Berita Nasional
Bambang Soesatyo: Sabam Sirait adalah Imam dalam Dunia Politik
Bagi Sabam Sirait, politik adalah medan perjuangan karena akan diwarnai dengan pergumulan gagasan dan kontestasi pemikiran
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) gelar Dialog Inspiratif dengan Tema: "Aktivis, Politisi dan Negarawan Sejati; Sabam Sirait dalam Kenangan"
Seperti diketahui, politikus senior PDIP Sabam Sirait meninggal dunia pada Rabu (29/9/2021) sekitar pukul 22.37 WIB.
Acara berlangsung dengan Keynote Speaker H. Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR RI, dan Pembicara Burhanuddin Muhtadi (Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia), Jefri Gultom (Ketua Umum PP GMKI), Raihan Ariatama (Ketua Umum PB HMI), M. Abdullah Syukri (Ketum Umum PB PMII).
Kemudian, Abdul Musawir Yahya (Ketua Umum DPP IMM), Tri Natalia Urada (Ketua Presidium PP PMKRI), Wiryawan (Ketua Umum HIKMABUDHI), Zaky Ahmad Rivai (Ketua Umum PP KAMMI), Muhammad Asrul (Ketua Umum LMND), Ilham Nur Hidayatullah (Ketua Umum HIMA PERSIS), I Putu Yoga Saputra (Ketua Presidium KMHDI) dengan moderator Irmawati Thobias.
Bambang Soesatyo mengungkapkan, Dalam pandangan Sabam Sirait, politik tidak seharusnya dikonotasikan sebagai sesuatu yang sepenuhnya negatif, justru sebaliknya bagi Sabam Sirait politik itu suci.
Kesucian politik akan ditentukan oleh kemurnian motif dan implementasi dalam memperjuangkannya.
Baca juga: Ketua DPP PDIP Hamka Haq Berharap Sabam Sirait Memenuhi Syarat untuk Menjadi Pahlawan Nasional

“Bagi saya dan kebanyakan politisi, Sabam Sirait adalah imam dalam dunia politik. Pandangan, sikap dan perilaku beliau yang senantiasa mengedepankan keberadapan dalam berpolitik adalah sebuah legacy politik yang harus terus menerus kita wariskan kepada generasi penerus Bangsa," kata Bambang Soesatyo dalam acara yang digelar pada Sabtu, (15/10/2022) itu.
Bagi Sabam, politik adalah medan perjuangan karena akan diwarnai dengan pergumulan gagasan dan kontestasi pemikiran untuk mencapai tujuan dan dimaknai utk kebaikan kita bersama karena muara dari politik adalah kemaslahatan masyarakat bukan semata-mata syahwat pribadi atau golongan.
“Bagi saya pribadi beliau adalah sahabat, guru dan sekaligus teladan dalam kehidupan berpolitik, berbangsa dan bernegara. Melalui dialog inspiratif pada malam hari ini menjadi pengingat bagi kita untuk tidak pernah lelah memperjuangkan idealisme, mempertahankan integritas, dan meneguhkan komitmen kebangsaan dalam berpolitik.
Semoga kita dapat menjadikan kiprah dan pemikiran pak Sabam Sirait dalam memajukan demokrasi, tidak hanya menjadi sebuah inspirasi semata melainkan juga mewujudkannya dalam sikap dan tindakan nyata," tutur Bambang Soesatyo
Sementara itu, menurut Burhanuddin Muhtadi, warisan politik seorang Sabam Sirait yang akan selalu diingat adalah konsistensi pilihan politik yang bersifat ideologis, bukan semata-mata politik pragmatis.
“Pilihan Sabam Sirait untuk tetap bersama ibu Mega ketika rezim memberikan restu politik kepada Suryadi, itu adalah pilihan ideologis. Bung Sabam Sirait memberikan pelajaran bahwa dalam kehidupan bernegara, pluralisme, komitmen terhadapan keanekaragaman dan kemajemukan bangsa itu harus diletakkan diatas segalanya," ungkap Burhanuddin Muhtadi.
Baca juga: Mendiang Sabam Sirait Selalu Ajarkan 4 Nilai ke Putra-putrinya, Salah Satunya Jangan Pernah Jumawa
Karenanya, dia mengkritik keras negara kalau gagal untuk menjamin dan memberikan garansi pluralisme dapat berdiri tegak di Republik ini.
“Dalam demokrasi tidak ada tirani mayoritas, sehingga setiap kelompok seminoritas apapun jumlahnya secara statistik punya nilai yang sama untuk mendapatkan hak hidup dan itu harus dijamin oleh negara.
Itulah yang menjadi alasan bung sabam sampai akhir hayatnya sangat menolak politik identitas dan bekerja seumur hidup untuk menjalankan politik berbasis nilai. Pelajaran yang lainnya dari Sabam Sirait yaitu politik itu adalah implementasi dari komitmen ideologis yang suci," ungkap Burhanuddin