Breaking News:

Kesehatan

Jangan Anggap Sepele, Ini Bahaya Komplikasi dari Penyakit Campak

Penyakit campak tidak boleh disepelekan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit saja, tapi juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

Wartakotalive.com/Mochammad Dipa
Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Anggraini Alam, SpA(K), menunjukkan foto penderita campak pada anak saat Media Briefing terkait KLB Campak Secara online, Kamis (19/1/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) menetapkan kondisi luar biasa (KLB) pada penyakit Campak. Berdasarkan data Kemenkes, saat ini sudah ada 53 Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di 34 kabupaten/kota pada 12 provinsi.

Adapun untuk jumlah konfirmasi pada tahun 2022 mencapai 3341 kasus atau meningkat 32 kali lipat dibandingkan periode di 2021.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Anggraini Alam, SpA(K), mengatakan, bahwa peningkatan kasus campak kemungkinan disebabkan karena menurunnya cakupan imunisasi anak, terlebih karena adanya pandemi Covid-19.

Selain itu, banyak juga masyarakat yang menganggap bahwa penyakit campak adalah penyakit yang ringan.

“Memang cakupan imunisasi secara global turun akibat pandemi. Banyak juga masyarakat yang menganggap penyakit campak adalah penyakit ringan, padahal penyakit ini dapat menular,” ungkap dr Anggraini dalam Media Briefing terkait KLB Campak Secara online, Kamis (19/1/2023).

Dr dr Anggraini Alam, SpA(K)
Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Anggraini Alam, SpA(K), menunjukkan foto penderita campak pada anak saat Media Briefing terkait KLB Campak Secara online, Kamis (19/1/2023).

Sebagaimana diketahui, campak merupakan penyakit akibat infeksi virus serius bagi anak kecil, tetapi mudah dicegah dengan vaksin.

Untuk itu, kesadaran masyarakat untuk melakukan imunisasi atau vaksinasi sangatlah penting untuk mencegah terjadinya penyakit campak.

“Artinya campak suatu penyakit yang faktor resikonya satu-satunya kena campak gara-gara nggak di vaksin. Begitu stop vaksin kita ketemu penyakit itu,” ucap dr Anggraini.

Fase campak

Dalam paparannya, Dr Anggraini menyebut campak terbagi tiga fase yaitu berawal muncul gejala berupa demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai dengan batuk, atau pilek, mata merah dan berair, kemudian adanya batuk-batuk.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Anggraini Alam, SpA(K), menunjukkan foto penderita campak pada anak saat Media Briefing terkait KLB Campak Secara online, Kamis (19/1/2023).
Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Anggraini Alam, SpA(K), menunjukkan foto penderita campak pada anak saat Media Briefing terkait KLB Campak Secara online, Kamis (19/1/2023). (Wartakotalive.com/Mochammad Dipa)

“Pada fase erupsi, yakni munculnya ruam merah-merah di bagian tubuh. Umumnya timbul ruam berawal dari belakang telinga. Lalu merembet ke batang tubuh. Kalau diawal hanya kelihatan di muka aja yang banyak, kemudian nanti di lengan tapi kemudian di hari selanjutnya makin banyak ruam di batang tubuh,” jelasnya.

Komplikasi campak

Dr Anggraini kembali menegaskan, bahwa penyakit campak tidak boleh disepelekan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit saja, tapi juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat menyerang organ tubuh lainnya.

"Kalau terinfeksi campak, dia (virus campak) akan masuk ke tubuh kita, kemudian dia akan ke darah kita, dan dia tidak hanya ke kulit, tapi juga ke mata, bisa ke jantung, ke paru, kemudian ke saluran pencernaan. Dan paling buruk adalah ke sistem imun,” ucapnya.

Halaman
12
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved