Kuliner Yogyakarta
Kuliner Yogyakarta: Sate Klathak Pak Pong Jos, Daging Kambing Muda yang Ditusuk Jeruji Sepeda
Bagi yang bingung mencari menu makan siang yang mantap, coba deh Sate Klathak Pak Pong. Rasa dagingnya lembut.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sate merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang paling terkenal dan gampang ditemukan di tempat makan, baik di warung tenda, gerobak keliling, bahkan di restoran sekalipun.
Sate terbuat dari potongan-potongan daging yang ditusuk dan kemudian dibakar. Umumnya, tusukan sate menggunakan bambu yang sudah diruncingkan ujungnya.
Di Warung Sate Klathak Pak Pong, sate yang dijual tidak ditusuk dengan bambu melainkan dengan jeruji sepeda.
Penggunaan jeruji sepeda yang terbuat dari besi diyakini dapat menghantarkan panas dengan lebih baik sehingga daging bisa matang sampai ke dalam.
Klathak sendiri konon berasal dari suara daging yang terbakar, yang berbunyi 'klathak klathak klathak'.
Dalam sehari Warung Sate Pak Pong tersebut mampu menghabiskan 20-30 ekor kambing muda.
Baca juga: Baim Wong Alih Profesi Jualan Sate, Takut Miskin Gegara Konten Prank KDRT
Adapun terkait resep sate klathak Pak Pong merupakan turun-temurun dari kakek Pak Pong, sehingga sate ini termasuk sebagai sate legendaris.
Akan tetapi yang membedakan sate klathak Pak Pong dengan lainnya adalah penggunaan daging kambingnya yang termasuk segar.
Kuliner legendaris ini berlokasi di Jalan Sultan Agung No.18, Jejeran II, Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca juga: WARTA SEDAP: Rumah Makan Sate Anda Bekasi, Hadirkan Berbagai Olahan Kambing Sejak 1970an
Meskipun lokasinya agak jauh dari pusat kota, namun warung ini hampir selalu ramai.
Beberapa pengunjung bahkan berasal dari luar kota dan menyempatkan diri untuk menyambangi warung ini hanya untuk memuaskan lidah mereka.
Wartakotalive.com mencicipi Sate Klathak Pak Pong. Satu porsi dibanderol Rp 30.000 terdiri dari dua tusuk sate saja. Meskipun demikian, ukuran satenya lumayan besar.

Jika biasanya sate disajikan dengan menggunakan bumbu kecap atau bumbu kacang, namun sate klathak hanya menggunakan bumbu berupa taburan garam dengan sedikit ketumbar, ditambah kuah kuning yang tidak terlalu kental.
Namun meskipun berbahan dasar sate kambing, sate klathak tidak berbau 'prengus' (bau khas dari daging kambing).
Tak hanya menjual sate klatak saja, pembeli juga bisa menikmati tengkleng, tongseng, dan lain-lain.
Warung Sate Pak Pong beroperasi setiap hari, Senin sampai Minggu mulai pukul 09.00 WIB sampai 23.00.
Pembeli yang datang bisa melihat langsung pembuatan sate. Di mana dari mulai proses pemotongan daging hingga pembakaran dilakukan di dekat pintu masuk warung makan tersebut.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News