Gagal Ginjal Akut

Pertolongan Pertama Bila Anak Demam, Simak Tips dari Ketua IDAI

Inilah pertolongan pertama pada anak yang mengalami demam, meski tidak boleh mengkonsumsi obat sirup, bisa digantikan dengan tablet.

Shutterstock via Tribunnews.com
Foto Ilustrasi: pertologan ertama pada anak demam 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dengan maraknya kasus gangguan ginjal akut, saat ini obat sirup penurun panas tidak boleh dijual, lalu bagaimana mengatasi anak yang sedang demam ?

Ketua IDAI - Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr Basarah Basarah Yanuarso memberikan tips untuk mengatasi demam anak.

Dikutip Wartakotalive.com dari akun instagram dr Piprim, Selasa (1/11/2022) inilah tipsnya. 

"Mengingat belum jelasnya mana obat sirup penurun panas yang aman buat anak.. sementara kita bisa pake tips berikut:

Gunakan parasetamol tablet 500 mg....

Untuk anak berat 10 kg bisa diberikan 1/4 tablet,

Sedangkan anak berat 20 kg bisa diberikan 1/2 tablet. Ini dosis sekali minum.

Gunakan pisau bersih untuk memotong tablet lalu larutkan dalam air bersih di dalam sendok.

Dalam KONDISI DARURAT hal ini bisa digunakan.

Alternatif lain menggunakan parasetamol suppositoria yang dimasukkan dari anus," tulis dr Piprim.

Gagal ginjal akut pada anak terus menyerang anak-anak.

Jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak yang dilaporkan sejak akhir Agustus 2022 terus naik.

Tingkat kematian kasus agal ginjal akut pada anak juga tinggi. 

Data Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 65 persen anak-anak kasus gagal ginjal yang dirawat di RSCM meninggal dunia.  

Demikian informasi yang diolah Wartakotalive.com bersumber dari siaran pers Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi yang juga dimuat di situs kemenkes, kemarin. 

Baca juga: Gagal Ginjal Akut pada Anak, Ini 8 Ciri Gagal Ginjal: Diare, Demam, Pilek sampai Sulit Buang Air

99 Anak Meninggal Dunia

Sejak akhir Agustus 2022, Kementerian Kesehatan dan IDAI  telah menerima laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI)  yang tajam pada anak, utamanya dibawah usia 5 tahun.

Peningkatan kasus ini berbeda dengan yang sebelumnya, dan saat ini penyebabnya masih dalam penelusuran dan penelitian.
 
Jumlah kasus yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak, dimana angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65 persen.
 
“Dari hasil pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian AKI dengan Vaksin COVID-19 maupun infeksi COVID-19. Karena gangguan AKI pada umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun, sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1-5 tahun,” kata juru bicara Kemenkes dr Syahril.
 
Kemenkes bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, IDAI, Farmakolog dan Puslabfor Polri melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.
 
Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien, sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan AKI.

Saat ini Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti secara komprehensif termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya.
 
Untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes sudah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
 
Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
 
“Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan,” tutur dr Syahril.
 
“Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya,” katanya.
 
Perlunya kewaspadaan orang tua yang memiliki anak balita dengan gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
 
Keluarga pasien diminta membawa atau menginformasikan obat yang dikonsumsi sebelumnya, dan menyampaikan riwayat penggunaan obat kepada tenaga kesehatan.
 
Sebagai langkah awal untuk menurunkan fatalitas AKI, Kemenkes melalui RSCM telah membeli antidotum yang didatangkan langsung dari luar negeri.
 
Gagal ginjal akut pada anak terus menghantui warga masyarakat. 

Tren kasus Gagal ginjal akut pada anak  juga cenderung naik, terutama dalam  dua bulan terakhir.

Data Kementerian Kesehatan, per tanggal 18 Oktober 2022, kasus gagal ginjal akut pada anak telah mencapai 189 kasus.

Kasus gagal ginjal akut terutama menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun dan  yang paling dominan adalah anak usia 1-5 tahun.

Demikian siaran pers Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid yang dikirim ke sejumlah media. Siaran pers juga dimuat di website Kemenkes

Baca juga: Apotek di Tangerang Raya Patuh, tak Berani Jual Obat Sirup, Tunggu Instruksi Lanjutan

Ciri Gagal Ginjal Akut pada Anak 

Berdasarkan keterangan Kemenkes, para orang tua diminta mewaspadai ciri-ciri gagal ginjal akut pada anak, yaitu:

1. Diare

2. Mual

3. Muntah

4. Demam selama 3-5 hari

5. Batuk

6. Pilek

7. Sering mengantuk

8. Jumlah air seni/air kecil semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.

Baca juga: Kemenkes Telusuri Penyebab Gangguan Ginjal pada Anak, Tepis Dipicu Vaksin Covid-19

“Orang tua harus selalu hati-hati, pantau terus kesehatan anak-anak kita, jika anak mengalami keluhan yang mengarah kepada penyakit gagal ginjal akut, sebaiknya segera konsultasikan ke tenaga kesehatan jangan ditunda atau mencari pengobatan sendiri,” kata Plt. Direktur Pelayanan Kesenatan Rujukan dr. Yanti Herman, MH. Kes.

Pastikan bila anak sakit cukupi kebutuhan cairan tubuhnya dengan minum air.

Lebih lanjut, gejala lain yang juga perlu diwaspadai orang tua adalah perubahan warna pada urine (pekat atau kecoklatan).

Bila warna urine berubah dan volume urine berkurang, bahkan tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sampai saat ini kasus gagal ginjal akut pada anak belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Untuk itu pemerintah bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan tim dokter RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) membentuk satu tim yang bertugas untuk mengamati dan menyelidiki kasus gangguan ginjal akut pada anak.

Dari data yang ada gejala yang muncul di awal adalah terkait infeksi saluran cerna yang utama untuk itu Kemenkes menghimbau sebagai upaya pencegahan agar orang tua tetap memastikan perilaku hidup bersih dan sehat tetap diterapkan.

Pastikan cuci tangan tetap diterapkan, makan makanan yang bergizi seimbang, tidak jajan sembarangan, minum air matang dan pastikan imunisasi anak rutin dan lanjuti dilengkapi.

Selain itu, Kemenkes juga telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai bagian peningkatan kewaspadaan.

Surat keputusan ini memuat serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lain dalam melakukan penanganan terhadap pasien gagal ginjal akut sesuai dengan indikasi medis.

“Belajar dari pandemi COVID-19, pemerintah tentu tidak bisa bekerja sendiri," ujar Yanti Herman.

 Sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak sangat diperlukan untuk mencegah agar penyakit ini bisa di cegah sedini mungkin.

"Karenanya kami mengimbau kepada Dinas Kesehatan, rumah sakit maupun pintu masuk negara agar segera melaporkan apabila ada indikasi kasus yang mengarah kepada gagal ginjal akut maupun penyakit lain yang berpotensi mengalami KLB,” imbuh dr. Yanti

 

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved