Pembunuhan
Anggota Densus 88 Bripda HS Curi Mobil usai Habiskan Rp90 Juta dari Sang Kakak untuk Main Judi
Anggota Densus 88 Antiteror Polri, ternyata memakai habis uang milik kakaknya untuk bermain judi.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Feryanto Hadi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ramadhan L Q
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Bripda Haris Sitanggang (HS), anggota Densus 88 Antiteror Polri, ternyata memakai habis uang milik kakaknya untuk bermain judi.
Uang tersebut diketahui senilai Rp90 juta.
Atas hal itu, Haris berinisiatif untuk mencuri mobil sopir taksi online bernama Sony Rizal Taihitu (59).
Hal itu terungkap dalam rekonstruksi yang digelar penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis (16/2/2023).
Kejadian berawal pada 19 Januari 2023 saat Haris yang sedang berada di kantor dihubungi kakaknya.
Kakaknya itu mengabarkan bahwa telah mentransfer uang senilai Rp20 juta guna membeli mobil Daihatsu Terios.
Baca juga: Istri Korban Histeris saat Rekonstruksi Pembunuhan Oleh Anggota Densus 88 Bripda Haris Sitanggang
Harga mobil Terios tersebut diketahui senilai Rp90 juta.
Sedangkan sisa uang Rp70 juta baru akan ditransfer pada malam hari.
Namun, uang Rp20 juta lantas dipakai Haris untuk bermain judi dengan harapan mendapat lebih banyak untung.
Uang Rp20 juta itu malah habis, begitu pun uang Rp70 juta usai diterima Haris.
Atas hal tersebut, Haris berniat mencuri mobil.
Pada tanggal 20 Januari 2023 malam, ia menghubungi kakaknya bahwa akan pulang ke Jambi.
Kepulangannya itu untuk membawa mobil yang telah dijanjikan, padahal uang sudah habis.
"Tersangka berinisiatif mencuri mobil dengan target taksi online dan akan dijual di Jambi, dengan maksud uangnya akan dikembalikan ke kakaknya," ujar penyidik, saat rekonstruksi di Mapolda Metro Jaya, Kamis.
Lalu, Haris pergi ke daerah Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat guna membeli pisau yang digunakan untuk melakukan aksi pencurian.
Pada malam hari itu, ia pergi ke Terminal Kampung Rambutan untuk naik Transjakarta keliling Ibu Kota.
Baca juga: Bripda HS Anggota Densus 88 Pembunuh Sopir Taksi Online Tertunduk Lesu Saat Rekonstruksi
"Tersangka naik bus Transjakarta ke arah Blok M sembari memantau situasi jalanan untuk mendapatkan sasaran berupa mobil yang akan dicuri," kata penyidik.
Namun, saat itu Haris hanya berkeliling saja dari satu halte ke halte lainnya dan berakhir di Terminal Kampung Rambutan karena tersangka belum berani melakukan aksinya.
Berganti hari, ia ditelpon keluarganya di Jambi menanyakan sudah sampai di mana.
"Kemudian tersangka menjawab tidak jadi, karena mobilnya ada masalah. Setelah itu tersangka mematikan data seluler pada ponsel tersangka," ujar penyidik.
Singkat cerita, pada tanggal 23 Januari 2023 sekira pukul 02.00 WIB, ia berada di Halte Semanggi usai turun dari bus Transjakarta jurusan Pinang Ranti.
Di Halte Semanggi, Haris melihat ada tiga taksi online yang terparkir dekat halte yang berada di seberang Polda Metro Jaya.
"Dengan urutan paling depan mobil Avanza Blue Bird, di tengah mobil Avanza merah milik korban dan di belakang mobil Sigra hitam," tutur penyidik.
Haris lantas berpikir mengambil mobil Avanza merah milik korban dengan harapan hasil penjualan mobil digunakan untuk mengganti uang kakaknya.
Ia lantas menghampiri korban dan di antara keduanya berbincang.
"Tersangka menghampiri pengemudi Avanza merah dan menanyakan 'Pak, narik nggak?', lalu pengemudi tersebut bertanya 'balik ke mana?', kemudian tersangka menjawab 'ke Depok, ke Bukit Cengkeh'. Selanjutnya pengemudi tersebut bertanya 'sendirian aja?'. Lalu tersangka jawab ia pak, kemudian pengemudi Avanza merah tersebut mengatakan 'ya udah naik aja'," kata penyidik.
Haris kemudian bertanya berapa tarif untuk naik taksi online korban.
Lalu, korban menjawab sesuai aplikasi.
Saat itu, jarak dari Semanggi ke lokasi tujuan seharga Rp93.000, kemudian Haris menawar Rp90.000.
Korban kemudian menyetujui harga itu tanpa menggunakan aplikasi.
Posisi Haris di dalam mobil berada di kursi tengah.
Setibanya di Bukit Cengkeh, Haris berpura-pura ingin meminjam uang tunai kepada temannya di dalam rumah.
Padahal, ia tak mengenal siapapun di perumahan tersebut.
Setelah itu, Haris kembali lagi ke dalam mobil dan meminta diantar ke ATM.
Ia berdalih hendak mengambil uang, tetapi kenyataannya sudah tidak ada uang tersisa di dalam rekeningnya.
Lalu, Haris meminta diantar kembali ke Bukit Cengkeh.
Tiba di sana, ia menuturkan kepada sopir tidak memiliki uang untuk membayar, sambil mengambil pisau yang telah dibawanya sejak awal perjalanan.
Sopir lantas membalikkan badan ke arah Haris dan menanyakan maksud ucapan tak memiliki uang.
"Kemudian tersangka menodongkan pisau kepada korban sembari mengatakan saya anggota," ucap penyidik.
Usai terjadi perdebatan, Haris menyerang korban dengan pisau.
"Namun, tersangka tidak tahu ke mana arah tusukan itu, namun yang terakhir tersangka menusukkan ke kepala," kata penyidik.
Usai penusukan, korban tak langsung tewas.
Haris yang duduk di kursi depan berniat mengambil alih kemudi.
Ia keluar terlebih dahulu dari mobil, lalu menuju pintu sopir.
Namun, pintu mobil itu dikunci sopir dari dalam.
Haris lantas panik, terlebih korban terus menerus membunyikan klakson mobil hingga ada warga keluar dari dalam rumah.
Mengetahu itu, Haris berusaha kabur ke luar perumahan.
Sementara sopir mengendarai mobilnya ke arah pos jaga.
Di sana, korban bertemu dengan dua orang penjaga.
7 Hal Penting Kasus Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Belasan Tersangka Hingga Trauma Keluarga |
![]() |
---|
Istri Kacab Bank BUMN Masih Trauma, Otak Pembunuhan Bicara Rekening |
![]() |
---|
Penculikan Kepala Cabang Bank BUMN Terbilang Rapi, Libatkan Tim IT Sebelum Beraksi |
![]() |
---|
Drama Penangkapan di PIK 2: Ken, Aktor Intelektual Penculikan Kacab Bank BUMN Sering Pakai Wig |
![]() |
---|
Ditangkap Polisi Tanpa Perlawanan, Aktor Intelektual Penculikan Kacab Bank BUMN Kerap Pakai Wig |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.