Berita Bekasi
Masih Berusia 16 Bulan, Bayi Kenzi Sering Pakai Baju Ayahnya karena Kelebihan Berat Badan
Kenzi yang memiliki berat badan mencapai 27 kilogram ini, juga mengenakan baju ayahnya, M Sofyan (41), yang memiliki tubuh kecil.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Feryanto Hadi
Fakta penyebab remaja dan anak menderita obesitas yang Disampaikan Pakar Gizi FKUI
Pandemi, studying from home, dan godaan pemesanan makanan melalui online, membuat "generasi rebahan" cenderung malas gerak, namun rajin mengemil.
Akibatnya, kerap terlihat orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan.
Baca juga: Dies Natalis Ke-73 Universitas Indonesia Masuk 10 Perguruan Tinggi Terbaik di Asia Tenggara 2023
Menurut Dr. dr. Dian Kusuma Dewi M.Gizi, Sp.KKLP., yang merupakan salah seorang staf pengajar pada Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), obesitas adalah saat seseorang mengalami ketidakseimbangan antara kalori yang masuk dengan yang keluar.
Saat terjadi ketidakseimbangan dan akhirnya menumpuk, maka seseorang dapat mengalami kelebihan berat badan yang akhirnya berujung pada obesitas.
“Sebetulnya tidak semata-mata seseorang langsung mengalami obesitas, pada prosesnya akan diawali dengan kelebihan berat badan (overweight). Kelebihan berat badan yang tidak tertangani dengan baik, dapat naik menjadi kategori obesitas kelas 1. Obesitas kelas 1 yang belum tertangani juga, maka orang tersebut dapat masuk menjadi obesitas kelas 2,” ujar dr. Dian.
Ia menambahkan bahwa obesitas dapat dialami seseorang dari segala usia.
Obesitas juga merupakan salah satu penyakit degeneratif yang kini banyak menyasar usia anak-anak dan remaja.
Faktor Penyebabnya
Menurut dr. Dian, yang juga merupakan pengurus Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), makan banyak tidak selalu menjadi penyebab seseorang mengalami obesitas.
Justru, pada beberapa kasus ditemukan bahwa asupan makanan yang masuk dalam tubuh mereka kurang dari kebutuhannya, namun jenis makanan yang dipilih dan jadwal makan yang salah yang sering menjadi penyebab.
Pola tidur atau istirahat yang kurang akan berpengaruh terhadap ketidakseimbangan hormon, dan hal ini banyak dialami oleh remaja.
Pada masa tersebut, remaja dalam keadaan emosi yang belum stabil dan sedang memasuki masa pencarian jati diri menuju dewasa.
Jika orangtua salah dalam pola asah, asih, dan asuh kepada anak, maka dapat berpengaruh terhadap peningkatan berat badan.
Baca juga: Mahasiswa Baru Universitas Indonesia Dibekali Imunitas Terhadap Ancaman Kelompok Radikal
Belum lagi, tambah dr. Dian, dengan adanya kemajuan teknologi saat ini juga cukup mendorong seseorang mengalami obesitas.
Ade Kuswara Kunang Tunjuk Ida Farida sebagai Plh Sekda Kabupaten Bekasi |
![]() |
---|
Bentuk Jembatan 0 Rawalumbu Bekasi Diubah dari L Menjadi U, Untuk Antisipasi Banjir |
![]() |
---|
Mulai 24 Agustus 2025, Kawasan Stadion Wibawamukti Jadi Lokasi CFD Setiap Akhir Pekan |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Targetkan Pembangunan Lapangan Sepak Bola di Lima Kecamatan Kota Bekasi |
![]() |
---|
Pegiat Lingkungan Sebut Pembuatan Wisata Air dan Kuliner di Kalimalang Bekasi Banyak Mudaratnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.