Gangguan Ginjal Akut
Pasien Gangguan Ginjal Akut yang Frekuensi Buang Air Kecilnya Berkurang Disuntik Lima Kali Antidotum
Ratusan vial lagi nantinya juga akan didatangkan dari Jepang dan Amerika Serikat.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Kementerian Kesehatan mendatangkan obat antidotum untuk mengatasi gangguan ginjal akut pada anak, dari Singapura sebanyak 26 vial, dan dari Australia sejumlah 16 vial.
Ratusan vial lagi nantinya juga akan didatangkan dari Jepang dan Amerika Serikat.
Perihal pemberian obat tersebut ke pasien, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menjelaskan, obat akan diberikan jika pasien menunjukkan gejala gangguan ginjal yang diduga karena intoksikasi.
Baca juga: KRONOLOGI Perempuan Bawa Pistol Diciduk Paspampres di Depan Istana, Sempat Acungkan Senjata
Gejala gangguan ginjal tersebut yakni terjadi pengurangan frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar.
“Kasus yang diberikan adalah pada pasien yang sudah menunjukkan gejala gangguan ginjal yang diduga memang karena intoksikasi."
"Contoh terjadi pengurangan frekuensi buang air kecil dan jumlahnya juga,” kata Syahril dalam konferensi pers Kemenkes secara daring, Selasa (25/10/2022).
Baca juga: Ini Penampakan Perempuan dan Pistol yang Ia Bawa di Depan Istana, Ada Kitab Suci di Tas
Obat antidotum akan diberikan kepada pasien dengan gejala tersebut hingga gejala berat. Antidotum akan diberikan hingga lima kali suntikan.
Bila kondisi pasien muncul perbaikan saat suntikan ketiga dan keempat, maka pemberian obat antidotum akan disetop.
“Nah, itu sudah diberikan, sampai dengan keadaan berat. Jadi dengan aturan pemakaian, akan diberikan dengan lima kali suntikan.”
"Kita akan setop dan tidak digunakan terus-menerus," tutur Syahril.
Selain dari Singapura, Pemerintah Bakal Datangkan Fomepizole dari Australia, AS, dan Jepang
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bakal mempercepat kedatangan Fomepizole, untuk mengobati pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal, alias Acute Kidney Injuries (AKI).
Obat antidotum ini akan diberikan secara gratis kepada seluruh pasien.
10 dari 11 pasien AKI yang mengonsumsi obat sirup yang diduga tercemar senyawa kimia tertentu, berangsur membaik kondisinya setelah meminum obat ini selama dalam perawatan di rumah sakit rujukan RSCM.
"Kita bisa simpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif, dan kita akan mempercepat kedatangannya ke Indonesia, sehingga anak-anak bisa terselamatkan."
"Kita akan memberikan obatnya kepada pasien AKI secara gratis," tutur Budi saat konferensi pers di Istana Negara, Senin (24/10/2022), dikutip dari laman kemkes.go.id.
Kata Budi, pasien AKI itu semula tidak dapat berkemih (buang air kecil/BAK), bahkan dengan cuci darah tidak memberikan perbaikan, bahkan sering terjadi perburukan.
Baca juga: KRONOLOGI Perempuan Bawa Pistol Diciduk Paspampres di Depan Istana, Sempat Acungkan Senjata
Namun setelah diberi obat tersebut, pasien mulai bisa melakukannya sedikit demi sedikit.
Pasien yang sebelumnya tidak bisa berkemih, mulai berkemih, dan anak yang tidak sadar mulai sadar kembali.
Indonesia telah mendatangkan Fomepizole dari Singapura. Selanjutnya akan datang dari Australia, Amerika Serikat, dan Jepang.
Baca juga: Ini Penampakan Perempuan dan Pistol yang Ia Bawa di Depan Istana, Ada Kitab Suci di Tas
RSCM akan mendistribusikan ke rumah sakit pemerintah yang merupakan rujukan di provinsi.
"Ini kesiapan yang kita lakukan untuk menyediakan penawarnya."
"Kita akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit pemerintah yang merawat pasien AKI," papar Budi. (Danang Triatmojo)