Nugraha Besoes Meninggal

Usai Disalatkan, Mendiang Eks Sekjen PSSI Nugraha Besoes akan Dimakamkan Bertumpuk di Makam Ayahnya

Rencananya, mendiang Nugraha Besoes akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2023) siang.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Sigit Nugroho
Tribunnews/Abdul Majid
Putri tunggal almarhum Nugraha Besoes, Winny Nugraha saat diwawancarai di rumah duka yang berada di Taman Alfa Indah, Joglo, Jakarta Barat, Senin (6/2/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, KEMBANGAN - Mantan Sekertaris Jenderal (Sekjen) PSSI Nugraha Besoes periode 1983-2011 meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) PON, Senin (6/2/2023) sekira pukul 00.19 WIB. 

Rencananya, mendiang Nugraha Besoes akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2023) siang.

Sebelumnya, jenzah mendiang Nugraha Besoes akan disalatkan keluarga di rumahnya.

Putri mendiang Nugraha Besoes, Winny Nugraha (46), mengatakan bahwa sang ayah akan dimakamkan dengan cara ditumpuk di atas makam kakeknya, Besoes.

"Ya, In Shaa Allah akan dimakamkan di TPU Menteng Pulo dan ditumpuk bersama ayahnya, almarhum Abi Besoes," kata Winny saat ditemui Wartakotalive.com di Perumahan Taman Alfa Indah Blok A II Nomor 18, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, Senin (6/2/2023).

Winny mengucapkan bahwa rencana penumpukkan tersebut sudah berdasarkan kesepakatan keluarga, bukan permintaan sang ayah.

"Memang, kami yang mau dijadikan satu saja," ucap Winny.

Baca juga: Andi Sebut Nugraha Besoes Sangat Menyukai Sepak Bola Sekaligus Sebagai Guru dan Sosok Membanggakan

Baca juga: Bertahan Delapan Hari Sakit Komplikasi, Mantan Sekjen PSSI Nugraha Besoes Wafat di Usia 81 Tahun

Baca juga: Dunia Sepak Bola Terhentak, Eks Sekjen PSSI Nugraha Besoes Meninggal Dunia karena Sakit

Dari pantauan Wartakotalive.com di lokasi sekira pukul 10.00 WIB, almarhum Nugraha Besoes disalatkan oleh pihak keluarga di dalam rumahnya.

Suasana khidmat dan haru pun menyelimuti rumah duka tersebut. 

Berbagai karangan bunga dan uluran duka cita pun datang dari berbagai kalangan, tidak hanya dari PSSI, tetapi juga dari pejabat pemerintah dan purnawirawan TNI, seperti Jenderal TNI Agum Gumelar.

Selain itu, nampak hadir melayat di rumah duka, mantan pemain sepak bola era 70-an sekaligus mantan pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Sutan Harhara. 

Sakit Komplikasi

Selain itu, Winny menyeritakan, organ-organ sang ayah sudah tidak bisa menyerap obat-obatan atau merespons alat medis yang dipasangkan di tubuhnya. 

Sehingga, kondisinya semakin menurun hingga akhirnya meninggal dunia.

"Setelah delapan hari dirawat di RS PON, akhirnya beliau mengembuskan napas terakhir. Hari Senin pukul 00.19 WIB, sudah dinyatakan tidak ada," kata Winny.

"Karena organ-organnya tidak mau bekerja sama lagi dengan obat. Saturasinya juga semakin hari semakin menurun. Akhirnya kemarin beliau sudah tidak sadar, dan sudah ditopang dengan mesin. Mesinnya ngasih oksigen, tetapi badannya sudah tidak menyanggupi," tutur Winny.

Dengan air muka sendu, Wini mengaku ikhlas melepas kepergian sang ayah. 

BERITA VIDEO: Sempat Bertahan karena Sakit Komplikasi, Mantan Sekjen PSSI Nugraha Besoes Meninggal Dunia

Pasalnya, ia pun tidak tega melihat tubuh ayahnya dipasangkan berbagai kabel untuk membuatnya sekadar bertahan hidup.

Winny bercerita, sebelum masuk rumah sakit, sang ayah mengalami serangan stroke kedua kalinya.

Serangan itu, kata Wini, membuat pembuluh darahnya pecah.

Selain itu, di kepalanya terdapat cairan yang membuatnya mengalami hidrosefalus.

Sehingga, mau tidak mau keluarga menyetujui untuk dilakukan proses operasi pada kepalanya.

"Beliau kena serangan stroke, kami bawa ke RS PON, di sana dinyatakan bahwa beliau itu pecah pembuluh darah sebelah kiri, terus ada cairan juga Hidrosefalus," jelas Winny.

"Jadi langsung dilakukan tindakan. Kami menyetujui, pukul 07.10 WIB, bapak masuk ruang operasi, selesai pukul 09.00 WIB langsung masuk ICU," ucap Winny.

Winny mengungkap, sebetulnya operasi hidrosefalus tersebut berjalan lancar, terbukti dengan cairan di kepalanya yang berangsur berkurang.

Namun karena faktor usia dan parkinson yang dideritanya, sehingga beberapa organ tubuhnya yang lain terkena komplikasi.

"Karena sudah usia juga, jadi organ ginjal, parunya sudah memutih, jadi sudah tidak bisa menyerap obat-obatan dan cairan. Jadi dinyatakan bapak sudah tidak ada," terang Winny.

Winny menambahkan, sang ayah wafat pada usia 81 tahun. 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved