Polisi Tembak Polisi
Kapolri Berharap Setelah Paparan dengan Komisi 3 DPR RI Kasus Brigadir J Jadi Terang Menderang
Listyo mengaku, peristiwa kematian Brigadir Yosua menjadi momentum bagi Polri untuk perbaiki institusi Polri.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, TANAH ABANG - Kapolri Jenderal Listyo Sigit memapaparkan penembakan Brigadir J atau Brigadir Yosua Hutabarat di depan anggota Komisi 3 DPR RI pada Rabu (24/8/2022) pagi.
Ia berharap, penjelasan di depan Komisi III DPR RI bisa menjadi terang dan ini bentuk akuntabilitas dari Polri karena tak menutup-nutupi.
"Mungkin ini yang bisa kami sampaikan," tegasnya.
Listyo mengaku, peristiwa kematian Brigadir Yosua menjadi momentum bagi Polri untuk perbaiki institusi Polri.
Sehingga kedepannya Polri bisa bekerja lebih baik khususnya dalam melayani masyarakat luas.
Baca juga: Kombes Hengki Haryadi Masih Dinas di Polda Usai Diperiksa Terkait Penembakan Brigadir J
"Polri yang saat ini terdampak atas peristiwa itu bisa segera pulih karena ini pertaruhan marwah menjaga instutai Polri," tururnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan kepada Komisi 3 DPR RI setelah mencopot sejumlah pejabat, tim khusus akhirnya mudah menyelidiki kematian Brigadir Yosua Hutabarat.
Bahkan, timsus menemukan titik terang dari kasus kematian Brigadir Yosua dan pada 5 Agustus Bharada E ditetapka tersangka.
Kemudian, RE juga mengubah pengakuan karena sebelumnya ia mengaku sebagai pembunuh.
"Akhirnya dia menyampaijan bahwa almarhum Yosua terkapar bersimbah darah saudara FS memegang senjata dan lalu diserahkan ke RE," kata Listyo Rabu (24/8/2022).
Lantas Listyo meminta agar Bharada RE dihadapkan kepada dirinya secara langsung untuk mengetahui secara langsung.
Baca juga: Anggap Kasus Sulit, Jaksa Bakal Dampingi Polri Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir Yosua
Kepada Kapolri, RE mengaku mendapat janji dari Irjen Ferdy Sambo alam mendapatkan SP3 terhadap kasus yang terjadi.
Tapi ternyata, RE tetap dijadikan tersangka dan Bharada RE ini akhirnya ingin mengubah informasi awal.
"RE minta disiapkan pengacara baru dan tidak mau bertemu FS," tegasnya.
Kapolri Sebut Motif Pembunuhan Brigadir J Berdasar Pengakuan Ferdy Sambo Karena Pelecehan
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengatakan secara non formal atau tidak resmi, pihaknya sudah menanyakan ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait motif kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J oleh eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
"Terkait motif, begini ya, kita juga secara non formil sudah bertanya kepada Pak Kapolri. Atas pengakuan yang bersangkutan bahwa disitu terjadi pelecehan, pengakuan ya, pengakuan di BAP. Tapi kita nanti kita lihat dan kawal prosesnya sampai sudah sampai dimana," kata Sahroni sebelum melakukan rapat dengar pendapat dengan Kapolri di gedung DPR, seperti yang ditayangkan Kompas TV, Rabu (24/8/2022).
"Apa yang menjadi motif utama dalam perkara yang luar biasa ini, maka nanti kita tanya. Puncak dari pertanyaan yang mungkin masyarakat ingin tahu motif sebenarnya apa," kata Sahroni.
Sehingga katanya agar tidak ada lagi spekulasi berkepanjangan di masyarakat.
"Karena menurut saya, Indonesia kaya gak ada urusan yang lain saja. Makanya nanti kita tanya," kata Sahroni.
Menurut Sahroni kasus Ferdy Sambo dalam sebulan belakangan ini menjadi perhatian publik yang luas.
Baca juga: Kuwat Maruf Fitnah Brigadir J Lecehkan Putri Candrawathi, Bikin Ferdy Sambo Rencanakan Pembunuhan
"Hari ini kepada Kapolri, kita akan bertanya langsung. Apa yang terjadi dalam perkara yang sudah membuat Ferdy Sambo menjadi tersangka bersama istrinya," kata dia.
Selain itu menurut Sahroni, pihaknya juga akan menanyakan terkait beredarnya diagram konsorsium 303 atau kerajaan Judi, dimana ada dua diagram yang saling tuding dan menyerang.
"Soal konsorsium 303 dengan dua diagram yakni geng sebelah dengan geng sebelah juga akan ditanyakan ke Kapolri, nanti secara formil," katanya.
Sebelumnya eks kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara mengatakan motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang dirancang Irjen Ferdy Sambo adalah akibat dari fitnah Kuwat Maruf, sopir sekaligus asisten rumah tangga Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, atas Brigadir J.
Kuwat Maruf disebut memfitnah Brigadir J telah melecehkan Putri Candrawathi.
Fitnahan itu diungkapkan Kuwat Maruf kepada Ferdy Sambo hingga membuatnya murka. Karena terhasut pernyataan Kuwat serta merasa harkat dan martabat keluarganya dilukai, Ferdy Sambo lalu merancang dan merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J.
Baca juga: Motif Pembunuhan Brigadir J Terkuak, Difitnah Kuwat Maruf Sebabkan Ferdy Sambo Murka
Hingga akhirnya Brigadir J dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022 lalu. Brigadir J ditembak oleh Bharada E atas perintah Ferdy Sambo. Ekseksusi Brigadir J dilakukan di depan Kuwat Maruf dan Brigadir RR, ajudan Ferdy Sambo lainnya.
Belakangan diketahui Ferdy Sambo turut menembak kepala Brigadir J yang sudah bersimbah darah.
"Jadi motif sebenarnya adalah karena si Kuwat Maruf atau KM INI. Kuwat ini orang sipil tapi ingin berkuasa di polisi (ajudan Ferday Sambo). Kuwat ini kan selalu berantem sama si Yosua atau Brigadir J, karena Kuawat ingin dianggap oleh Sambo, sebagai orang pertama penjaga Sambo," kata Deolipa di acara Catatan Demokrasi TV One, Selasa (23/8/2022) malam.
Sehingga kata Deolipa timbulah propaganda-propaganda si Kuwat.
"Propaganda si Kuwat ini, dia bikin cerita tentang si Yosua ini yang jelek-jelek. Dia bikin propaganda terkait bu Putri dan bilang ke Sambo," ujar Deolipa.
Diantaranya adalah Brigadir J disebut Kuwat sudah berupaya 2 kali melecehkan Putri Candrawati, istri Ferdy Sambo.
Baca juga: Tanggapi Hasil Autopsi Ulang Brigadir J, Kamaruddin: Kok Beda Dengan Keterangan Tersangka?
"Kuwat karena gengsinya, karena merasa paling kuat, namanya juga Kuwat, kalau dibawah Yosua kan gak mau dia. Sebab Kuwat orang lama ikut Sambo. Jadi dia bilang ke Sambo, bos Yosua tuh begini-begini begini. Ini yang namanya fitnah. Jadi sumber persoalan utama adalah fitnahnya Kuwat yang disampaikan kepada Sambo," papar Deolipa.
Apa yang dikatakan Kuwat ke Ferdy Sambo, kata Deolipa membuat Sambo marah besar.
"Namanya Sambo kadang kadang psikopat, panik dia, merasa cemburu banget. Timbulah niat busuknya karena kepalanya sudah tidak bisa berpikir normal, karena omongan si Kuwat," kata Deolipa.
Menurut Deolipa, Kuwat Maruf memang sudah lama iri dengan polisi, para ajudan Ferdy Sambo, terutama Brigadir J.
"Kuwat ini kan karena iri sama Yosua, Eliezer sama ajudan polisi lain. Akhirnya ia rancang suatu cerita di otaknya, yakni cerita jahat dan itu fitnah. Makanya sumber dari persoalan ini adalah fitnah," kata Deolipa.
Ia mengatakan semua kesimpulan itu berdasar dari kesaksian Bharada E dan cerita yang didapatnya dari penyidik serta lainnya.
"Sehingga dapat satu sudut pandang. Oh ternyata, ada posisi dimana Kuwat ini orang sipil, lalu ajudan lainnya polisi semua. Kuwat ini tersinggung kalau gak jadi bosnya mereka. Juga tersinggung kalau Sambo lebih dengerin omongan ajudannya yang polisi-polisi ini, daripada dia," ujar Deolipa.
"Kuwat maunya nomor satu, tapi dia sipil. Apalagi dia bawaan orang lama, jadi dia gak mau kalah. Akhirnya dia bikin propaganda dan fitnah serta ceritalah ke Sambo," kata Deolipa.
Kuwat mengarang cerita Brigadir J telah melakukan perbuatan tak terpuji pada istri Sambo, Putri Candrawathi.
Padahal hubungan Putri Candrawathi dan Brigadir J sudah seperti ibu dan anak. Hal itu pula kata Deolipa yang membuat Kuwat tidak senang.