Kebakaran

Setahun Menabung demi Bisa Beri THR untuk Cucu, Duit Rp1 Juta Milik Nenek Asiah Ikut Ludes Terbakar

Sebanyak 219 rumah warga di Tembok Bolong, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, ludes dilahap si jago merah tepat pada malam Hari Raya Idul Fitri

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
Nenek Asiah (65) saat ceritakan kisahnya tak bisa sajikan kudapan lebaran untuk cucu dan kemenakannya. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah

WARTAKOTALIVE.COM, PENJARINGAN — Nenek Asiah (65) harus menelan kekecewaan lantaran uang Rp 1 juta yang telah dikumpulkannya selama Ramadan dari hasil membuka warung kopi, lenyap begitu saja lantaran kebakaran hebat yang melanda pemukimannya, di RT 11 RW 22, Tembok Bolong, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (22/4/2023) lalu. 

Padahal, uang tersebut sengaja ia simpan rapih dalam lemari untuk nantinya dibagikan kepada cucu dan kemenakannya sebagai tunjangan hari raya (THR) lebaran. 

"Saya kan dapat nyelengin, maksudnya buat THR anak, cucu, dan ponakan ada Rp 1 juta. Yang lainnya saya enggak hitung deh," ujar Asiah saat ditemui di posko pengungsian, Kawasan Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke, Senin (24/4/2023).

Menurutnya, sesaat setelah tahu rumahnya mengalami kebakaran, ia sempat berniat lari dan menyelamatkan tas berisi uang THR cucu itu.

Baca juga: Julaeha, Korban Terdampak Kebakaran di Tembok Bolong Mengaku Tidak Mendapatkan Bantuan, Kenapa?

Namun, suaminya mencegahnya sebab api sudah semakin cepat menjalar dan mengenai rumahnya. 

"Ya emang duit di tas, disimpannya di lemari. (Suami bilang), 'Ini apinya udah dekat mak, udah enggak bisa', ya sudahlah," kata Asiah.

Dia pun dengan pasrah meninggalkan rumah tanpa membawa satupun harta benda atau perabot di rumahnya.

Warga RT 11, RW 22, Tembok Bolong, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara krisis pakaian dalam usai kampung mereka ludes terbakar di tengah perayaan Idul Fitri 1444 H.
Warga RT 11, RW 22, Tembok Bolong, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara krisis pakaian dalam usai kampung mereka ludes terbakar di tengah perayaan Idul Fitri 1444 H. (wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah)

Ia hanya menggandeng sang cucu yang saat itu hampir pingsan sebab menghirup banyak asap. 

Bahkan, baju lebaran yang telah dibelinya pun hangus menjadi arang bersama puing-puing bangunan rumahnya.

"Itu baju enggak ada yang bisa diambil, semua pokoknya perabotan semua enggak ada. Hanya daster yang dipakai saja," jelas Asiah dengan air muda pasrah.

Tubuhnya yang tak lagi muda pun langsung lemas seketika. Ia tak bisa berkata apapun selain meratapi rumahnya yang telah menjadi arang. 

Hanya satu yang berhasil diselamatkan di samping surat-surat berharga. Ialah mukena untuk melaksanakan salat.

"Ya sudah, udah enggak ada. Habis semua, Ya Allah sampai lemas. Baju lebaran semua udah ada di lemari, tapi enggak bisa kebawa, hanya mukena aja. Sajadahnya lupa," sebut Asiah.

Baca juga: Link Video Syur Diduga Gadis Bali Diburu Warganet, Ada 3 Video yang Beredar, Polisi Masih Selidiki

Suasana bangunan di lokasi kebakaran di wilayah RT 11 Tembok Bolong, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Suasana bangunan di lokasi kebakaran di wilayah RT 11 Tembok Bolong, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. (Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah)

Ia pun kini hanya bisa pasrah dan berserah kepada Allah atas musibah yang menimpanya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved