Polisi Tembak Polisi
Kamaruddin Miliki 10 Informan Lebih yang Berikan Data Intelijen terkait Pembunuhan Brigadir J
Kamaruddin Simanjuntak mengaku memiliki lebih dari 10 informan yang memberikan informasi dan data intelijen kepadanya seputar pembunuhan Brigadir J.
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Kuasa hukum keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengaku memiliki lebih dari 10 informan yang memberikan informasi dan data intelijen kepadanya seputar pembunuhan Brigadir J.
Hal itu dikatakan Kamaruddin Simanjuntak, usai memberikan kesaksian di persidangan kasus pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022).
Dalam persidangan Majelis Hakim sempat menanyakan ke Kamaruddin Simanjuntak, dari mana dia mendapatkan sejumlah informasi terkait kematian Brigadir J. Kamaruddin menyatakan informasinya dari pihak tertentu.
"Informan saya lebih dari 10 yang memberikan informasi data intelijen ini. Saya tidak bisa memberitahukan siapa saja dia. Karena kalau saya beritahukan, kami tidak lagi berteman, dan mengancam si pemberi informasi," kata Kamaruddin.
Menurutnya informan itu ada yang masih aktif bekerja di sejumlah lembaga dan institusi, juga ada yang sudah pensiun. "Mereka berasal dari berbagai institusi dan lembaga termasuk lembaga intelijen. Sebagian masih aktif, sebagian lagi sudah pensiun," ujarnya.
Kamaruddin menyatakan informasi yang didapatnya itu, juga disampaikan ke penyidik untuk diverifikasi dalam kasus kematian Brigadir J ini.
Baca juga: Kepada Hakim, Kamaruddin Simanjuntak Sebut Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Bertengkar di Magelang
"Semua informasi yang saya dapatkan, saya berikan semuanya ke penyidik," ujarnya.
Terbukti, kata Kamaruddin, semua informasi yang didapatnya itu valid dan benar. "Dan di sidang tadi Bharada E juga menyatakan bahwa semua kesaksian dan informasi saya, benar toh," katanya.
Dalam sidang, kepada Majelis Hakim, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan dirinya mendapat informasi adanya pertengkaran antara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di rumah Magelang, pada 6 Juli 2022. "Pertengkaran karena wanita," kata Kamaruddin.
"Yang diduga karena Brigadir J yang memberikan informasi tersebut ke PC," ujar Kamaruddin Simanjuntak.
Pertengkaran ini kata Kamaruddin adalah dua hari sebelum Brigadir J tewas dibunuh di rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Menurutnya hal inilah yang memicu pada akhirnya Brigadir J dibunuh secara terencana oleh Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Baca juga: Saat Ibunda Brigadir J Elus Kepala Bharada E Penembak Putranya Sendiri
Seperti diketahui sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E kembali digelar di PN Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (25/10/2022).
Sidang dengan terdakwa Bharada E ini memiliki agenda pemeriksaan 12 saksi yang dihadirkan oleh jaksa penuntut umum.
Saat sidang dimulai, ke 12 saksi dihadirkan ke ruang sidang untuk disumpah dan diperiksa datanya. Saat ke 12 saksi dihadirkan termasuk ayah dan ibu Brigadir J, Bharada E yang berada di kursi terdakwa di samping penasehat hukum langsung menghampiri ayah dan ibu Brigadir J.
Dengan mata berkaca-kaca, Bharada E tampak membungkuk dan mencium tangan ayah dan ibu Brigadir J yakni Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak.
Kedua orang tua Brigadir J tampak menyambut Bharada E yang membungkuk dan mencium tangan mereka. Wajah Bharada E terlihat sedih dan matanya berkaca-kaca.
Sebelumnya Kuasa Hukum Bharada Eliezer, Ronny Talapessy mengatakan kliennya akan memanfaatkan sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (25/10/2022), dengan meminta maaf langsung pada keluarga mantan rekan kerjanya almarhum Brigadir J.
Baca juga: Di Persidangan, Kamaruddin Mengaku Dapat Informasi Putri Candrawathi Goda Brigadir Yosua di Magelang
Hal itu dilakukan karena ini menjadi pertemuan pertama mereka secara langsung, sejak kasus pembunuhan berencana 8 Juli 2022.
