Games
Patahkan Stigma Gamers Nggak Berpendidikan, Luis Andre Sebut Banyak Pro Player yang Lulus S1
Mematahkan stigma pemain e-sports tidak berpendidikan, professional e-sports talent Lius Andre sebut pro player banyak yang sudah sarjana S1.
WARTAKOTALIVE.COM - Di dunia gaming, stigma yang kerap muncul adalah bahwa para pemainnya malas dan kurang berpendidikan.
Bahkan, banyak masyarakat menganggap e-sports etidak memiliki masa depan karena dianggap hanya main games saja. Banyak juga ahli olahraga yang mempertanyakan sisi olahraganya e-sports.
“Padahal, sejak pandemi, e-sports mengalami pertumbuhan pesat dan membuka banyak lapangan pekerjaan baru,” ujar Head of Garudaku Academy Robertus Aditya dalam keterangan resmi, Kamis (14/7/2022).
Jadi, apakah stigma-stigma itu benar? Bagaimana masa depan karier di industri e-sports? Lebih jauh, Robertus memaparkan pengalamannya selama berkarier di industri e-sports.
“Dalam semua hal pasti ada resikonya, dalam bidang karier apapun, termasuk karier di industri esports. Hanya saja, kita harus bisa mengubah resiko-resiko tersebut menjadi peluang yang baik. Orang yang bisa melihat dan memanfaatkan peluang adalah orang yang bisa survive dalam karier apapun,” sebutnya.
Senada dengan Robertus, professional e-sports talent, speaker, dan consultant, Lius Andre selanjutnya menjelaskan kiat-kiat berkarier di industri esports.
“Di depan layar, karier sebagai pro player itu memang risky. Namun, di belakang layar, kariernya bisa jadi lebih stable. Berbekal pendidikan yang ada, ilmu-ilmu cara berbisnis, mereka harus bisa memutar penghasilannya,” ungkapnya.
Lius Andre juga menegaskan serta membantah stigma bahwa para pemain e-sports adalah orang-orang tidak berpendidikan.
Ia menjelaskan bahwa para pro player pun bahkan banyak yang telah lulus S1 dan memperoleh gelar sarjana.
“Di lapangan banyak professional player yang bermain game sambil juga menyelesaikan S1 bahkan tetap bersekolah dengan homeschooling karena menganggap pendidikan itu memang penting,” ujarnya.
SVP UniPin Community Debora Imanuella menambahkan, bahwa industri e-sports yang tengah berkembang amat pesat ini masih butuh tenaga dan talenta-talenta di luar sana untuk mendukungnya.
“Kalau dilihat, talent e-sports itu sebenarnya bisa dibilang sedikit. Mereka yang mau masuk ke industri ini sudah takut duluan karena banyak stigma buruk di sekitarnya. Hopefully, setelah webinar ini, lebih banyak orang mau berlomba-lomba untuk masuk ke industri esports,” pungkasnya.
