Berita Video

VIDEO Kisah Pedagang Kulit Ketupat Berjuang Sekolahkan Dua Anaknya sampai Sarjana

Meski telah berusia 55 tahun, ayah dari empat anak ini telah terbiasa menekuni pekerjaannya sebagai penjual kuli ketupat di Pasar Palmerah, Jakarta

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Ahmad Sabran

WARTAKOTALIVE.COM PALMERAH -- Seorang pria paruh baya duduk di kursi kayu, di salah satu lapak kawasan Pasar Palmerah, Jalan Palmerah Selatan, Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (13/4/2023).

Ia tengah asyik menganyam daun pucuk kelapa, tradisi setiap kali Lebaran Idulfitri bagi umat Islam.

Dari jari-jemarinya itu menghasilkan karya daun ketupat yang siap untuk digunakan.

Asma namanya. Meski telah berusia 55 tahun, ayah dari empat anak ini telah terbiasa menekuni pekerjaannya sebagai penjual kuli ketupat di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat.

"Saya merantau dari Serang, Banten sejak tahun 90-an langsung kerja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Dari zaman bujang, apa saja saya kerjakan sampai akhirnya tahun 2000-an pindah ke Palmerah dagang kulit ketupat," jelas Asma saat ditemui di lapak jualannya di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat.

20 tahun bukan waktu yang sebentar baginya. Setiap kali menjelang Hari Raya Idulfitri, Asma akan dibantu saudaranya untuk menyulam daun kelapa menjadi kulit ketupat. Itu demi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Tak hanya kulit ketupat, Asma juga menjual janur pernikahan.

"Saya memang sudah dari dulu jualan kulit ketupat dan janur, jadi bukan yang musiman," ucap dia.

Adapun harga yang dibanderol Asma yakni 10 kulit ketupat Rp 5.000, sedangkan janur pernikahan harganya bervariasi mulai dari Rp 25.000 sampai Rp 100.000.

"Kalau mungkin yang super kulit ketupatnya bisa Rp 8.000 (10 biji)," jelas dia.

Baca juga: Dibekap, Cara Perampok Bunuh Wanita Pemilik Hotel Assirot Residence Sebelum Gasak BMW dan Fortuner

Asma menuturkan daun kelapa yang dijadikannya sebagai kulit ketupat berasal dari kampung halamannya di Serang, Banten.

"Jadi bukan hanya saya saja yang jualan, nantinya seminggu menjelang Lebaran saudara saya bakal jadi pedagang musiman di sekitaran wilayah Jakarta. Terus ambilnya dari tempat saya," jelas dia.

Asma menyebut dagangannya akan ramai diburu pembeli ketika tiga hari menjelang Lebaran.

"Kalau sekarang masih sepi, ya paling pedagang ketupat sayur yang langganan saja. Nanti pas beberapa mau Lebaran baru ramai dari pagi sampai ketemu pagi lagi," jelas dia.

Adapun omzet yang dihasilkan Asma sekiranya Rp 500.000 sampai Rp 1 juta per harinya.

Tidur di lapak sederhana beralaskan kardus, jadi tempat Asma berteduh. Pasalnya, ia memang tak memiliki tempat tinggal permanen di Jakarta.

Ketika akan beristirahat untuk tidur, Asma hanya tinggal menutup lapaknya menggunakan terpal kusam berwarna biru.

Baca juga: Kemenag Gelar Sidang Isbat 20 April 2023, Pantau Hilal di 123 Titik Lokasi di Indonesia

Kerja keras Asma tak sia-sia, ia percaya bahwa rezeki sudah diatur sang Khalik. Berkat kegigihanya, dari keempat anaknya, dua di antaranya berhasil lulus sarjana.

"Ya semoga saja tahun ini lebih ramai, Alhamdulilah ada saja rezekinya. Meski tidak besar penghasilannya, saya bisa menabung demi untuk anak-anak saya bisa sekolah sampai sekarang hingga sarjana," jelas dia.

Dalam sehari, Asma mampu menghasilkan 500 ayaman kulit ketupat yang siap dijual.

Ia berharap di tahun ini dagangannya laris manis dan bisa segera balik ke kampung halamannya.

"Semoga saja ramai, jadi bisa cepat balik ke Serang bertemu keluarga," tutup dia. (m27)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved