Berita Jakarta
Terjebak Cuaca Buruk, Kapal Nelayan di Perairan Kepulauan Seribu Kandas setelah Tabrak Karang
Menurut Fazzli, awalnya KM Berkah Bahari 4 itu berangkat dari Muara Angke pada Kamis (29/12/2022) sekitar pukul 05.00 WIB.
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: Feryanto Hadi
Laporan wartawan wartakotalive.com, M Rifqi Ibnumasy
WARTAKOTALIVE.COM, KEPULAUAN SERIBU - Kapal motor (KM) nelayan pencari cumi-cumi kandas di perairan Kepulauan Seribu pada Jumat (30/12/2022).
Sebelum kandas, kapal tersebut terjebak cuaca ekstrem di perairan sebelah timur Pulau Papatheo, Kepulauan Seribu hingga akhirnya menabrak karang dan kandas.
Kepala kantor SAR Jakarta Fazzli menjelaskan, saat terjadi insiden kecelakaan laut itu KM Berkah Bahari 4 sedang mengangkut delapan anak buah kapal (ABK).
Baca juga: VIDEO Tradisi Admiral Inspection, Panglima TNI Yudo Dampingi KSAL Tinjau Pasukan dan Kapal Perang
"Kapal bagan cumi yang karam di perairan sebelah timur Pulau Papatheo di Kepulauan Seribu Utara, informasi diperoleh pada pukul 10.00 WIB seluruh korban berjumlah 8 orang dalam kondisi selamat," kata Fazzli.
Menurut Fazzli, awalnya KM Berkah Bahari 4 itu berangkat dari Muara Angke pada Kamis (29/12/2022) sekitar pukul 05.00 WIB.
Namun karena terjadi cuaca buruk sekira pukul 05.00 WIB, KM Berkah Bahari 4 berlindung di Pulau Untung Jawa.
"Kemudian sekitar pukul 20.00 WIB, kapal melanjutkan kembali perjalanan ke Kepulauan Seribu. Pada Jumat (30/12/2022) pada saat mau berlindung di Pulau Papatheo kapal menabrak sebuah karang yang mengakibatkan kebocoran," ujarnya.
Beruntung, awak kapal tersebut diselamatkan oleh KM Mulia Jaya dan dievakuasi menuju Pulau Papatheo dalam kondisi selamat.
"Saat ini sudah berada di Polsek Kepulauan Seribu Utara untuk pengecekan (kondisi kesehatan). Mungkin itu yang dapat diinformasikan. Selebihnya keadaan kapal saat ini sudah ditarik," pungkasnya.
Baca juga: Cek Pelayanan Masyarakat, Heru Budi Hartono Sidak Kelurahan Penjaringan
Kapal di Sumatera Selatan terbalik
Di lokasi terpisah, sebuah kapal terbalik di perairan Sungsang Banyuasin Sumatera Selatan karena cuaca buruk. Detik-detik kapal terbalik karena cuaca buruk itupun terekam video yang dibagikan Rabu (28/12/2022).
Pada video terlihat ombak di Perairan Sungsang Banyuasin sangat tinggi. Hantaman ombak kemudian membuat kapal yang tengah bersandar terbalik.
Dikutip dari Tribun Sumsel Kapal tenggelam di perairan Sungsang Banyuasin Sumsel, Rabu (28/12/2022) sekira pukul 06.00 WIB.
Kapal ARK Shiloh Jakarta berpenumpang 36 anak buah kapal (ABK) diduga karam disebabkan cuaca buruk.
Kepala KSOP Kelas II Palembang, Mayor Mar Sandi Varikta SE membenarkan bahwa ada sebuah kapal karam di Perairan Banyuasin.
"Kapal tersebut karam di Perairan Banyuasin karena cuaca buruk," ujarnya.
Penyebab dari karamnya sebuah kapal ini Dikatakan Sandi karena cuaca buruk dan menyebabkan gelombang tinggi dari arah kanan kapal.
Akibatnya terjadi kebocoran pada bagian kanan kapal sehingga terjadinya kemiringan kapal dari pukul 03.00 WIB.
Melihat kejadian tersebut, pihaknya segera lakukan pemompaan untuk membuang air dengan menggunakan pompa.
"Kendatipun sudah diupayakan pemompaan untuk membuang air namun ternyata upaya itu tidak dapat mengatasi kebocoran dan mengakibatkan kapal semakin miring ke kanan," ujarnya.
Lantaran kapal semakin miring pihak nya segera mengambil tindakan untuk mengevakuasi 36 ABK menuju ke Pelabuhan Tanjung Api-api, imbuhnya.
Sandi juga mengatakan bahwa pihaknya kemudian mengirimkan Patrol kapal patroli 327 ke lokasi kejadian guna memastikan apakah dari peristiwa karam tersebut terjadi pencemaran yang ditimbulkan atau tidak.
Baca juga: VIDEO Cuaca Buruk Kamis Malam, Penyeberangan Merak-Bakauheni Sempat Tertunda
Sebab informasi yang diterima untuk sisa BBM di kapal pilot tersebut masih ada 46 ton solar.
Jika ternyata dari peristiwa karamnya kapal tersebut terjadi pencemaran, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan owner untuk segera menyiapkan pencegahan.
"Kita berkoordinasi dengan navigasi agar dilaksanakan penandaan di lokasi kejadian, karena area tersebut selama ini digunakan untuk aktivitas kapal bongkar muat," ungkapnya.
Tidak hanya itu, namun pihaknya juga akan melakukan investigasi untuk mengetahui apakah terjadi pencemaran atau tidak.
"Apabila terjadi pencemaran harus segera kita tangani terlebih dahulu, apabila tidak terjadi pencemaran kami akan berkoordinasi dengan owner secepat mungkin untuk dilaksanakan evakuasi," ungkapnya.
Secepatnya, kata Sandi pihaknya akan melakukan pemeriksaan terkait sertifikasinya.
Diketahui bahwa kapal tersebut bukan kapal angkut melainkan kapal crane yang digunakan untuk memindahkan batubara dari tongkang ke kapal pengangkut batubara.