek Rai sepakat dengan Putu Supadma Rudana yang menyebut bahwa penerbangan rute Bali menuju Port Moresby, Papua Nugini ini merupakan penerbangan yang bersejarah.

“Penerbangan ke Papua Nugini ini adalah penerbangan historical, dan ini penerbangan pertama kali membangun konektivitas antara Indonesia dengan negara tetangga kita Papua Nugini,” kata Dewa.

Oleh karenanya, ia mengharapkan dukungan seluruh pihak agar penerbangan rute Bali ke Post Moresby ini bisa terus bertambah agar hubungan bilateral antara Indonesia dengan Papua Nugini terjalin semakin baik.

Menurut dia, penerbangan ini sementara baru dua kali seminggu yakni tiap hari Minggu dan Kamis dengan pesawat tipe Pesawat Jet Airbus 320 dan kapasitas 180 seat.

Hadir dalam inaugurasi ini General Manager PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Handy Heryudhitiawan; Ketua Komite Multilateral Kadin untuk Kepulauan Pasifik, Bambang Suwarso; perwakilan CASA Papua Nugini, Capt. Malakai / Capt Valentine; Perwakilan stakeholder dan industri pariwisata Bali.

Pemerintah Harus Tunjukkan Komitmen Hubungan Bilateral

Putu Supadma Rudana bersama sejumlah delegasi melakukanpertemuan dengan Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape dan Penjabat Ketua Parlemen Papua Nugini, Koni Iguan.

Putu menyebut, pertemuan tersebut berlangsung hangat.

Dia pun mengapresiasi PM Papua Nugini yang telah menyambut rombongan dari Indonesia seperti keluarga sendiri

“Kita bangga diterima bilateral dengan baik oleh Ketua Parlemen dan Perdana Menteri Papua Nugini. Mereka sangat ramah dan penuh dengan rasa kekeluargaan,” kata Putu Rudana melalui keterangannya pada Selasa (13/6/2023)

Saat itu, Putu bersama sejumlah delegasi Parlemen Indonesia mengaku kaget disiapkan makan siang yang digunakan untuk menerima tamu kehormatan dengan kursi putih, ikat merah atau Bendera Merah Putih, dan disambut dengan tarian-tarian tradisional yang bagus dan indah.

Baca juga: Putu Rudana: Omnibus Law Kebudayaan Diperlukan untuk Pemajuan Kebudayaan

“Waktu di Museum Rudana Bali, kita juga menerima kunjungan mereka dengan lingkungan budaya ada seni tari, seni tabuh, seni lukis dan mereka apresiasi. Kita jembatani untuk pembuatan patung founding father atau Perdana Menteri pertama Papua Nugini, yang akan dipasang di Gedung Parlemen. Founder Museum Rudana pun turut membantu, mereka sangat senang sekali,” ujarnya.

Sementara, Putu mengungkap pertemuan dengan Perdana Menteri dan Parlemen Papua Nugini selama hampir 1 jam membahas berbagai hal. Bahkan, kata dia, delegasi Parlemen Indonesia diundang langsung untuk mengikuti Sidang Paripurna Parlemen Papua Nugini dengan mengesahkan tujuh Undang-undang.

“Belum pernah terjadi di Papua Nugini (sahkan tujuh UU), biasanya dua UU. Karena mereka merasa ingin menunjukkan ke Indonesia bahwa Papua Nugini betul-betul negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Semua bicara kami merasa bangga salam hormat Parlemen Indonesia yang memantau sidang ini,” ungkap Legislator asal Bali ini.

Baca juga: Putu Rudana: RUU Permuseuman Harus Sejalan dengan Trisakti Bung Karno

Putu menyebut Duta Besar Papua Nugini yang ditunjuk untuk Indonesia, Simon Namis, terpesona melihat keakraban dan kehangatan hubungan diplomasi antara delegasi Parlemen Indonesia dengan Parlemen Papua Nugini.

Karena, kata Putu, Duta Besar Simon menyampaikan belum pernah terjadi dengan negara manapun hal seperti ini.

“Pak Duta Besar mengatakan kepada saya, bahwa diplomasi saat ini sangat luar biasa dan penuh keakraban. Dan belum pernah terjadi dengan negara manapun, kecuali Indonesia. Karena saya selalu melihat, bahwa Papua Nugini adalah negara tetangga terpenting buat Indonesia,” jelas dia.

Maka dari itu, Putu memanfaatkan momentum keakraban diplomasi dengan Parlemen Papua Nugini ini untuk mendorong kerja sama yang komprehensif antarkedua negara tersebut.

Menurut dia, selama ini Indonesia absen untuk melakukan reach out kepada negara terpenting seperti Papua Nugini.

Baca juga: Putu Rudana: Alutsista Kontingen Garuda Indobatt di Lebanon Perlu Ditingkatkan

“Kita sebagai kakak mereka, ingin reach out turut membantu pembangunan berbagai bidang khususnya peningkatan capacity building, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, disamping juga lainnya,” ucapnya.

Selanjutnya, Putu mengatakan bagaimana Indonesia mendorong kerja sama bilateral dalam peningkatan capacity building, meningkatkan sumber daya manusia mereka.

Apalagi, kata dia, Indonesia punya perguruan tinggi bagus dan vokasi yang banyak.

"Kita harus reach out ke mereka. Kita sebagai tetangga yang masuk dalam G20 dan Keketuaan ASEAN plus Keketuan secara Parlemen AIPA (ASEAN Inter-Parliamentary Assembly) tentu wajib hadir lebih konkret memberikan bantuan kepada masyarakat Papua New Guinea sehingga mereka tidak hanya menjadi penonton dalam berbagai peningkatan ekonomi dan pariwisatanya,” sebutnya.

Ketua Asosiasi Museum ini mengatakan Indonesia dan Papua Nugini saling mendukung multilateral parlemen. Lalu, parlemen kedua negara ini juga harus saling mengunjungi agar saling kenal.

Tentu, kata dia, kedepankan soft diplomacy melalui budaya bahwa hubungan kekeluargaan.

“Tidak ada negara lebih hebat, lebih kecil. Tapi kekeluargaan, kebersamaan itu dan komitmen ini ada Indonesia,” katanya.

Dengan demikian, Putu menegaskan BKSAP DPR RI sebagai ujung tombak sudah melakukan hal-hal atau upaya-upaya maksimal menjaga hubungan diplomasi yang lama terbangun dengan Papua Nugini ini agar tetap baik.

Kini, lanjut dia, tinggal bagaimana pemerintah untuk menindaklanjuti hubungan bilateral kedua negara tersebut.

"Sekarang tugas pemerintah sebagai eksekutif untuk menunjukkan komitmen-komitmen itu kepada negara Pasifik, khususnya Papua Nugini sebagai negara terbesar di kawasan Pasifik dan berbatasan langsung dengan Pulau tertimur Indonesia, menunjukkan leadership, kepemimpinan Indonesia sebagai kakak mereka di kawasan Pasifik, mendorong bumn-bumn kita untuk turut hadir dalam pertumbuhan ekonomi PNG baik dalam bidang perdagangan, investasi maupun retail ,” pungkasnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved