Content Creator
Kisah Inspiratif, Harkat dan Martabat Kartini Terangkat Setelah Sukes Jadi Content Creator
Kartini, seorang buruh pabrik, harkat dan martabatnya terangkat setelah sukses menjadi content creator.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Perkembangan dunia digital sangat luar biasa. Jika dioptimalkan maka manfaatnya bisa maksimal.
Seperti yang dialami oleh seorang buruh bernama Kartini, yang berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kartini yang awalnya bekerja sebagai buruh di pabrik yang memproduksi produk kesehatan wanita selalu dipusingkan oleh keuangan yang pas-pasan.
Kartini sudah merantau ke Jakarta sejak usia 19 tahun dengan niat mengurangi beban finansial keluarganya.
Meski demikian, Kartini tidak patah semangat dan terus bekerja keras, meskipun banyak tantangan yang harus dilaluinya ketika pertama kali bekerja sebagai buruh pabrik di Jakarta.
Sama seperti generasi muda lainnya, Kartini pun aktif bermain handphone (HP).
Dia kerap meliat youtuber yang sukses, hal itu menginspirasi Kartini untuk turut menjadi seorang content creator.
Kartini pun berusaha memutar otak. Ia mulai berjualan skincare di sisa waktu yang dimilikinya.
Namun, pada akhirnya Kartini sadar bahwa ia butuh pekerjaan sampingan dengan waktu yang lebih fleksibel.
Lalu, ia mencoba memfokuskan dirinya sebagai content creator dan mendaftarkan dirinya ke Shopee Affiliates Program.
Baca juga: InterStudi Resmi Buka Program Sarjana Peminatan Content Creator
Di media sosial, Kartini menautkan link produk yang direkomendasikannya sehingga orang-orang bisa langsung mengklik dan membeli produk itu.
Lalu, ia akan mendapat komisi untuk setiap pembelian produk yang telah direkomendasikannya melalui Shopee Affiliates Program.
Kartini selalu mencatat jumlah komisi yang didapatkan setiap bulannya.
Siapa sangka, penghasilan yang didapatkan Kartini pada bulan pertama sebagai affiliate setara dengan upah bulanan pekerjaan utamanya.
Baca juga: TikTokers Sania Leonardo Nyanyikan Lagu Rindu, Tinggalkan Industri Content Creator?
Bahkan, setelah setahun menjadi affiliate, penghasilannya naik hingga puluhan kali lipat upah bulanannya selama ini.
Hal itu menjadikan Kartini semakin semangat dalam membuat konten.
Angka pendapatan ini sangat berdampak bagi dirinya hingga akhirnya Kartini memberanikan diri untuk keluar dari pekerjaan utamanya dan fokus menjadi seorang content creator.
Ia juga membulatkan tekad untuk membuat satu konten yang harus diunggah setiap minggunya.
Mimpi Kartini
Di kampung halaman, ayah Kartini bekerja sebagai penarik becak, sedangkan ibunya menjahit untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Rumah tinggal keluarga mereka pun masih terbuat dari kayu dan anyaman bambu dengan alas tanah yang dilapisi terpal.
Namun, dengan menjadi seorang affiliate, kini Kartini telah berhasil mewujudkan banyak mimpinya, salah satunya adalah merenovasi rumah orangtuanya di Banjarnegara dengan hasil jerih payahnya sendiri dan membantu perekonomian keluarganya.
Tak hanya itu, berkat keseriusannya menjadi seorang content creator sekaligus affiliate Kartini juga berhasil memberi barang impiannya sejak lama, yaitu sepeda motor Vespa.
Tak lupa, untuk terus meningkatkan kualitas konten buatannya agar lebih bagus, Kartini juga upgrade gadget dengan penghasilan dari kerja kerasnya sendiri.
Saat ini, selain memiliki pendapatan yang jauh lebih tinggi, Kartini juga mengaku bahwa manfaat yang dirasakannya ialah bebas menentukan waktu kerjanya sendiri.
“Manfaat yang paling berarti bagiku adalah jadwal bekerja yang sangat fleksibel, sehingga aku bisa mengatur jadwal sendiri dan dapat menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga,” ujar Kartini.
Setelah lebih dari satu tahun menjadi seorang Shopee affiliate, saat ini Kartini juga memutuskan untuk membuka toko baju dan aksesori second miliknya di Shopee.
Minatnya yang besar dalam bidang fashion serta kemampuan membuat konten yang ia dapatkan dari Shopee Affiliates Program, seakan mendukung bisnisnya ini.
Seperti diketahui, banyak peluang baru muncul di tengah tingginya penetrasi internet di Indonesia, seperti menjadi pembuat konten atau content creator.
Apalagi, beberapa aplikasi yang dipakai pembuat konten tersedia secara gratis namun konten yang dibuat sebaiknya untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat.
Kreator Nongkrong Dicky Renaldi mengatakan, tingginya penetrasi internet di Indonesia menghasilkan sejuta peluang di ruang digital.
Per Februari 2022, penetrasi internet di Indonesia mencapai 77,02 persen dari seluruh populasi atau setara dengan 210 juta orang.
Peluang besar itu, salah satunya adalah dengan menjadi pembuat konten (content creator) di media sosial.
“Ada tiga tipe media sosial bagi content creator. Untuk jenis konten video bisa menggunakan kanal YouTube, Titkok, Instagram, atau di Facebook. Sementara untuk konten foto atau gambar, bisa menggunakan medium Instagram, Flickr, sedangkan untuk podcast bisa memakai Spotify atau Anchor,” ujar Dicky saat webinar bertema “Be a Content Creator: Merubah Hidup di Era Digital” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, belum lama ini.
Dicky menyebut, beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan di era digitalisasi sekarang ini mencakup tiga hal yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam ber digitalisasi, mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi secara cepat dan melahirkan kreativitas tanpa batas.
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Makassar Dian Muhtadiah Hamna mengatakan, untuk memanfaatkan peluang industri kreatif di era digital sekarang adalah dengan memperhatikan atau mengamati hal-hal yang menjadi kebutuhan khalayak.
Bisa diawali dengan riset tentang apa yang mereka inginkan, apakah menyangkut kebutuhan sandang, pangan, atau papan. Lalu, bagaimana cara mereka memenuhi kebutuhan itu.
“Amati ide-ide kreatif yang sudah ada sebelumnya. Lalu, silakan ditiru dan dimodifikasi dengan ide orisinal sendiri sehingga menghasilkan inovasi yang baru. Lakukan inovasi secara kontinyu dan lakukan evaluasi secara berkala,” tuturnya.
Sekretaris Relawan TIK Karawang Annisa Aprianti, Annisa Aprianti menguraikan aplikasi video editing yang bisa digunakan pembuat konten di kanal YouTube, seperti InShot, VivaVideo, CapCut, Canva, KineMaster, Power Director, atau Adobe Premiere Clip.
Beberapa fitur yang ada di aplikasi tersebut bisa untuk menggabungkan beberapa video menjadi satu rangkaian, menambah efek suara, menambahkan animasi teks, maupun menyesuaikan ukuran file video.
“Untuk mengunggah video ke YouTube bisa mengikuti langkah-langkah yang ada dan itu mudah dilakukan,” ucap Annisa.
Ia menambahkan, tantangan menjadi YouTuber pemula adalah sulit mengakses ide, sulitnya mencari penonton, godaan untuk curang, atau sulitnya memenuhi ketentuan memperoleh penghasilan dari Ads yang cukup sulit.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
