Hacker Bjorka Menyerang, Mantan Kabais TNI: Bubarkan Lemsaneg Kesalahan Fatal

Ponto menegaskan perlu adanya lembaga khusus yang menangani soal pertahanan sandi negara.

Fabian Januarius Kuwado
Bekas Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto menilai serangan hacker Bjorka terhadap data para pejabat hingga kementerian, bukan hal yang luar biasa. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Bekas Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto menilai serangan hacker Bjorka terhadap data para pejabat hingga kementerian, bukan hal yang luar biasa.

Ponto lantas menyinggung soal pembubaran Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) yang kemudian ditransformasi menjadi Badan Siber Sandi Negara (BSSN) pada 2017.

Kata dia, kebijakan mentransformasi lembaga tersebut merupakan kesalahan fatal yang dapat berakibat lemahnya sistem pertahanan data negara.

"Lemsaneg kita bubarkan, itu kesalahan fatal, dari dulu saya sudah bilang."

"Jadi kalau Bjorka terjadi itu bukan (hal yang) luar biasa, kenapa? Karena kita sudah membubarkan Lemsaneg," kata Ponto kepada awak media, Rabu (28/9/2022).

Ponto menegaskan perlu adanya lembaga khusus yang menangani soal pertahanan sandi negara.

Baca juga: Penyebaran Tabloid Anies Baswedan di Tempat Ibadah dan Pasar di Malang Dilaporkan ke Bawaslu

Bahkan, sangat memungkinkan untuk membubarkan BSSN dengan mengembalikan Lemsaneg.

"Bubarkan BSSN, loh, kembalikan Lemsaneg, kenapa?"

"Bicara Bjorka, maka kita berbicara yang di-hacker itu kan berita ya?"

Baca juga: Potensi Produksi di Buton 662 Juta Ton, Dua Tahun Lagi Jokowi Bakal Setop Impor Aspal

"Kalau bicara berita, maka kita berbicara sandi, kalau kita berbicara sandi, maka kita berbicara Lemsaneg," tutur Ponto.

Perlunya pembubaran BSSN, menurut Ponto, agar tercipta perbedaan fokus dalam penanganan siber dan sandi negara.

Jika memang yang dibutuhkan oleh suatu negara berupa pertahanan data, maka seharusnya lembaga yang mengatasi hal tersebut harus fokus pada sandi negara saja.

Baca juga: Polri Evaluasi Kondisi Kesehatan Putri Candrawathi, Bakal Ditahan?

Dalam artian lain, penanganan soal siber dengan sandi tidak bisa digabung dalam satu lembaga.

"Iya, kembali (Lemsaneg) pisahkan antara siber dengan sandi, karena siber itu adalah menyerang, sandi itu adalah keamanan pertahanan."

"Lah, kalau dua ini digabung, kita enggak tahu kita mau menyerang atau mau bertahan ini."

Baca juga: KSAL Siapkan 12 Kapal Perang untuk Amankan KTT G20 di Bali

"Makanya dulu, sebelum ada BSSN, kita kan persandian, Lemsaneg, dan ini kita jaga betul-betul sakral," bebernya.

Dengan begitu, Ponto menilai, penggabungan antara fokus penanganan Siber dengan Sandi negara melalui BSSN merupakan kesalahan awal sehingga membuat mudahnya hacker menyerang.

Sebab, pemerintah menjadi tidak fokus antara melakukan pertahanan keamanan data atau melakukan penyerangan melalui siber.

Baca juga: Adang Daradjatun Jadi Ketua MKD DPR Gantikan Habib Aboe Bakar Alhabsyi

Padahal menurut Ponto, yang dibutuhkan paling utama adalah mengamankan pertahanan data negara.

"Lah, kan sudah saya bilang kita sendiri yang salah, kenapa kita menggabung sandi dengan Lemsaneg?"

"Jadi ini (serangan hacker Bjorka) hanya ujungnya, tapi langkah dari awal udah salah, adalah penggabungan dua itu, itu menurut saya," paparnya. (Rizki Sandi Saputra)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved