Berita Video
VIDEO Sekjen PPP Arwani Thomafi Optimistis Tambah Kursi DPR RI Pada Pemilu 2024
Sekretaris Jenderal PPP Arwani Thomafi optimistis menyongsong Pemilu 2024 mendatang. PPP yang telah berusia emas diyakini akan kembali berjaya.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Ahmad Sabran
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Januari 2023 lalu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) genap berumur 50 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, partai berideologi Islam ini menjelma sebagai partai besar yang sanggup merebut banyak kursi di Dewan Perwakilan Rakyat RI.
Pada Pemilu pertama setelah reformasi di tahun 2004, PPP mendapatkan 58 kursi tetapi di Pemilu 2009 perolehan kursinya turun menjadi 38. Di Pemilu berikutnya tahun 2014, jumlah kursi yang didapat partai politik (parpol) berlambang kakbah ini bertambah satu namun anjlok menjadi 19 kursi di pemilu terakhir (2019).
Kendati angkanya naik turun, Sekretaris Jenderal PPP Arwani Thomafi optimistis menyongsong Pemilu 2024 mendatang. PPP yang telah berusia emas diyakini akan kembali berjaya.
Hal tersebut ditegaskan sewaktu Arwani diwawancarai secara eksklusif oleh pemimpin redaksi Warta Kota Domu D Ambarita, Rabu (15/2) pagi. Wawancara berlangsung di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat. Berikut hasil wawancara yang dibagi menjadi dua seri:
5 Januari 2023 lalu, partai ini berumur 50 tahun. Namun puncak perayaannya baru dilakukan 17 Februari 2023. Bisa dijelaskan apa saja rangkaian di hari jadi PPP?
PPP dilahirkan 5 Januari 1973 oleh partai-partai Islam pada saat itu yakni Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Permusi), Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan tentu didukung organisasi-organisasi Islam lainnya. Partai ini menjadi satu pilihan bagi para tokoh-tokoh ulama dalam menyalurkan aspirasi politiknya. Sepanjang perjalanannya, PPP telah membuktikan sebagai parpol yang setia terhadap bangsa ini. PPP di era reformasi, ikut melahirkan beberapa produk Undang-Undang (UU) yang memberikan semangat reformasi, memberikan suatu tekanan bahwa Indonesia siap mengawal jalannya reformasi yang disuarakan rakyat dan sampai saat ini dengan segala dinamikanya.
Ini menjadi momentum yang perlu kami syukuri, bagaimana membawa, menjaga PPP sebagai aset bangsa, menjadi lebih baik lagi. Terkait rangkaian acara, kami melakukan beberapa kegiatan mulai dari Yogyakarta, Cilegon, hingga di level provinsi (Jawa Tengah). Hampir semua di Kabupaten daerah. Antusiasme yang ditunjukkan kader, masyarakat, memberikan semangat, gairah kepada kami semua bahwa PPP memang siap untuk kembali mengikuti perhelatan pemilu. Oleh karena itu harlah (hari lahir) kali ini kami mengambil satu tema: satu tujuan untuk menjemput kemenangan.
Di era modern, PPP tak lagi menjadi satu-satunya partai Islam. Bagaimana partai ini kemudian mengelola program, manajemen, dan organisasi sehingga sukses di hadapan partai lain yang juga berbasis Islam?
Kami mengedepankan prinsip-prinsip demokratisasi di dalam internal partai. Mungkin ada yang memilih tidak menggunakan proses-proses demokratisasi itu secara menyeluruh dalam organisasi. Misalnya, "Sudahlah kenapa harus pakai partai atau cara-cara demokratis, tunjuk aja, tinggal pilih aja, Jakarta yang milih, DPP yang menunjuk". Nah kami justru di PPP itu masih setia terhadap demokrasi. Memang tidak mudah menjalankannya tapi bagaimana agar proses permusyawaratan di tingkat provinsi itu berjalan demokratis, di tingkat kabupaten kota juga berjalan demokratis. Kader di daerah bertemu dengan pimpinan, membahas, membicarakan siapa yang harus menjadi pimpinan daerah dan lain sebagainya. Oleh karenanya PPP dengan segala tantangan, tetap konsisten menjalankan prinsip-prinsip demokratisasi yang ada di internal.
