Pilpres 2024
Anies Baswedan Dilaporkan karena Dituding Berkampanye, Bawaslu: Dokumen Laporannya Tidak Lengkap
Puadi menyebutkan, laporan terhadap Anies Baswedan itu belum dapat diterima, karena pelapor belum membawa bukti tiga rangkap
Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Feryanto Hadi
Ia disambut oleh Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haythar di depan pintu Meuligoe Wali Nanggroe Aceh, Lamblang Manyang, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar.
Anies Baswedan tampak bersalaman dengan Wali Nanggroe Aceh.

Malik Mahmud kemudian melakukan upacara peusijuek atau tepung tawar kepada Anies Baswedan di atas pelaminan.
Dilansir dari laman Majelis Adat Aceh, pada masyarakat Aceh upacara peusijuek ini dianggap sebagai upacara tradisional simbolik dari permohonan keselamatan, ketentraman, kebahagian, perestuan, dan saling memaafkan.
Hampir sebahagian Adat Aceh melakukan prosesi upacara peusijuek ini.
Seperti upacara perkawinan, sunat rasul, aqiqah anak, peusijuek kendaraan, naik haji dan bahkan dilakukan tatkala adanya pergantian seorang pemimpin dari perangkat desa hingga gubernur.
Tak hanya itu, setiap ada tamu kebesaran daerah juga dilakukan peusijuek.
Umumnya dalam melaksanakan upacara peusijuek dihadirkan seorang tengku (ulama) atau orang yang dituakan sebagai pemimpin acara.
Hal ini dikarenakan peusijuek dianggap menjadi salah satu unsur memperoleh keberkatan.
Setelah upacara peusijuek adakalanya diiringi dengan doa bersama yang dipimpin oleh tengku atau orang yang dituakan untuk mendapat berkah dari rahmat Allah SWT.
Peusijuek dilakukan menggunakkan beberapa bahan dan masing-masing bahan tersebut memiliki makna tersendiri dalam ada peusijuek.
Yakni campuran air dan tepung tawar yang memiliki tujuan agar sesuatu yang terkena percikan air tersebut tetap dalam kesabaran dan ketenangan.
Seperti air campuran tersebut yang terus terasa dingin.
Lalu beras dan padi yang bertujuan agar mendapatkan kemakmuran, semangat, dan subur seperti taburan beras padi yang begitu semarak berjatuhan.
Selain itu, dedaunan yang dipakai untuk pesijuek yaitu on manek, manou dan nalueng sambo yang memiliki tujuan yaitu melambangkan suatu ikatan yang terwujud dalam kesatuan hidup bermasayrakat. Terakhir, ketan yang bermakna sebagai lambang persaudaraan, sama hal nya dengan ketan yang selalu melekat dengan bahan lainnya.