Pilpres 2024
Penjelasan Tim Anies Baswedan Terkait Data Jalan Era SBY dan Jokowi yang Dikoreksi PUPR
Pihak Bakal Capres Anies Baswedan salahkan media online terkait data pembangunan jalan tol di era SBY dan Jokowi yang ternyata salah.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pihak Bakal Capres Anies Baswedan memberi penjelasan terkait data pembangunan jalan tol pada era SBY dan Jokowi.
Diketahui sebelumnya pernyataan Anies Baswedan di Milad ke-21 PKS yang membandingkan pembangunan jalan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menuai komentar beragam.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut bahwa pembangunan jalan tidak berbayar pada era SBY jauh lebih banyak ketimbang era Jokowi.
Belakangan pemerintah membuka data pembangunan jalan ke publik dan menyebut bahwa data yang disampaikan Bakal Capres dari PKS tersebut salah.
Terkait hal tersebut tim pemenangan Anies Baswedan, Hendri Satrio (Hensat), mengatakan bahwa data yang disampaikan Anies Baswedan tersebut dikutip dari pemberitaan sebuah media online.
Hensat memintan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengklarifikasi data pembangunan jalan tersebut ke media online yang memuat data yang kemudian dikutip Anies Baswedan.
Dikutip dari Kompas.com pada Kamis (25/5/2023) Hensat meminta agar Kementerian PUPR mengklarifikasi data tersebut ke media online Katadata.co.id.
Sebab, menurutnya, Anies hanya membacakan data dari media tersebut saat membandingkan pembangunan jalan era SBY dan Jokowi.
Baca juga: VIDEO Kubu Anies Baswedan Merasa Seolah "Diinjak" Karena Tidak diendorse Jokowi
"Itu PUPR menurut saya klarifikasi ke Katadata saja. Kan Mas Anies cuma membacakan hasil karya jurnalistiknya Katadata, gitu," ujar Hensat saat dihubungi, Rabu (24/5/2023) malam.
Lebih lanjut, Hensat mengatakan, seharusnya pemerintah berterima kasih kepada Anies Baswedan.
Menurutnya, karena Anies membacakan data pembanding pembangunan jalan era SBY dengan Jokowi, pemerintah jadi melakukan pengecekan ulang.
"Dan bagus lah kalau kemudian diperbaiki. Jadi dicek-dicek saja tuh. Jadi thanks to Mas Anies lah. Akhirnya, pemerintah cek dan ricek lagi datanya," katanya.
Oleh karena itu, Hensat kembali menekankan agar Kementerian PUPR melakukan klarifikasi ke media yang dimaksudnya.
"Tapi, kalau klarifikasi, mestinya klarifikasinya ke Katadata tuh. Dan untung saja dibacain Anies. Jadi pada sibuk nyari perbaikan data. Mungkin kalau enggak dibacain, enggak dicek and ricek itu," ujar Hensat.
Pembangunan Jalan Era SBY Lebih Panjang
Sebelumnya, Anies Baswedan mengatakan, pembangunan jalan di era kepemimpinan SBY lebih panjang dibandingkan era Jokowi.
Menanggapi hal tersebut, Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian mengatakan, ada kesalahan dalam menafsirkan atau memahami data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
"Yang disebut bahwa pembangunan jalan SBY lebih panjang dari zaman Jokowi, itu bukan itu maksud data BPS, jadi salah interpretasi data BPS," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Hedy menjelaskan bahwa data BPS yang menjadi acuan pernyataan Anies tersebut menampilkan data berdasarkan status jalan dari jalan provinsi menjadi jalan nasional, bukan data pembangunan jalan baru.
Misalnya, sekian kilometer jalan provinsi sudah dibangun sebelum era SBY, tetapi pada era SBY jalan provinsi tersebut berubah statusnya menjadi jalan nasional karena diterbitkan surat keputusan (SK) baru.
"Jadi status kewenangan jalan nasionalnya bertambah sekian belas ribu kilometer itu, itu adalah perubahan status dari jalan provinsi menjadi jalan nasional. Bukan pembangunan jalan baru," kata Hedy.
Pernyataan Anies soal jalan Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, pembangunan jalan nasional non-tol era kepemimpinan SBY lebih panjang dibandingkan era Jokowi.
Hal itu diutarakannya saat pidato dalam acara hari ulang tahun (HUT) ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).
Awalnya, Anies menyebut era Jokowi berhasil membangun jalan tol terpanjang 1.569 kilometer dari total jalan tol saat ini 2.499 kilometer. "63 persen dari seluruh jalan tol berbayar di Indonesia itu dibangun di masa sekarang," ujarnya.
Namun, menurut Anies, Jokowi masih kalah dengan SBY dalam hal pembangunan jalan tak berbayar yang bisa digunakan seluruh masyarakat tanpa ada biaya.
"Saya bandingkan dengan pemerintahan yang lalu, di jaman pak SBY jalan tak berbayar yang dibangun sepanjang 144.000 kilometer atau 7,5 kali lipat," ujarnya.
Anies kemudian mengerucutkan perbandingan jalan yang dibangun oleh Pemerintah Pusat, yaitu jalan nasional. Ia mengatakan, selama Jokowi memimpin, hanya sekitar 500 kilometer jalan nasional yang terbangun.
"Era SBY bisa 20 kali lipat dari pencapaian pemerintah saat ini. "Di era 10 tahun sebelumnya 11.800 kilometer, 20 kali lipat," kata Anies.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan Pihak Anies Usai Disebut Salah Tafsir Data Saat Bandingkan Pembangunan Jalan"
Penulis : Adhyasta Dirgantara
Editor : Novianti Setuningsih
Catatan redaksi: Judul dan lead berita ini dikoreksi agar tidak memunculkan salah tafsir, meski secara umum isi relatif sama.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.