Bagi keluarga almarhum Brigadir Nofriansah Yosua Hutabarat (Brigadir J) ini menjadi kehadiran mereka di sidang pemeriksaan saksi pertama Bharada Richard Eliezer.
Adapun saksi keluarga yang dihadirkan adalah 11 orang dan 1 orang kuasa hukum mereka yakni Kamaruddin Simanjuntak.
Sementara 11 saksi lainnyaadalah orang tua Brigadir J, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak, lalu Mahareza Rizky adik Brigadir J, Yuni Artika Hutabarat sang kakak, Devianita Hutabarat sang adik, Novitasari Nadea, Sangga Parulian, Rohani Simanjuntak sang bibi, Roslin Emika Simanjuntak, Indrawanto Pasaribu, Vera Mareta Simanjuntak sang pacar.
Pertemuan ini benar-benar dimanfaatkan oleh Bharada Eliezer untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada keluarga Brigadir J.
"Menurut kami adalah momen yang baik akan menyampaikan maaf juga secara langsung kepada orang tua almarhum Yosua," kata Ronny.
Sebelumnya, Bharada Eliezer juga telah meminta maaf kepada keluarga Brigadir J, meskipun tidak secara langsung.
Permintaan maaf Bharada Eliezer dilakukan pada saat sidang terdakwanya digerlar, Selasa (18/10//2022).
Baca juga: Promo Makanan 25 Oktober, Makan Daging Wagyu Khas Raa Cha Cuma Rp25 Saja!
Dalam momen itu, Bharada Eliezer juga menyampaikan rasa bela sungkawa atas meninggalnya Brigadir J.
Dihadapan awak media dan didampingi para penasehat hukumnya, Bharada E menyampaikan permintamaafannya kepada keluarga Brigadir J.
"Saya menyampaikan turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya untuk kejadian yang telah menimpa almarhum Bang Yos (aliast Brigadir J)."
"Saya berdoa semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yesus Kristus."
"Dan untuk keluarga Bang Yos, bapak dan ibu, Reza serta seluruh keluarga besar Bang Yos, saya memohon maaf," kata Bharada Eliezer dikutip dari Kompas Tv, Selasa (18/10/2022).
Bharada Eliezer berharap agar keluarga Brigadir J memberikan maaf kepadanya.
"Semoga permohonan maaf saya ini dapat diterima oleh pihak keluarga."
"Tuhan Yesus selalu memberikan kekuatan serta penghiburan buat keluarga almarhum Bang Yos," lanjut Bharada Eliezer.
Dalam perminta maafannya itu, Bharada Eliezer juga mengatakan bahwa dirinya sangat menyesali apa yang telah ia perbuat kepada Brigadir J.
Baca juga: Bharada E Sungkem Cium Tangan Ayah dan Ibu Brigadir J di Sidang
Apa yang telah ia perbuat, kata Bharada Eliezer, tidak lepas dari peran eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
"Saya sangat menyesali perbuatan saya, namun saya hanya ingin menyatakan bahwa saya hanyalah seorang anggota yang tidak memiliki kemampuan untuk menolak perintah dari seorang jenderal," kata Baharada Eliezer.
Bharada Eliezer mengakui telah menembak Brigadir J ketika kejadian naas itu terjadi, di rumah dinas Duren Tiga, Nomor 46, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).
Hal tersebut diungkapkan oleh pengacara Bharada Eliezer, Ronny Talapessy dikutip dari Tribunnews.com.
Oleh karena itu, baik Ronny maupun Bharada E, tidak mengajukan nota keberatan atau eksepsi atas dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) terhadap Bharada E.
"Tadi kan sudah jelas kami sampaikan kami tidak ajukan nota keberatan atau eksepsi karena, perbuatan yang dilakukan oleh klien kami betul."
"Kami tidak mengelak melakukan penembakan," kata Ronny setelah sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2022).
Kendati demikian, Ronny dengan tegas menyampaikan bahwa Bharada Eliezer menembak atas perintah dari atasannya, Ferdy Sambo.
"Tetapi dasarnya apa?( penembakan itu) berdasarkan perintah (Ferdy Sambo)," kata Ronny.
Sebagaimana diketahui, Bharada E didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum atau JPU ikut serta dalam pembunuhan berencana Brigadir J.
Bharada Eliezer dijerat dengan pasal 340 subsider pasal 338 KUHP juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.