Taruna TNI
Keputusan Jenderal Andika Perkasa Menuai Dukungan dari Banyak Kalangan Soal Tinggi Badan Taruna TNI
Keberanian Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengubah aturan soal tinggi badan Taruna TNI menuai dukungan dari banyak kalangan.
“Jadi kita menggunakan peraturan Panglima TNI yang terakhir itu tahun 2020 nomor 31 itu, itu sudah saya lakukan perubahan. Perubahan yang sebetulnya lebih mengakomodasi," kata Andika dikutip dari kanal YouTube miliknya, Jenderal TNI Andika Perkasa, Selasa (27/9/2022).
Dalam keputusannya, Andika menurunkan syarat tinggi badan bagi pria dari 163 sentimeter menjadi 160 sentimeter.
Sedangkan syarat tinggi badan wanita turun dari 157 sentimeter menjadi 155 sentimeter.
Selain tinggi badan, Andika Perkasa juga mengubah ketentuan mengenai usia calon taruna dan taruni. Adapaun syarat usia bagi calon taruna menjadi 17 tahun sembilan bulan dari sebelumnya 18 tahun.
Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani berpendapat, perubahan tersebut tidak menjadi masalah.
Bahkan menurutnya, merupakan terobosan sesuai kenyataan yang ada di lapangan.
"Ketentuan ini juga akan bisa mengakomodasi lebih banyak lagi anak bangsa yang ingin menjadi prajurit TNI," kata Christina dalam keterangan yang diterima, Kamis (29/9/2022).
Legislator Partai Golkat itu menyebut, Jenderal Andika tidak ujug-ujug mengambil keputusan.
Menurutnya, Panglima telah menerima banyak masukan dari anak buah menyangkut kondisi riil di lapangan, bahwa dua syarat ini sering kali menggagalkan calon prajurit yang sebenarnya memiliki kemampuan yang baik.
"Usia dan tinggi badan hanyalah dua dari sejumlah persyaratan seleksi. Masih ada kriteria lain yang menentukan seseorang untuk lulus dalam penilaian," ujarnya.
Pada prinsipnya, kata Christina, selama ini taruna dan taruni ini bisa dan sanggup menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, maka perbedaan tinggi 3 cm untuk taruna dan 2 cm untuk taruni, serta 4 bulan usia tidak seharusnya menjadi permasalahan.
Christina menilai perubahan ini tidak mempengaruhi kemampuan prajurit TNI.
"Banyak prajurit yang memiliki kecerdasan dan kemampuan yang baik tapi kekurangan tinggi badan. Maka sayang jika mereka dikorbankan hanya karena faktor tinggi badan, sementara ke depan TNI juga dituntut untuk memiliki kemampuan-kemampuan lain seperti manajerial, adaptasi teknologi, dan lain-lain," pungkasnya.