Memilih Damai

Talkshow Memilih Damai: Meutia Hatta Berpesan pada Capres, Pahami UUD dan Pancasila jika Ingin Lurus

Meutia Hatta berpesan pada kandidat capres, ingat Pancsila dan UUD 1945 jika ingin hidupnya lurus.

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Valentino Verry
Wartakotalive
Dalam Talkshow Memilih Damai, Meutia Hatta berpesan pada kandidat capres untuk ingat UUD 1945 dan Pancasila, jika ingin hidupnya lurus. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Meutia Hatta, putri proklamator Mohammad hatta (Bung Hatta), terus memikirkan masa depan bangsa.

Meutia tak mau generasi penerus terlena pada kemajuan zaman.

Karena itu, kepada tokoh politik yang kini namanya digadang-gadang menjadi capres untuk selalu mawas diri.

Hal itu diungkapkan Meutia saat acara Talkshow Memilih Damai dengan tema "Membedah Genealogi Presiden dari Masa ke Masa digelar di Universitas Al-Azhar, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2022).

Meutia mengatakan, jika tokoh politik ingin menjadi pejabat, harus mengetahui soal Undang - Undang 1945 dan Pancasila.

"Kami melihat Pancasila itu adalah nilai budaya, kebudayaan nasional, dan kebudayaan nasional itu, adalah kebudayaan yang digunakan orang Indonesia, warga negara untuk berinteraksi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Meutia.

Selain itu, Meutia juga menyebutkan tentang warisan yang diberikan kepada anak-anaknya.

"Warisannya adalah orang Indonesia harus menjadi tuan di negeri sendiri,"ujarnya.

Baca juga: Meutia Ungkap Warisan Sang Ayah Bung Hatta Bukanlah Harta, Tapi Lebih Memaknai Kehidupan

Menurut Meutia, warisan Bung Hatta lainnya adalah memikirkan dan menghormati orang kecil.

Karena, tanpa orang kecil sebuah bangsa atau perusahaan tidak akan berarti.

"Salah satu contoh yang diberikan Bung Hatta adalah jangan menawar saat membeli buah di tukang buah. Sebab, hal itu tidaklah manusiawi," ujarnya.

Menurut Meutia, orang Indonesia harus menjadi tuan di negeri sendiri.

Baca juga: Mutia Hatta Senang Setiap Tahun PMI Menggelar Perayaan Ulang Tahun di Makam Bung Hatta

Karena itu, dalam berperilaku harus mengacu pada Pancasila, nilai budaya yang digunakan orang Indonesia dalam berinteraksi.

Sebab itu, Pancasila harus ada di dalam jiwa sebagai akhlak.

"Mau jadi tokoh politik atau pejabat harus tahu UUD 45 dan Pancasila. Setiap individu mempunyai kemampuan diri sendiri. Orang hukum dapat belajar ekonomi dan tata negara, sehingga tahu apa yang harus dilakukan bila mengelola negara," kata Meutia.

Memikirkan Orang Kecil dan Sayang Hewan

Meutia juga menyampaikan warisan Bung Hatta lainnya adalah memikirkan dan menghormati orang kecil. Sebab, tanpa orang kecil sebuah bangsa atau perusahaan tak akan berarti.

Salah satu contoh yang diberikan Bung Hatta adalah jangan menawar saat membeli buah di tukang buah. Sebab, hal itu tidaklah manusiawi.

Alasannya para petani harus bersusah payah menanam dari bumi sendiri dan membuat buah itu enak di makan.

"Saat kecil kami diajari bahwa kami harus menghormati orang kecil. tanpa mereka kita tidak bisa. Jadi yang diajarkan itu adalah memikirkan orang kecil dan sayang kepada hewan," ujar Meutia Hatta.

Bung Hatta dan Bung Karno patut disanjung dan diikuti ajaran hidupnya.
Bung Hatta dan Bung Karno patut disanjung dan diikuti ajaran hidupnya. (Istimewa)

Dijodohkan Bung Karno

Meutia juga menyebutkan bahwa saat Mohammad Hatta berusia 8 bulan telah yatim. Sebab itu, sang ibu harus menikah lagi lantaran mempunyai dua anak-anak yang masih kecil.

Ayahnya yang telah meninggal berdarah Minang, sedangkan ayah tirinya berdarah Palembang. Kemudian orangtua Bung Hatta merupakan pengusaha ekspedisi di zaman Belanda.

Namun, kendaraan yang digunakan adalah kuda. Sebab, saat itu belum ada motor dan mobil. Lalu, karyawannya dari berbagai suku bangsa.

Bung Hatta belajar berdagang. Lalu, memperdalam ilmu berdagang dengan sekolah di Batavia dan Rotterdam, Belanda.

Di Batavia dan di Belanda sang proklamator bergabung dengan berbagai suku bangsa.

Saat di Belanda Bung Hatta mendorong Arnold Monomutu dari Manado untuk memilih Indonesia dan memperjuangkan Indonesia untuk merdeka.

Sebab, bila Indonesia merdeka, maka Banga Indonesia menjadi tuan di negeri sendiri dan dapat menjadi pemimpin di negeri sendiri.

"Lantaran Arnold memilih Indonesia, maka Bung Hatta dan teman-temannya urunan membantu kehidupan keluarga Arnold. Sebab, Belanda mengambil kekayaan keluarganya lantaran tak mendukung Belanda," tuturnya.

Selain hal itu, lanjut Meutia, istri Bung Hatta, Rachmi Hatta adalah berdarah Aceh dan Purworejo.

Oleh sebab itu, Bung Hatta sudah terbiasa dengan kemajemukan suku bangsa atau Bhineka Tunggal Ika.

"Ayah saya Bung Hatta bersumpah tak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Soekarno kemudian menjodohkan Bung Hatta sebelum memproklamatorkan kemerdekaan. Masa Wakil Presiden tak mempunyai istri," ungkap mantan Menteri PPPA era Presiden SBY.

"Bung Karno lalu menjodohkan Bung Hatta yang kala itu berusia 30 tahun dengan Rachmi yang saat itu berusia 19 tahun. Kenapa muda, karena istri Bung Karno, Fatmawati masih muda dan cantik," kata Meutia Hatta.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved