Universitas Indonesia

Anak Driver Ojol Asal Magetan,Jawa Timur Bisa Kuliah Gratis di UI, Begini Caranya

Nurisha Kitana, anak driver ojol Asal Magetan, Jawa Timur bisa kuliah gratis di UI, begini caranya.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dodi Hasanuddin
Istimewa
Anak Driver Ojol Asal Magetan,Jawa Timur Bisa Kuliah Gratis di UI, Begini Caranya 

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Anak driver ojol Asal Magetan, Jawa Timur bisa kuliah gratis di UI, begini caranya.

Setiap orang mempunyai impian. Begitu juga dengan Nurisha Kitana. Perempuan asal Magetan, Jawa Timur itu bercita-cita untuk kuliah di FISIP Universitas Indonesia (UI).

Walaupun berasal dari keluarga yang perekonomiannya pas-pasan tak menyurutkan semangat Nurisha kuliah di jurusan Ilmu Politik FISIP UI.

Baca juga: Dinilai Unggul dalam Penelitian, Dua Tahun Berturut-turut UI Raih Posisi 5 Besar Dunia

Bahkan, Nurisha membuat orangtuanya bangga lantaran kuliah di FISIP UI tak mengeluarkan uang sepeser pun.

"Saya tidak butuh uang sama sekali untuk masuk UI," Nurisha dalam wawancara dengan TribunnewsDepok.com di Kampus UI Depok, Beji, Senin (12/6/2023).

Nurisha mengaku berasal dari keluarga kurang mampu. Ayahnya berprofesi sebagai tukang bengkel sekaligus pengendara ojek online pada sore harinya.

Namun dengan keterbatasan ekonomi ini, wanita yang biasa disapa Risha ini bisa mewujudkan impiannya kuliah di aalah satu kampus terbaik di Indonesia.

"Saya menyelesaikan sekolah menengah di SMAN 1 Maospati di Magetan. Waktu SMA, saya memilih program studi IPS," ucap Risha.

Namun pandemi Covid-19 yang muncul pada 2020 lalu membuat Risha tidak bisa mengembangkan kreativitasnya.

"Saya bingung mau ngapain ya. Mau ikut lomba-lomba, tidak bisa. Saya lalu ikut kegiatan sosial dengan bergabung dalam kelompok-kelompok relawan," tuturnya.

Baca juga: Di NAFSA ke-73, UI Ciptakan Kerja Sama Baru dengan Mitra Pendidikan dari Seluruh Dunia

Risha lalu bergabung dengan relawan pengumpul data di IGD rumah sakit se-Jawa-Bali.

"Saya dapat penugasan di RS di Purwakarta. Setelah selesai, saya dapat apresiasi sebagai Collector Data Digital dari Kementerian Kesehatan," ungkapnya

Selain itu, Risha juga mencoba mengikuti lomba Social Project Ideas Competition.

"Saya bikin gerakan pemberdayaan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) dengan nama Gandeng ODGJ bersama teman-teman. Kami meraih juara 3 tingkat nasional," imbuhnya.

Dengan bekal rata-rata nilai raport 93,6 serta berbagai sertifikat yang telah diraihnya, Risha pun memberanikan diri mendaftar ke UI.

"Saya masuk UI melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) karena saya rangking 1 paralel. Saya juga input 3 sertifikat yaitu Sertifikat Kemenkes, Gandeng ODGJ dan juara Lomba Short Movie," tambahnya.

Setelah selesai mendaftar SNMPTN, Risha melupakan mimpi masuk UI. Selain kondisi ekonomi yang kurang mendukung, dia juga sadar diri bukan dari sekolah favorit.

"Alumni sekolah saya jarang masuk UI. Sekolah saya pun masuk rangkin 900-an di tingkat nasional," imbuhnya.

Baca juga: SIMAK UI 2023 Resmi Dibuka, Lulusan SMA Bisa Langsung Daftar, Ini Syaratnya

Namun ternyata perjuangan Risha membuahkan hasil. Dia dinyatakan diterima di FISIP UI.

"Saya menangis karena bahagia. Tetapi saya tidak memberi tahu siapa-siapa kalau saya diterima masuk UI, kecuali orang tua," bebernya.

Saat dia memberitahu orang tuanya soal kabar gembira ini, ibunya kurang begitu antusias.

"Ibu mengatakan, UI memang bagus tetapi mahal. Apalagi kuliahnya merantau jauh di Depok. Tak hanya itu, adik saya juga terkena kanker ginjal sehingga butuh uang untuk pengobatan. Ini membuat saya sedih dan kehilangan harapan," tuturnya.

Sementara reaksi ayah, lanjut dia, meskipun banyak pikiran tetapi dia berusaha tenang.

"Ayah bilang, tenang saja pasti ada jalan," imbuh Risha.

Lalu diam-diam bersama ayahnya Risha mengurus beasiswa KIP-K (Kartu Indonesia Pintar-Kuliah) atau Bidikmisi.

"Kami disuruh mengirim foto rumah, aset, dan penghasilan," ucapnya.

Sebulan kemudian, harapan Risha untuk melanjutkan kuliah di kampus impiannya akhirnya terwujud.

"Saya dinyatakan lulus beasiswa KIP-K pada 17 Mei 2022. Jadi ketika masuk UI, saya tidak langsung bayar. Ketika saya sudah diharuskan mulai bayar, saya sudah dapat dana dari beasiswa KIP-K," tambahnya.

"Hingga kini saya tidak butuh uang dari orang tua karena dana beasiswa bisa mencukupi semua kebutuhan," tandas Risha.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved