Berita Video
VIDEO Bayi 2 Bulan Demam dan Muntah-muntah Usai Diberi Obat Kedaluwarsa
Bayi berusia 2,5 bulan di Kota Tangerang, mengalami gejala panas tinggi hingga muntah usai diberi obat yang telah kedaluwarsa
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Fredderix Luttex
WARTAKOTALIVE.COM, Karang Tengah - Seorang bayi berusia 2,5 bulan di Kota Tangerang, mengalami gejala panas tinggi hingga muntah usai diberi obat yang telah kedaluwarsa.
Bayi tersebut bernama Arkaan, berusia 2,5 bulan anak dari Widya Kurnia Rahayu (26), warga Kelurahan Pondok Pucung, Karang Tengah, Kota Tangerang.
Obat yang kedaluwarsa tersebut merupakan obat penurun panas jenis paracetamol yang telah kedaluwarsa hingga dua tahun.
"Setelah minum obat kedaluwarsa yang dikasih sama petugas setelah imunisasi, anak saya nangis mulu, terus badannya panas sampai 38 derajat, batuk dan bahkan sampai muntah-muntah," ujar Widya Kurnia Rahayu (26) saat diwawancarai Wartakotalive.com, Rabu (10/8/2022).
"Muntahnya itu karen gumoh, enek begitu, kaya mau muntah banyak, tapi ketahan di tenggorokan," imbuhnya.
Kemudian Widya menjelaskan, obat kedaluwarsa tersebut didapat saat dirinya membawa Arkaan menjalani imunisasi di Posyandu Bunga Kenanga, pada Selasa (9/8/2022) kemarin.
Baca juga: BREAKING NEWS: Jalani Imunisasi, Balita di Karang Tengah Tangerang Malah Diberi Obat Kedaluarsa
Usai menjalani imunisasi, tenaga kesehatan yang melayani pun memberikan obat penurun panas jenis paracetamol.
Obat jenis paracetamol tersebut diberikan kepada para orang tua, untuk mengantisipasi apabila putera-puteri mereka mengalami gejala panas usai diimunisasi.
Setibanya di rumah sekira pukul 12.00 WIB ia langsung memberi obat kepada anaknya itu, namun karena suhu badan anaknya semakin tinggi pukul 16.00 WIB, obat tersebut kembali diberikan.
Baca juga: Anak Jalani Imunisasi Setelah Terima Vaksin Covid-19, Boleh Nggak?
Namun setelah memberi obat ke dua kalinya, ia menyadari bahwa terdapat warga yang mengeluh obat yang diberikan petugas posyandu telah kedaluwarsa.
Hal itu diketahuinya melalui grup aplikasi sosial media WhatsAap, yang beranggotakan warga RW 05 yang juga memiliki bayi di bawah lima tahun (balita) yang hendak diimunisasi.
"Saya baru sadar pas buka HP dan di grup ada ibu-ibu yang protes kalau obatnya sudah kedaluwarsa, terus langsung saya cek obat anak saya dan bener masa berlakunya sudah lewat dua tahun," ungkapnya.
Baca juga: Cegah Campak dan Rubella, Jakarta Utara Targetkan Imunisasi untuk 128.242 Anak
Mengetahui hal tersebut, Widya dan sang suami pun langsung merasa khawatir dan cemas akan kondisi kesehatan buah hati mereka.
Pasalnya, menjelang malam hari kondisi kesehatan Arkaan mengalami demam tinggi, batuk dan puncaknya muntah pada pukul 20.00 WIB.
"Setelah tau obatnya sudah kedaluwarsa, duh saya langsung pusing gak karuan, panik, khawatir, abisnya pukul 20.00 WIB anak saya ini muntah," terangnya.
Widya pun mengeluhkan lemahnya pengawasan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang terhadap obat-obatan yang disalurkan kepada masyarakat tersebut.
Baca juga: 715.782 Balita Jadi Target Imunisasi Pemprov DKI Jakarta Selama Agustus 2022
Menurutnya, obat-obatan merupakan hal penting yang perlu diawasi sebab berkaitan dengan kondisi kesehatan masyarakat.
"Gini loh, gimana ceritanya obat bisa kedaluwarsa sampai 2 tahun, masa enggak ada pengecekan sama sekali sih sama Pemkot Tangerang," ucapnya.
"Ini obat yang diminum sama anak bayi 2,5 bulan, kalau sudah begini gimana cara keluarinnya, bisa gak dijamin anak saya ini enggak kenapa-kenapa," tegas Widya Kurnia Rahayu.
Baca juga: Anies Baswedan Ajak Orangtua Lindungi Anak-anak Dengan Imunisasi Lengkap
Pantauan Wartakotalive.com, kemasan obat paracetamol berwarna putih dengan isi botol obat cair ukuran 100 miligram.
Pada kemasan obat tersebut, terdapat beberapa keterangan yang mencantumkan waktu obat tersebut di produksi dan kedaluwarsa
Obat tersebut memiliki nomor registrasi GBL0920936436A1, dengan waktu pembuatan bulan April 2018 dan kedaluwarsa pada April 2020. (M28)