Gunung Antang
Penghuni Bangli Gunung Antang Gertak PT KAI dan Pemprov DKI, Duduki Wilayah Jika tak Ada RTH
Penghuni bangunan liar (bangli) di Gunung Antang Matraman, Jakarta, berani mengancam PT KAI dan Pemprov DKI, jika RTH tak dibangun.
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Penghuni bangunan liar di wilayah Gunung Antang, Matraman, Jakarta Timur, menilai aktivitas warga akan kembali beroperasi, walaupun sudah dilakukan pembongkaran paksa.
Hal itu disampaikan satu penghuni bangunan yang membuka warung minuman, K (58), bahwa apabila lahan kerap terlihat kosong, memungkinkan bangunan liar tersebut akan kembali berdiri.
Sebab dirinya mengungkapkan asumsi tersebut berdasarkan pengalamannya berjualan di lokasi sejak tahun 2000.
"Kalau tidak cepat digunakan pasti orang bangun lagi," kata Kumis, Selasa (30/8/2022) kemarin.
Selama waktu dirinya berjualan, tempat tersebut sudah kerap kali dirobohkan, atau mendapat penggusuran.
Namun, penghuni bangunan liar tersebut masih nampak nekat kembali beroperasi.
"Karena pembongkaran ini sudah sering karena dulu pernah dibongkar sekitar tahun 2010 terakhir," lugasnya.
Baca juga: PT KAI Layangkan SP3 Pada Warga di Lokalisasi Gunung Antang yang Belum Pindah
Terakhir pernyataannya, K tidak khawatir dengan keputusan pembongkaran pada Selasa kemarin.
Dirinya pun merasa bukan menjadi suatu masalah.
"Saya biasa-biasa aja, sudah siap juga jika tempat ini akan dirobohkan," tutup K.
Usai dilakukan penertiban, lokalisasi bangunan liar Gunung Antang yang berdiri di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI), Matraman, Jakarta Timur, akan direncanakan dibuatkan ruang terbuka hijau.

Kepala Humas PT KAI Daop 1, Eva Chairunisa, menjelaskan penertiban tersebut digelar pada Selasa (30/8) yang dimulai sekira pukul 09.00 WIB.
Selanjutnya, untuk mewujudkan harapan membuka ruang terbuka hijau, Eva mengungkapkan kedepannya akan melayangkan surat ke jajaran Pemerintah Kota Jakarta Timur, terkait pemberitahuan pelaksanaan.
"Tentunya ini kan memang area yang seharusnya steril. Jadi kita sudah bersurat ke pemerintah kota agar dapat dibuatkan ruang terbuka hijau," kata Eva, Selasa (30/8).
Selain itu, untuk langkah antisipasi lainnya, Eva menjelaskan akan bekerjasama dengan aparat untuk rutin Patroli di lokasi Gunung Antang yang sudah ditertibkan.
"Ke depannya kita juga akan melakukan penjagaan terpadu bersama dengan pihak TNI Polri, KAI, dan pemerintah kota," tuturnya.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Belum Terima Surat dari PT KAI Terkait Penertiban Lokalisasi Gunung Antang
Penertiban tersebut dilakukan dengan bantuan para aparat beserta jajarannya.
"Hari Selasa dilakukan penertiban di mana kami dibantu oleh pihak kepolisian kemudian juga TNI dan pemerintah kota Jakarta Timur beserta jajaran dalam proses penertiban," lugas Eva, Selasa (30/8).
Selama proses penertiban berlangsung, nampak juga alat berat yang terlihat dimanfaatkan petugas untuk merobohkan bangunan.
Diperkirakan, terdapat ratusan bangunan liar yang ditertibkan, mulai dari pagi sekira pukul 09.00 WIB hingga siang hari sekira pukul 11.35 WIB.
"Secara keseluruhan di area Gunung Antang ini ada 120 bangunan liar yang sudah kita data, dan terletak di lahan seluas 2.500 meter persegi. Untuk hari ini kita akan tuntaskan keseluruhan penertiban," tuturnya.
Total 700 personel gabungan dari jajaran aparat penegak hukum wilayah Jakarta Timur, diturunkan untuk pengamanan penertiban lokalisasi bangunan liar Gunung Antang.
Jajaran personel yang terdiri dari antara lain TNI, Polri, dan Satpol PP nampak hadir dalam penertiban Gunung Antang.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombespol Budi Sartono, mengungkapkan, terkhusus pihaknya yang dikerahkan untuk penertiban berjumlah 250 personel.
"Personel dari Polri kita membantu 250 pasukan. Dari TNI sekitar 50, dari PT KAI sekitar 200," kata Budi, Selasa (30/8).
Keputusan tersebut dijelaskan Budi atas dasar hasil rapat bersama jajaran yang relevan sebelumnya untuk tahapan perencanaan penertiban lokasi tersebut.
"Setelah rapat maka kesepakatan tempat ini ditertibkan oleh PT KAI dan hari ini kita telah membantu PT KAI menertibkan bangunan liar yang ada di Gunung Antang," lugasnya.
Di lain pihak, Kasatpol PP Jakarta Timur, Budhy Novian, menjelaskan jajarannya mengerahkan total 200 personel dalam penertiban bangunan liar Gunung Antang ini.
"Belum termasuk personel TNI Polri yang dilibatkan, saya belum tahu jumlahnya," kata Budhy, Senin (29/8).
Selain itu, jajaran Satpol PP Jakarta Timur juga akan melakukan antisipasi terhadap kemungkinan perlawanan dari warga lokalisasi Gunung Antang.
"(Ada potensi perlawanan), kalau dari kronologis perjalanan somasi 1-3 dan SP 1-3 yang diterbitkan PT KAI, tidak ada yang bergerak untuk bongkar sendiri alias abai," tutur Budhy.
Sebelum memulai penertiban, jajaran petugas nampak terlebih dahulu melakukan apel, yang digelar sekira pukul 08.00 WIB, untuk kemudian langsung melakukan pembongkaran dari satu bedeng ke bedeng lainnya.
Diketahui sebelumnya, tujuan pembongkaran bangunan liar tersebut juga didasari kejadian penyerangan beberapa waktu lalu, dari komplotan preman Gunung Antang ke permukiman warga RW 01, Kelurahan Rawabunga, Kecamatan Jatinegara.
Peristiwa tersebut persisinya terjadi pada Minggu (12/6/2022), dan Senin (13/6/2022) dini hari. Komplotan preman tersebut melakukan penyerangan dengan menggunakan senjata tajam, batu, hingga senjata api.