Cacar Monyet

Hanya untuk Indikasi Medis, Vaksin Cacar Monyet di Indonesia Tidak akan Diberikan Massal

Vaksin cacar monyet akan dibahas lebih lanjut dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan ITAGI.

Imuneclinicas
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sedang menyiapkan rekomendasi vaksin cacar monyet alias monkeypox. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sedang menyiapkan rekomendasi vaksin cacar monyet alias monkeypox.

Ketua Satgas Monkeypox PB IDI dr Hanny Nilasari mengatakan, vaksin tersebut tidak akan diberikan massal kepada masyarakat, melainkan hanya diberikan terbatas seperti kelompok immunocompromised (memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi), serta populasi kontak erat.

"PB IDI sedang melakukan konsolidasi untuk memberikan vaksin yang mana terbaik untuk dipilih Kementerian Kesehatan."

"Vaksin tidak diindikasikan sampai saat ini untuk digunakan secara massal. Jadi hanya untuk indikasi medis," kata dokter Hanny, ditemui di Gedung PB IDI, Jakarta Pusat, Selasa (30/8/2022).

Dokter spesialis kulit dan kelamin ini menyatakan, rekomendasi itu akan keluar dalam waktu dekat.

Saat ini tim PB IDI tengah berkonsolidasi dan memfinalisasi hasil kajiannya pada Kamis lusa.

Baca juga: DAFTAR Lengkap PPKM Jawa-Bali Hingga 5 September 2022: Level 1 Bertahan di Semua Provinsi

"Mudah-mudahan di Hari Jumat bisa ditampilkan update vaksin apa yang direkomendasikannya kepada kementerian kesehatan," harap Hanny.

Di kesempatan yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengungkapkan, vaksin adalah salah satu bagian dari penanggulangan penyakit infeksi.

Namun di sisi lain, WHO belum memberi anjuran ke berbagai negara untuk menggelar vaksinasi massal cacar monyet layaknya Covid-19.

Baca juga: Andi Arief Sebut Anies Baswedan Dijegal Agar Tak Jadi Capres, Bambang Pacul: Aturan Mainnya Dibaca

Ia menegaskan, vaksin cacar monyet akan dibahas lebih lanjut dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan ITAGI.

"Yang kedua dari vaksin yang dulu ada, 1980, masih dinilai efektif, tetapi negara-negara maju, mereka ada yang mengadakan (penelitian) sendiri, dan sudah ada dua. Kita lagi penjajakan," jelasnya.

Dokter Hanny menerangkan, berdasarkan data kemenkes, sampai saat ini ada satu kasus terkonfirmasi positif, satu kasus suspek, serta 32 kasus discarded monkeypox di Indonesia.

Baca juga: Tak Boleh Saksikan Rekonstruksi, Kamaruddin Simanjuntak Bakal Lapor ke Jokowi dan Komisi III DPR

"Artinya satu kasus yang terkonfirmasi ini berdasarkah hasil penelitian atau hasil observasi secara klinis dan pemeriksaan PCR yang sudah dilakukan itu, didapatkan hasil PCR yang positif. Dan sampai saat ini masih dalam pantauan Dinas Kesehatan," terangnya.

Satu hari lalu, rilis Kemenkes menyebut pasien tersebut sudah lepas dari pantauan karena gejalanya membaik. (Rina Ayu)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved