Pemilu 2024
Anies Baswedan Sebut Polarisasi Masyarakat dalam Pemilu Adalah Hal Wajar & Tak Perlu Dipermasalahkan
Komisi Pemilihan Umum resmi memulai tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 secara serentak pada 14 Juni 2022.
Penulis: Indri Fahra Febrina | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, KEBAYORAN BARU - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri acara Indonesia Millenial And Gen-Z Summit 2022 di The Tribrata Jakarta, Jakarta Selatan, Jumat (30/9/2022).
Dalam acara itu, Anies menyinggung soal polarisasi atau pengelompokan masyarakat dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Anies berujar, polarisasi masyarakat adalah hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan.
"Nah, kadang-kadang kita khawatir 'Waduh janga sampai Pemilu ini terjadi polarisasi loh'. Polarisasi itu sesuatu yang wajar," kata Anies di lokasi pada Jumat (30/9/2022).
Baca juga: Gelar Rapat Bersama, Plt Ketua Umum PPP dan Majelis Pakar Matangkan Pemenangan Pemilu 2024
Baca juga: Anies Baswedan Semangat Bereskan Jakarta, Jelang Deklarasi Capres 10 November 2022
Baca juga: Kampanye Pemilu 2024 Cuma 75 Hari, KPU Berharap Polarisasi di Masyarakat Tak Berlangsung Lama
Alumnus Universitas Gadjah Mada itu menjelaskan bahwa polarisasi masyarakat bisa terjadi di antara dua atau lebih kubu.
Alih-alih terbawa arus polarisasi, Anies menyarankan masyarakat mulai menyadari potensi terjadinya pengelompokan kubu dalam tahapan pemilu.
"Yang penting adalah ketika kita memasuki proses pemilu harus sadar pasti akan terjadi yang namanya polarisasi. Polarisasi terjadi antar apa? Antar dua kubu, tiga kubu, empat kubu. Dan kita tidak perlu khawatir dengan proses itu karena ini adalah nature nya proses pemilihan," tutur Anies.
BERITA VIDEO: Inisial ‘R’ Trending di Twitter, Warganet Sebut Nama nama Yang Meresahkan Berinisial R
Anies mengungkapkan polarisasi di masyarakat akan berhenti bersamaan dengan selesainya Pemilu.
Ia mengumpamakan pengelompokan di masyarakat dengan laga klub sepak bola.
"Kalau Manchester City bertanding lawan Manchester United, yang terjadi polarisasi di kota itu antara pendukung City dan pendukung United," ucap Anies.
"Tapi pada ujungnya selesai pertandingan, semua yang baju merah dan baju biru itu hilang. Kita sekarang berbicara sebagai orang Manchester, itu contoh," jelas Anies.