Menyukai Sepak Bola Sejak Kecil, Sarah Maulida Pilih Profesi Sebagai Wasit Perempuan

BERITA VIDEO: Krisdayanti Beri Ameena Sesendok Kopi Tuai Protes Netizen

Tahun 2020, ia kembali menaikan lisensi menjadi C1 atau tingkat nasional.

Jangka waktu untuk bisa naik level itu harus satu tahun setelah mendapat lisensi sebelumnya.

Demi mendapatkan lisensi, Sarah harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit dan masih harus terus latihan fisik serta materi sebagai wasit.

"Saya sudah di Liga 1 putri 2019, kemarin di elit pro akademi U16-U18, Piala Gubernur DKI Jakarta, kalau nasional baru itu saja, karena kan kebentuk pandemi Covid-19," jelas Sarah.

Beruntung, kedua orangtuanya mendukung keinginan Sarah menjadi wasit perempuan.

Di Jakarta sendiri, ada sekira 10 wasit perempuan yang terdata termasuk dirinya.

Penghasilan

Meski jebolan SMP PGRI Cimanggis mengeluarkan biaya banyak, tetapi dia mengakui penghasilan sebagai wasit juga tak kalah besarnya.

Setiap kali pertandingan, bayaran yang diterimanya dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sayangnya, Sarah enggan menyebutkan nominal pasti berapa biaya mendapat lisensi dan penghasilan sebagai wasit.

Setiap pekannya, dia sudah pasti mendapat callingan dari Asprov untuk menjadi wasit sepak bola.

"Kalau wasit itu honornya per-pertandingan, kalau kita kerja dapat honor kalau enggak ya enggak dapat honor, enggak ada kontrak," jelas Sarah.

"Kalau tingkat Asprov dan nasional itu honornya beda, honornya lumayan untuk sehari-hari dan nabung, transport dan penginapan beda lagi," tutur Sarah.

Wanita berhijab hitam ini berharap, liga 1 perempuan bisa beerjalan lagi supaya wasit-wasit di Indonesia khususnya wanita bisa mendapatkan penghasilan.