Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta, Kisah Terminal Kampung Rambutan yang Jadi Pintu Masuk Perantau Jawa

Terminal Kampung Rambutan biasanya menjadi titik pertama yang dipijak perantau dari Jawa ke Jakarta yang simpan banyak sejarah Jakarta.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
Warta Kota/Ramadhan LQ
Situasi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, pada H-1 Lebaran atau Minggu (1/5/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Terminal Kampung Rambutan biasanya menjadi titik pertama yang dipijak perantau dari Jawa ke Jakarta. Tak ayal, Terminal Kampung Rambutan memiliki banyak sejarah Jakarta.

Sejarah Terminal Kampung Rambutan sendiri dimulai tahun 1986. Terminal ini dibangun pada tahun 1986 untuk menggantikan Terminal Cililitan yang kelak akan menjadi Pusat Grosir Cililitan.

Seperti namanya, Terminal Kampung Rambutan dulunya merupakan Kebun Pohon Rambutan.

Pada Sejarah Kampung Rambutan, dulunya wilayah ini mayoritas dihuni etnis Betawi. Kawasan Kampung Rambutan memang dulunya kawasan Kebun Pohon Rambutan pada abad ke-19.

Saking banyaknya pohon rambutan di wilayah tersebut, hampir setiap rumah Betawi memiliki pohon rambutan di halamannya.

Pohon bernama ilmiah Nephelium Lappaceum itu tumbuh di kebun-kebun dan halaman rumah penduduk yang kebanyakan beretnis Betawi.

Selain itu, pada Sejarah Kampung Rambutan, terdapat pula kebun rambutan di sekitar jalan yang kini disebut Jalan Letjen TB Simatupang.

Ketika sedang musim panen, buah rambutan melimpah ruah. Rambutan yang jumlahnya banyak tersebut lantas dijual ke pasar yang tempatnya tidak begitu jauh.

Karena menghasilkan dan memasok banyak buah rambutan, akhirnya wilayah itu dikenal dengan nama Kampung Rambutan.

Sejak Jakarta menjadi Ibu Kota, lama-kelamaan kawasan pinggiran Jakarta seperti Kampung Rambutan di Ciracas, Jakarta Timur berubah menjadi pemukiman padat.

Baca juga: Sejarah Jakarta, Pasar Mayestik yang Jadi Pasarnya Ibu-ibu Sosialita Jakarta

Sedikitnya lahan untuk pohon rambutan membuat pohon tersebut semakin hilang dari waktu ke waktu.

Kawasan itu semakin padat saat dibangunnya Terminal Kampung Rambutan. Terminal Kampung Rambutan dibangun sekitar tahun 1982.

Dalam proses pembangunannya memakan waktu hingga 10 tahun. Adapun yang meresmikan Terminal Kampung Rambutan saat itu yakni Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto.

Saat itu, Wiyogo meresmikan Terminal Kampung Rambutan sebagai pengganti terminal bus antarkota di Cililitan.

Dipindahkannya terminal karena kawasan Cililitan mulai padat oleh pengguna moda bus antarkota dalam provinsi.
Namun, bekas Terminal Cililtan tak lama terminal itu diubah menjadi sebuah bangunan pusat perbelanjaan.

Pada tahun 1992, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun terminal ini menjadi lebih besar dengan menambahkan berbagai fasilitas seperti tempat penjualan tiket, toilet, kantin, dan beberapa ruko untuk usaha mikro dan kecil.

Terminal itupun sekarang menjadi terminal Tipe-A yang melayani hilir mudik penumpang dari dan ke berbagai kota di provinsi lain maupun berbagai tempat di dalam DKI Jakarta.

Setiap harinya, ribuan penumpang menggunakan jasa transportasi dari terminal ini untuk melakukan perjalanan ke berbagai kota di Indonesia.

Apalagi saat arus mudik atau arus balik, Terminal Kampung Rambutan selalu menjadi sorotan.

Sebabnya, Terminal Kampung Rambutan kerap menjadi salah satu pintu masuk perantau dari Jawa Tengah, Jawa Barat, atau Jawa Timur.

Rencananya dalam waktu dekat, Terminal Kampung Rambutan akan direvitalisasi sekaligus di-upgrade dan diintegrasikan dengan stasiun LRT Jabodetabek dan menyusul stasiun MRT fase 4 yang rencana pembangunannya juga bekerjasama dengan investor Korea Selatan.

Kini salah satu transportasi umum dalam kota yang terhubung dengan Terminal Kampung Rambutan ialah Bus Transjakarta dan Mikrotrans JakLingko. 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved