Pilgub DKI

Ridwan Kamil Salah Sebut Dirinya Gubernur DKI Jakarta, Pengamat Tuding RK Cuma Cari Perhatian

Ujang Komarudin pun menilai kang Emil akan sangat berat apabila maju sebagai Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta.

Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Leonardus Wical Zelena Arga
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat acara penandatanganan nota kesepahaman MRT Koridor Timur - Barat antara Pemprov DKI Jakarta dengan Pemprov Jawa Barat dan Pemkot Bekasi, di Gedung Sate, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/2/2023). 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Leonardus Wical Zelena Arga

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menganggap ucapan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang salah sebut Gubernur DKI Jakarta, merupakan sebuah kesengajaan.

Diketahui, pria yang akrab disapa kang Emil tersebut salah ucap sebagai Gubernur DKI Jakarta, saat tengah melangsungkan agenda bersama Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, pada Jumat (17/2/2023) lalu.

"Bisa jadi itu sengaja ya untuk mendapatkan pemberitaan yang masif," ujar Ujang saat dihubungi, Selasa (21/2/2023).

Hal tersebut dikarenakan isu sosial politik saat ini santer menjadi pemberitaan yang ramai dibicarakan oleh masyarakat.

Ujang pun menilai kang Emil akan sangat berat apabila maju sebagai Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta.

Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Kereta Api Cepat Jakarta Bandung Bisa Membangun Pusat Pertumbuhan Baru

"Tapi kalau di Jawa Barat, potensi menangnya bakal tinggi. Karena dia adalah incumbent (petahana) di situ," ucap Ujang.

Ia kembali menegaskan bahwa kang Emil sengaja melakukan hal itu untuk memantik pemberitaan yang masif.

"Soal benar atau tidaknya maju sebagai Cagub di DKI Jakarta, itu persoalan lain ya. Tapi kali ini perihal pemolesan, pencitraan, dan pengembangan isu," kata Ujang.

Saat ditanya kode keras kepada Partai Golkar, Ujang menyampaikan bisa jadi iya atau tidak.

Kalau memang kang Emil butuh tantangan, Ujang mengatakan bahwa ia bisa mencalonkan diri ke DKI Jakarta.

Baca juga: Pengamat: Peluang Gibran Rakabuming Maju di Pilgub DKI Berat Jika Anies Baswedan Menangi Pilpres

"Tapi ya tadi, belum tentu bisa menang. Kalau mau menang, potensinya ada di Jawa Barat," pungkas Ujang.

Apabila kang Emil mencalonkan diri di DKI Jakarta dan gagal, kesulitan Partai Golkar adalah tidak bisa memegang wilayah Jawa Barat.

"Jadi harus dihitung dengan matang. Karena pernyataannya itu kode keras atau bukan, saya melihatnya malah sebagai bagian dati strategi pemberitaan saja," tandasnya. 

Seperti diketahui, Kang Emil mengaku kesalahan omongannya dikarenakan belum sarapan dan terlalu fokus melihat Heru yang tepat berada di depannya.

"(Saya) belum sarapan, Pak Heru (sambil tertawa kecil). Mata saya ke Pak Heru terus. Jadi di otak saya DKI DKI DKI. Mohon maaf pak. Tandanya saya menghormati Pak Heru," kata kang Emil.

Kang Emil juga menyampaikan bahwa saat itu top of mind (hal terpenting di pikiran) dirinya adalah Heru.

"Bahkan WhatsApp istri saya saja belum saya balas," ucap kang Emil sambil tertawa kecil.

Baca juga: Jelang Masa Jabatan Berakhir, Ridwan Kamil Ucapkan Pantun Saat Pamit kepada Warga Kota Bogor

Kejadian tersebut direspon dengan gelak tawa Heru dari tempat duduknya yang berada tepat di depan kang Emil saat memberikan sambutan.

Ujang bicara peluang Gibran Rakabuming

Pada kesempatan sama, Ujang juga berkomentar mengenai sosok Gibran Rakabuming Raka masuk radar sebagai calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta dari PDI Perjuangan pada Pilkada 2024 mendatang.

Ujang Komarudin mengaku tidak heran apabila Gibran masuk dalam radar tersebut.

"Saya sih tidak heran ya. Bahkan nanti juga mungkin bisa masuk jadi radar Cagub Jawa Tengah. Karena kan ayahnya presiden. Tentu potensi menangnya kuat," ujar Ujang saat dihubungi, Selasa (21/2/2023).

Namun demikian, harus diingat bahwa Presiden Jokowi selesai bertugas pada Oktober 2024. Sedangkan Pilkada berlangsung November 2024.

Ujang menyebutkan kunci pentingnya ada di pengganti Presiden Jokowi nantinya. Apabila penggantinya adalah orang yang didukung oleh Presiden Jokowi, maka posisi Gibran aman.

Baca juga: Solo Dikepung Banjir, Gibran Rakabuming Semprot BBWSBS hingga Salahkan Limpahan Air dari Wonogiri

Sebaliknya, kalau yang menggantikan Presiden Jokowi adalah orang yang berseberangan, maka potensi Gibran untuk menang akan kecil.

"Kalau yang menang nanti adalah dari kekuatan oposisi misalnya Anies Baswedan, ya Gibran kecil sekali kemungkinan untuk menang," ucap Ujang.

Ujang menjelaskan alasan Gibran akan sulit maju untuk menjadi Cagub di DKI Jakarta atau Jawa Tengah apabila Anies yang menggantikan Presiden Jokowi.

Hal tersebut karena dikhawatirkan tidak ada yang membela, mengkondisikan, dan mengamankan posisi Gibran.

Baca juga: Kerap Dicitrakan Merakyat seperti Jokowi,Gibran Diminta Tonjolkan Sisi Lain untuk Bersaing di Pilgub

"Orang-orang nanti pasti akan kabur dan lari. Dan saya yakin tidak ada yang mendukung lagi, kecuali dari PDIP itu sendiri," kata Ujang.

"Ketika orangtuanya jadi presiden, pasti akan mudah untuk menang. Namun apabila sudah tidak jadi presiden, dan penerusnya adalah Anies, Gibran akan sulit untuk memang," lanjutnya.

Ujang memprediksikan yang akan dimenangkan untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta atau Jawa Tengah adalah orang-orang yang mendukung Anies.

Hal tersebut dapat terjadi apabila Anies menjadi pengganti Presiden Jokowi untuk memimpin Indonesia. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved