UMKM

Kisah Usaha Konveksi Rofiqoh Ketika Omsetnya Tembus Rp1 Miliar

Cerita usaha konveksi Rofiqoh yang sukses setelah mengikuti pelatihan program Bank Wakaf Mikro (BWM) BSI Maslahat

Istimewa
Rofiqoh Rahmawati (kerudung merah) ketika ditemui tim program BWM BSI Maslahat di lokasi usaha konvensinya Galeri Santri Mandiri Kudus. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Raut muka Rofiqoh Rahmawati (32) terlihat sangat senang ketika pertama kali mengikuti pelatihan program Bank Wakaf Mikro (BWM) pada akhir 2018 lalu.

Rofiqoh panggilan akrabnya, pertama kali mengikuti program Bank Wakaf Mikro Bangun Sejahtera Indonesia (BSI) Maslahat ketika masih aktif mengajar di MTs Assaidiyah dan MA Assaidiyah Kudus bersama suaminya.

Rofiqoh mengikuti sosialisasi program BWM dari pengelola BWM Assa Berkah Kudus Jawa Tengah.  Dari program BWM ini, Rofiqoh mengimplementasikan ilmu yang dipelajari untuk mengembangkan usaha konveksinya yakni Galeri Santri Mandiri Kudus.

Ketertarikan Rofiqoh mengikuti program BWM karena saat itu, dirinya sedang merintis usaha penjualan pakaian jadi berbasis online sebagai reseller. 

“Waktu itu saya bermitra dengan tetangga-tetangga saya yang sudah menjadi grosir besar pakaian. Jadi, saya mengambil gambar barang-barang mereka lalu saya onlinekan di media sosial dan toko-toko online,” kata Rofiqoh dalam siaran pers yang dikirim Bangun Sejahtera Indonesia (BSI) Maslahat, Jumat (14/10/2022).

Ketika mengikuti program anggota BWM, Rofiqoh mendapat pinjaman Qardhul Hasan Rp1 juta, dan saat itu dibelikan 1 unit mesin jahit kecil Merk Butterfly untuk memulai usaha konveksi. 

Baca juga: UMKM dari Berbagai Kota Gelar Dagangan dalam Event Pasar Tumpah di Cideng

Ia lalu bertanya dalam hati, mengapa tidak mengembangkan usaha dengan bukan hanya sekedar seller, tapi mencoba menjadi produsen.

Hal ini menurut Rofiqoh karena jika hanya sekedar menjadi penjual pakaian jadi, dirinya tidak bisa memenuhi permintaan pasar baik dari segi model, bahan, dan jumlah termasuk ukuran. 

Oleh karenanya, Rofiqoh beralih untuk memproduksi sendiri pakaian jadi sesuai dengan permintaan pelanggan.

“Suami saya ketika bujangan sempat menjadi buruh di konveksi tetangga, dan kami melihat  peluang di konveksi lebih menjanjikan,” ujar Rofiqoh. 

Dengan bermodalkan 1 unit mesin jahit, Rofiqoh dan suaminya memulai usaha konveksi, pembuatan seragam sekolah, baju paskibraka, baju muslim (baju koko, jilbab, mukena, gamis, dsb). 

Baca juga: Banting Stir saat Usaha Percetakan Makin Sepi, Yansen Raih Sukses dengan Bisnis Burger Ramah Kantong

“Awalnya setiap order yang masuk saya nekat menyanggupi semua, Jika kesulitan saya bekerja sama dengan rekan rekan saya dan para tetangga yang bergelut dibidang usaha konveksi. Saya juga belajar secara otodidak,” ujar Rofiqoh. 

Pelan namun pasti order mulai berdatangan, dan bisa Rofiqoh selesaikan. Pada awal 2019 Rofiqoh menjelaskan juga menawarkan produk baju Paskibraka, dan mendapat respon bagus.

Pada 2020 akhirnya Rofiqoh memutuskan Resign dari guru di MTs Assaidiyah Kudus, karena ingin lebih fokus dalam usaha.

Pada akhir 2020 Rofiqoh bersama beberapa anggota BWM mengikuti program Digital Marketing yang diadakan BSI Maslahat untuk nasabah anggota Bank Wakaf Mikro. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved