Berita Jakarta
Rusunawa Marunda Kembali Tercemar Polusi Debu Batu Bara, Sudah Dilaporkan ke Sudin LH
Kembali Rusunawa Marunda diserang debu batu bara sehingga membuat warga harus bolak balik menyapu area tersebut
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: Dian Anditya Mutiara
Didalamnya, ada beberapa anak berkebutuhan khusus baik tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa dan autis.
Seperti diketahui, debu batu bara berdampak pada kesehatan dalam jangka panjang.
Kemudian, bagaimana nasib 130 siswa siswi luar biasa yang sekolah di SLBN 8 Jakarta?
Kepala sekolah SLB N 8 Jakarta, M Bachrun pun memberikan tanggapan.
"Sekarang anak-anak kan masih PJJ (pendidikan jarak jauh) sekitar 50 persen. Memang debu itu sendiri, hampir tiap hari tim kebersihan membersihkan, mengepel lantai sebanyak empat kali dalam sehari."
"Memang tidak kelihatan, tapi kalau disapu, lantai terlihat hitam," ujarnya kepada Warta Kota, Selasa (29/3/2022) di kantornya.
Pria berusia 55 tahun ini menjelaskan, masalah tersebut sudah ada semenjak ia dipercaya sebagai kepala sekolah tahun 2019 lalu.
Meski begitu, pihaknya belum melaporkan hal tersebut ke dinas terkait, termasuk dinas lingkungan.
Saat angin kencang dan panas, maka debu akan terlihat ada di sekitar mereka.
M Bachrun mengatakan khawatir dengan situasi saat ini.
Dirinya takut, siswa didiknya menghirup butiran debu batu bara.
"Anak SLB itu kan rentan dengan penyakit termasuk dampak dari debu itu," katanya.
Terkadang, dirinya menemukan siswa didik batuk dan pilek.
Namun, karena tidak adanya kajian mendalam, serta tak ada laporan dari orang tua siswa, pihaknya enggan menduga-duga akibat dari debu tersebut.
Untuk itu, ia berharap ada pemeriksaan rutin pada kondisi kesehatan siswa didik, guru hingga petugas kebersihan.