Sejarah Jakarta
Sejarah Jakarta, Taman Menteng dari Lapangan Belanda, Markas Persija, Hingga Tempat Anak Gaul
Taman Menteng menjadi salah satu taman terkenal di Jakarta. Taman Menteng yang sudah berusia lebih dari satu abad menyimpan banyak sejarah Jakarta
Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Taman Menteng menjadi salah satu taman terkenal di Jakarta. Lokasi Taman Menteng yang sudah berusia lebih dari satu abad menyimpan banyak sejarah Jakarta.
Taman Menteng terletak di Jalan HOS. Tjokroaminoto Menteng, Jakarta Pusat. Sejumlah bangunan kaca di Taman Menteng menjadi ciri khas taman tersebut.
Siapa sangka, pada sejarah Taman Menteng, taman modern itu ternyata dulunya merupakan sebuah lapangan.
Dalam sejarah Taman Menteng, taman tersebut dulunya merupakan sebuah lapangan yang dibangun oleh pemerintahan Hindia Belanda.
Dulu, Taman Menteng bernama Lapangan Vios yang dibangun pada 1921 dan dirancang oleh arsitek Belanda, F.J. Kubatz dan P.A.J Moojen.
Pada masa kolonialisme Belanda, Lapangan Vios menjadi tempat digelarnya bermacam-macam kegiatan olahraga salah satunya tentu ialah sepak bola.
Namun pada masa itu Lapangan Vios hanya dipakai perkumpulan sepak bola yang menyewanya saja, bukan sebagai lapangan terbuka maupun umum.
Memasuki masa kemerdekaan, Lapangan Vios berubah nama menjadi Lapangan Menteng.
Di tahun 1961, Lapangan Menteng menjadi markas dari klub sepak bola Jakarta Persija.
Pada tahun 1975 keluar Surat Keputusan Gubernur Jakarta terkait stadion tersebut ditetapkan sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang harus dilindungi.
Di Lapangan Menteng, lahir sejumlah nama pesepakbola terkenal mulai dari seperti Djamiat Kaldar, Abdul Kadir, Iswadi Idris, Anjas Mara, dan Ronny Pattinasarani.
Namun sayangnya, seiring berjalannya waktu, Lapangan Menteng terlihat kumuh. Padahal lokasi Lapangan Menteng persis berada di tengah kota Jakarta.
Perawatan yang sangat minim membuat stadion ini perlahan-lahan berubah menjadi area yang kumuh.
Lebih dari itu, sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab pun mulai bermunculan menguasai lahan di sekitar stadion dan menjadikannya sebagai lahan usaha ilegal.
Melihat hal ini Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Sutiyoso, mengambil inisiatif untuk mengubah lahan menjadi sebuah area publik dalam bentuk Taman Kota.
Kemudian pada 26 Juli 2006 pukul 10 siang, bangunan Stadion Menteng dirobohkan menggunakan alat berat.
Stadion Menteng resmi dirobohkan dan dialihfungsikan menjadi taman. Taman Menteng yang berdiri di lahan seluas 30 hektar itu pun diresmikan pada 28 April 2007.
Adapun perancang Taman Menteng dipilih melalui sayembara. Sayembara tersebut sudah digelar Pemprov DKI Jakarta sejak tahun 2004.
Adapun Subhardi terpilih menjadi desainer Taman Menteng. Pembangunan Taman Menteng menghabiskan biaya senilai Rp30 miliar.
Dalam pembangunannya Pemprov DKI Jakarta juga melakukan penertiban di sepanjang jalan HOS Cokroaminoto dengan melarang penggunaan bahu jalan sebagai lahan parkir dan meniadakan pedagang kaki lima yang dulu berderet di sepanjang jalan.
Adapun kebijakan ini ditetapkan untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi di jalan utama tersebut.
Saat diresmikan menjadi sebuah taman, Taman Menteng memiliki fasilitas olahraga, 44 sumur resapan dan lahan parkir.
Lahan parkir di Taman Menteng yang berbentuk bangunan bertingkat sempat kontroversi. Taman ini mempunyai lahan parkir yang lumayan besar, dengan lahan sebesar 4 tingkat yang mampu menampung kendaraan-kendaraan roda dua dan roda empat.
Lahan parkir itu membuat tujuan penghijauan dianggap gagal karena tidak mendorong pengunjung taman untuk menggunakan transportasi umum agar mengurangi emisi gas buang dari kendaraan pribadi.
Baca juga: Sejarah Jakarta, Dikelilingi Rumah Pejabat Ini Jejak Taman Suropati yang Sudah Berusia 1 Abad
Setelah dibangun menjadi taman, fasilitas yang ditawarkan oleh Taman Menteng yaitu adanya sarana bermain anak, jogging track, air mancur, serta koneksi internet dengan kecepatan yang bagus.
Sarana olahraga yang ditawarkan oleh taman ini pun sangat beragam, seperti 2 buah lapangan futsal dan 1 buah lapangan basket.
Pada malam hari biasanya taman ini pun ramai dikunjungi oleh masyarakat yang mempunyai hobi yang sedikit ekstrim, seperti skateboarding, sepeda BMX, dan lain-lain.
Selain memiliki sejumlah fasilitas olahraga, di Taman Menteng juga terdapat bangunan rumah kaca.
Bangunan rumah kaca ini sebenarnya adalah bangunan serba guna. Mulanya, rumah kaca ini adalah bangunan khusus untuk memelihara tanaman.
Namun kini berubah fungsi menjadi gedung serba guna. Seringnya digunakan untuk acara pameran.
Di samping itu, rumah kaca ini sering menjadi spot foto karena fasad bangunannya yang memang sangat unik. Desain eksteriornya berbentuk piramida kaca yang rumit dan terkesan modern.
Tak hanya laris manis untuk selfie, rumah kaca ini juga kerap menjadi background untuk foto prewedding.
Terkadang rumah kaca itu juga menjadi lokasi syuting film seperti film Get Married.
Sedikitnya ada 1.000 tanaman yang tumbuh di dalam kawasan taman. Mereka terlihat menghiasi hampir seluruh area taman.
Tak jarang kini lokasi Taman Menteng menjadi lokasi anak gaul Jakarta kumpul. Berbagai fasilitas yang lengkap membuat taman itu menjadi lokasi favorit tempat nongkrong.
Bahkan kini terdapat Pujasera makanan malam di kawasan Taman Menteng.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.