Cerita Ahmad Peserta JKN-KIS yang Menjalani Operasi Katarak Berbiaya Rp 0
Ahmad Riyadi (64) peserta JKN-KIS merasa takjub karena ia menjalani operasi katarak berbiaya Rp 0.
WARTAKOTALIVE.COM, TIGARAKSA - Ahmad Riyadi (64) merasa takjub karena ia menjalani operasi katarak berbiaya Rp 0.
Ahmad memanfaatkan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) selama mendapatkan perawatan untuk salah satu matanya agar penglihatannya kembali normal.
Bagi Ahmad, usia boleh senja, tetapi ia tidak ingin pandangan matanya terhalang ketika bercengkrama dengan orang-orang tersayang di sekitarnya.
“Kejadiannya antara tahun 2016 atau 2017, saya lupa. Ketika pandangan mata saya perlahan-lahan kabur dan mulai mengganggu, saya konsultasikan ke dokter di Puskesmas tempat saya terdaftar,” ujar Ahmad, beberapa waktu lalu.
Menurut dokter, lanjut Ahmad, dirinya harus mendapatkan penanganan lebih lanjut dari dokter spesialis mata.
“Saya pun kemudian dirujuk ke rumah sakit. Saat itu, saya mendapatkan pelayanan yang sangat baik di Puskesmas. Proses untuk mendapatkan rujukannya juga mudah sekali dan tidak berbelit-belit,” tutur ayah dari tiga orang anak ini.
Tiba di rumah sakit rujukan, Ahmad juga merasakan hal yang sama, yaitu pelayanan yang diberikan baik sekali.
Setelah menjalani beberapa pemeriksaan dengan dokter mata, Ahmad disarankan menjalankan operasi untuk mengobati kataraknya.
Tanpa harus menunggu lama, Ahmad dijadwalkan operasi di minggu berikutnya. Karena sudah berbekal kartu JKN-KIS, ia tidak khawatir akan biaya yang dikeluarkan. Dalam hatinya, ia bergumam kemungkinan biaya yang dikeluarkan tidak banyak karena sudah dibantu oleh Program JKN-KIS.
“Waktu urus administrasi untuk keluar dari rumah sakit, betapa herannya saya tidak ada biaya yang diminta sama sekali. Sebelumnya saya sudah siap jika ada biaya tambahan yang perlu saya keluarkan. Ternyata operasi katarak yang saya jalani berbiaya Rp0 alias gratis,” ungkap Ahmad.
Ahmad pun tak lepas dari rasa syukurnya yang berkali lipat karena selain keluhan matanya yang pulih karena sudah di operasi, ia juga tak perlu mengeluarkan uang untuk biaya berobat.
“Keluar dari rumah sakit, rasa syukurnya berlipat-lipat. Selain memikirkan mata yang akan pulih lagi, uang yang saya sudah saya siapkan tidak jadi terpakai,” ungkapnya.
Ahmad menyadari berkah yang dia terima tersebut merupakan buah dari apa yang ia tanam.
Sejak menjadi peserta JKN-KIS pada awal tahun 2014, Ahmad selalu berusaha untuk membayar iuran rutin dan tepat waktu.
Ia tidak ingin jika sewaktu-waktu memerlukan pelayanan kesehatan, kondisi kartunya tidak aktif. Apalagi sejak ia pensiun dari pekerjaannya, Ahmad dan istri menjalani wirausaha dengan pendapatan yang tidak tentu setiap bulannya.
