Stunting

Stunting di Jakarta Pusat Sulit Hilang, Dhany Sukma Waspadai Ibu Hamil dan Calon Pengantin

Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma menyoroti kasus stunting di wilayahnya yang belum bebas, maka fokus penanganan diubah.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma, mewaspadai para ibu hamil dan calon pengantin yang berpotensi melahirkan anak menderita stunting. Karena itu kelompok tersebut akan didekati. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat terus melakukan pendekatan pelayanan kesehatan untuk mencegah stunting pada anak.

Sebelumnya pada 2022, pihaknya telah mampu menekan kasus stunting di angka tiga persen, dari target 14 persen secara nasional.

Hal itu sebagaimana disampaikan Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (2/2/2023).

"Kalau berdasarkan aplikasi EPPGBM yang kami bentuk, kami sudah bisa menekan kasus (stunting) di Jakarta Pusat tujuh persen, dari target nasional 14 persen," ucap Dhany.

"Kemudian kami tekan lagi menjadi 3,2 persen, dan untuk di akhir 2022, itu kami sudah bisa menekan angka tiga persen," lanjutnya.

Menurut Dhany, pihaknya memiliki strategi dalam menangani kasus tersebut yakni dengan cara mendekatkan diri kepada kelompok sasaran, yakni remaja usia produktif, calon pengantin, dan ibu hamil.

Baca juga: Heru Budi Hartono akan Intervensi Asupan Gizi Bagi Ibu Hamil untuk Cegah Stunting di Jakarta

"Jadi intervensi stunting itu ada yang sifatnya spesifik dan juga ada yang sifatnya tidak langsung," ujarnya.

"Yang tidak langsung itu, berkaitan dengan pengelolaan air bersih, kemudian konsumsi air minum yang sesuai dengan standar kesehatan, dan sanitasi lingkungan," imbuhnya.

"Kemudian yang sifatnya langsung, ini ada kaitan dengan asupan gizi pelayanan kesehatan. Mangkanya yang harus diperkuat adalah justru sebelum balita itu dilahirkan," lanjut Dhany.

Menurut Dhany, potensi stunting pada anak kebanyakan terjadi pada masa kehamilan dan remaja.

Baca juga: Heru Budi Hartono Ungkap 777 Anak di Cilincing Jakarta Utara Rawan Menderita Stunting

Entah dari pola hidup yang tidak terkontrol, asupan gizi, maupun penambah darah.

Sehingga, lanjut Dhany, pihaknya memetakkan tiga unsur yang menjadi kelompok sasaran di Jakarta Pusat, yakni remaja, calon pengantin, dan perempuan yang dalam masa kehamilan.

"Ketika sudah menikah lalu hamil, kehamilannya itu yang kami cek untuk pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, baik melalui puskesmas maupun posyandu," katanya.

"Nah ketika bayi sudah dilahirkan, baru nanti akan diukur, pengukuran itu sambil berjalan, baru diintervensi dengan makanan tambahan ketika ditemukan adanya penyakit penyerta, baik itu Down Syndrom, mungkin Hydrochepallus, mungkin Nemonia," lanjutnya.

Ilustrasi anak stunting.
Ilustrasi anak stunting. (Istimewa)

Maka dari itu, pihaknya mengaku kini tengah fokus menekan angka stunting dengan pendekatan layanan kesehatan, asupan gizi, dan penyembuhan penyakitnya.

Bahkan, ia juga menyebut akan melaksanaan intervensi secara keseluruhan kepada kecamatan di wilayah Jakarta Pusat.

"Secara keseluruhan kami akan laksanakan intervensi, cuma yang lebih fokus lagi terkait kasus yang dirasakan besar, itu jadi fokusnya," ucap Dhany.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved