Usai Insiden Kereta Tabrak Odong-odong di Serang, Emak-emak Bantu Penjaga Palang Pintu Perlintasan

Emak-emak tersebut turun ke jalan membantu penjaga palang pintu perlintasan kereta api yang menjadi lokasi insiden odong-odong maut.

Penulis: Gilbert Sem Sandro |
Wartakotalive/Gilbert Sem Sandro
Aksi Sugianti, Emak-Emak yang membantu penjaga palang pintu kereta di Silebu. 

WARTAKOTALIVE.COM, SERANG - Emak-emak warga Kampung Silebu, Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, berpakaian ala Dinas Perhubungan Kabupaten Serang.

Emak-emak tersebut turun ke jalan membantu penjaga palang pintu perlintasan kereta api yang menjadi lokasi insiden odong-odong maut yang menewaskan 10 orang.

Tak hanya membantu, emak-emak tersebut juga meminta sumbangan dari pengendara yang melewati perlintasan kereta api odong-odong maut.

Pantauan Wartakotalive.com, Minggu (31/7/2022) emak-emak tersebut mengenakan pakaian rompi berwarna orange bertuliskan 'DISHUB' di bagian belakang.

Selain itu, topi khusus masinis atau pengemudi kereta api juga digunakan oleh emak-emak yang berdiri di dekat perlintasan rel kereta api.

Sambil bergantian dengan warga lainnya, emak-emak tersebut berdiri mengharapkan pemberian sumbangan dengan memegang sebuah kardus air mineral berwarna cokelat.

Aksi emak-emak itu dilakukan, pasca didirikannya palang pintu perlintasan kereta api jurusan Merak - Rangkasbitung di Desa Silebu.

Pasalnya pembuatan palang pintu kereta dilakukan secara swadaya oleh warga setempat dan penjaga palang pintu dilakukan secara ikhlas tanpa adanya gaji atau pendapatan

Dua palang pintu kereta api itu terpasang di dua sisi pada Jalan Pasar Silebu itu.

Palang pintu tersebut menggunakan besi berukuran kecil dengan dicat berwarna merah putih khas bendera Indonesia, dengan rambu lalu lintas hati-hati.

Polisi tidur berukuran sedang juga dipasang di dua sisi badan jalan, menuju perlintasan kereta api itu.

Enam buah barier berwarna orange juga diletakan pada dua sisi badan jalan dan di tengah perlintasan kereta api.

Saat kereta hendak melintas, dua orang penjaga pintu perlintasan yang berjaga akan langsung menurunkan masing-masing palang pintu secara manual.

Palang pintu kereta api itu dinaikan ataupun diturunkan dengan menggunakan tali yang terpasang dan tiang kecil yang berada di sisi lainnya, untuk kemudian dikerek.

Di saat itu juga, para pengendara yang hendak melintas kemudian berhenti sekira 2 meter dari rel perlintasan, lantaran telah dihimbau untuk berhenti dengan tulisan 'STOP' menggunakan cat putih.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved