Rusuh Arema Persebaya
Ratusan Orang Tewas di Tragedi Kanjuruhan, Ibas Pertanyakan SOP Polisi, Minta Segera Diusut Tuntas
Ibas mengajak seluruh pecinta sepak bola Tanah Air untuk sama-sama menciptakan iklim yang sehat dan jangan sampai hal buruk seperti tersebut terulang
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyampaikan duka cita mendalam dan keprihatinannya atas peristiwa yang baru saja terjadi di pentas sepak bola Liga 1 2022.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya menewaskan 127 orang, Sabtu (1/10/22) malam.
Pertandingan Arema vs Surabaya tersebut berakhir dengan skor 2-3. Kekalahan skuad Singo Edan di kandang mereka lantas menyulut emosi suporter Arema.
Ratusan orang dilaporkan meninggal dunia di stadion dan sisanya meninggal saat mendapat pertolongan di sejumlah rumah sakit.
“Saya menyampaikan duka cita mendalam untuk para korban dan sepak bola Indonesia. Apa yang terjadi di kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang ini benar-benar memilukan dan sangat tidak masuk diakal; bagaimana bisa 127 saudara sebangsa kita meninggal karena kericuhan atau salah prosedur pengamanan dalam sebuah pertandingan sepak bola yang dicintai rakyat ini?!"
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Akan Jadi Sejarah Kelam, IPW Minta Kapolri Pecat Kapolres terkait Gas Air Mata
“Pertandingan sepak bola yang seharusnya selain ajang berkompetisi olahraga para atlet kebanggaan juga menjadi hiburan masyarakat, mengapa justru memakan ratusan korban seperti ini?! Konyol,” imbuh Ibas, Minggu (2/10/2022)
Anggota DPR RI dari Dapil Jatim VII ini kemudian menyesalkan perbuatan suporter dan atau diduga salah penanganan keamanan yang dapat mempengaruhi kemajuan sepak bola Tanah Air.
“Karena peristiwa ini, Liga 1 2022/2023 harus ditunda selama sepekan atau bahkan justru ditunda beberapa saat. Nah, selain memakan korban, kericuhan juga mengakibatkan sulitnya olahraga sepak bola Tanah Air maju dan berkembang,”
“Kerja sama antara suporter dengan klub bola sangat diperlukan kalau ingin sepak bola kita maju, suporter yang benar-benar ‘memberikan-suport’, mendukung penuh dengan cinta dan perilaku positifnya. Bukan yang seperti ini. Kasihan para pemain, sudah bekerja keras, latihan setiap hari, tapi malah didukung dengan tindakan anarkis. Pada akhirnya semua akan dirugikan dan sangat menyedihkan.”
Ibas kemudian mengajak seluruh pecinta sepak bola Tanah Air untuk sama-sama menciptakan iklim yang sehat dan jangan sampai hal buruk seperti tersebut terulang.
Apalagi kita ketahui sejak dahulu pendukung sepakbola seperti Aremania, Bobotoh, Jakmania serta Arek Suroboyo itu terkenal fanatik, dinamis, dan cukup keras.
“Seluruh pecinta sepak bola, mari kita dukung klub-klub kesayangan kita dan timnas Indonesia dengan baik. Berhentilah memberikan dukungan dengan fanatisme berlebihan dan juga dengan kekerasan. Jangan sampai sepak bola memakan korban lagi. Memalukan untuk negeri kita. Sepak bola harus maju dengan suporternya yang berperilaku tepat dalam mendukung,” ungkapnya.
Ibas juga menegaskan agar sistem pengamanan, baik infrastruktur, dan lapis pengamanan dalam setiap pertandingan lebih disempurnakan.
“Termasuk juga SOP jika terjadi pertikaian, kerusuhan dan lain sebagainya. Setiap pemicu jika ditangani dengan tidak sempurna akhirnya juga akan menjadi kurang begitu optimal. Kapasitas stadion juga perlu diperhatikan”, tutupnya.
IPW desak Kapolri pecat kapolres
Sebelumnya, Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit harus mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat.
Pasalnya ujar dia, Ferli merupakan orang yang bertanggung jawab dalam mengendalikan pengamanan.
"Kapolri Jenderal Listyo Sigit juga harus mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat yang bertanggung jawab dalam mengendalikan pengamanan pada pertandingan antara tuan rumah Arema FC Malang melawan Persebaya Surabaya," kata Sugeng, dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022).
Seperti diketahui, dalam kerusuhan itu, polisi menembakkan gas air mata ke sejumlah sudut, bahkan ke tribun penonton
Akibatnya, suporter berlarian menghindari gas air mata.
Mereka menuju ke pintu keluar, menyebabkan ribuan suporter berdesakan hingga banyak yang terinjak dan kekurangan oksigen
Selain itu, ia juga mendesak Kapolri untuk memerintahkan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mempidanakan panitia penyelenggara pertandingan antara Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Baca juga: Rusuh Arema vs Persebaya di Kanjuruhan, Liga 1 Dihentikan 1 Pekan
"Lebih penting dari tewasnya 127 suporter (kini jumlahnya sudah mencapai 182 orang) tersebut, Presiden Jokowi harus memberikan perhatian terhadap dunia sepakbola di Indonesia yang selalu ricuh dan menelan korban jiwa," ujar dia.
"Kemudian, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule seharusnya malu dan mengundurkan diri dengan adanya peristiwa terburuk di sepak bola nasional," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencabut izin penyelenggaraan sementara seluruh kompetisi liga yang dilakukan PSSI.
Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso, buntut insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022).
Baca juga: Terus Bertambah, Korban Jiwa Kerusuhan Stadion Kanjuruan Mencapai 182 Orang
"Dengan adanya kejadian tersebut, Indonesia Police Watch mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencabut ijin penyelenggaraan sementara seluruh kompetisi liga yang dilakukan PSSI sebagai bahan evaluasi harkamtibmas," ujar dia, dalam keterangannya pada Minggu (2/10/2022).
"Di samping, menganalisa sistem pengamanan yang dilaksanakan oleh aparat kepolisian dalam mengendalikan kericuhan di sepak bola," lanjut Sugeng.
Ia menuturkan bahwa kericuhan dalam tragedi tragis itu berawal dari kekecewaan suporter tim tuan rumah yang turun ke lapangan tanpa dapat dikendalikan oleh pihak keamanan.
Bahkan, aparat kepolisian yang tak sebanding dengan jumlah penonton, menembakkan gas air mata sehingga menimbulkan kepanikan terhadap penonton yang jumlahnya ribuan.
Baca juga: Pertandingan Persib vs Persija Ditunda, Buntut Kerusuhan Arema Persebaya
Akibatnya, banyak penonton yang sulit bernapas dan pingsan serta banyak jatuh korban yang terinjak-injak di sekitar Stadion Kanjuruhan Malang.
"Padahal, penggunaan gas air mata di stadion sepak bola sesuai aturan FIFA dilarang. Hal itu tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 huruf b disebutkan bahwa sama sekali tidak diperbolehkan mempergunakan senjata api atau gas pengendali massa," katanya.
Lebih lanjut, ia meminta agar insiden itu harus diusut tuntas oleh pihak kepolisian.
"Jangan sampai pidana dari jatuhnya suporter di Indonesia menguap begitu saja seperti hilangnya nyawa dua bobotoh di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada bulan Juni lalu," ujar Sugeng.