Kemudian kalau dilihat data-data pemilu pascaReformasi, tahun 1999 pemilu pertama kali setelah reformasi, PPP mendapatkan 10 persen suara dengan 58 kursi di DPR. Lima tahun kemudian, sempat 8 persen. Tahun 2009, ada lima juta atau 5,3 persen dengan 38 kursi. Di tahun 2014 naik menjadi 6,5 persen dengan 39 kursi, dan sekarang turun menjadi enam juta atau 4,5 persen dengan 19 kursi dan satu kursi di kabinet.
Berdasarkan data-data tersebut artinya cenderung turun sejak Orde Baru kecuali naik di tahun 2014. Bagaimana Anda menyikapinya?
Ya namanya juga politik, biasa naik turun. Dulu dapat banyak, lalu dapat sedikit, kembali lagi banyak, ya itu biasa. Itu kan artinya kami PPP harus mengevaluasi, mempelajari strategi di masing-masing Pemilu itu memang berbeda, karena salah satunya adalah sistem pemilunya berubah. Memang yang namanya pemilu, banyak-banyakan kursi, tapi kan itu wasilah saja, sasaran antara. Ada yang lebih besar dari itu yakni kesejahteraan rakyat, bagaimana rakyat makin bahagia, makin merasa nyaman di dalam menjalani seluruh tahapan kerja-kerja politik di negeri ini. InsyaAllah di (Pemilu) 2024, PPP akan kembali lagi dengan kursi-kursi yang pernah direbut.
Dalam rangka hal tersebut, kami perlu caleg yang bisa bekerja di Dapil untuk meraih simpati, meraih dukungan dari pemilih, dan itu sudah kami siapkan. Syaratnya caleg tadi mau membesarkan PPP dan mau bersama-sama dengan rakyat. Kami punya caleg berlatar belakang militer, polisi. Kalau bicara latar belakang pesantren, ulama, kiai, oh banyak sekali. InsyaAllah kami enggak menyegmentasi kalau misalkan menang itu harus dengan artis, kami sangat menghargai bahwa strategi yang dijalankan oleh partai politik lain, tetapi kami memiliki juga satu kedekatan, satu strategi dan satu pilihan untuk merebut kursi di 2024.
Apa sana program unggulan yang sudah dipersiapkan partai?
Semua orang bicara tentang milenial, bicara tentang mayoritas pemilih yang nanti akan dipenuhi oleh para kawula muda. Nah PPP dari sejak kami melakukan restrukturisasi di tingkat Kabupaten Kota, Provinsi, kami memberikan perhatian khusus kepada para petugas. Bahkan di beberapa daerah, kami melakukan beberapa terobosan dengan menempatkan anak-anak muda sebagai pimpinan partai, seperti di Sulawesi Selatan dan di Sumatera Barat. Di beberapa tempat di DPC, banyak yang kami berikan kesempatan kepada kawula muda dan tentu bagaimana partai ke depan. Kami juga akan memperhatikan di beberapa Dapil, kami wajibkan untuk ada porsi dari generasi milenial untuk di Dapil-Dapil itu, jadi orang bicara misalnya harus ada perwakilan perempuan. (m40-bersambung)
| VIDEO Masih Buron, Ini Tampang Ketua PP Tangsel dalam Kasus Kekerasan di RSU |
|
|---|
| VIDEO Zulhas Sampaikan Duka Cita Meninggalnya Ibrahim Suami Najwa Shihab |
|
|---|
| VIDEO Sikap Romantis Ibrahim Sjarief yang Buat Najwa Shihab Bucin |
|
|---|
| VIDEO Ibrahim Sjarief Assegaf, Sosok Pendamping Setia Najwa Shihab dalam Hidup dan Karier |
|
|---|
| VIDEO Anies dan Ahok Melayat ke Rumah Duka Ibrahim Suami Najwa Shihab |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.