Talkshow Warta Kota Network

Kajati DKI Jakarta Reda Manthovani Pernah Berbuat Nekat Naik di Atas Atap Kereta Api

Kejati DKI Jakarta Reda Manthovani memiliki segudang pengalaman sebagai warga Jakarta, kini dia merasa kota kelahirannya sangat maju.

Penulis: Indri Fahra Febrina | Editor: Valentino Verry
Tribunnews.com
Kejati DKI Jakarta Reda Manthovani memuji pembangunan yang terjadi di kota kelahirannya Jakarta. Menurutnya, Jakarta sudah setara dengan kota besar dunia. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kajati DKI Jakarta Reda Manthovani memiliki banyak kenangan menarik selama tinggal di DKI Jakarta.

Menurut pria asli Jakarta yang lahir pada 20 Juni 1969 itu, Jakarta yang sudah berusia 495 tahun mengalami banyak perubahan dari masa ke masa. 

Baca juga: Berikut Fakta Menarik Perempat Final Malaysia Masters 2022, Gregoria Mariska hingga Anthony Ginting

Ia mengikuti perubahan kota Jakarta dari waktu ke waktu. 

Menurutnya, Jakarta saat ini sangat berkembang pesat dibandingkan masa sebelumnya. 

"Keadaan sekarang jauh lebih baik dibandingkan masa sebelumnya,” ujarnya di Ruang Bappeda DKI Jakarta, Jakarta Pusat pada Kamis (7/7/2022).

“Jangankan tahun 1970, 1980, 1990, Jakarta jauh lebih baik dibandingkan lima tahun yang lalu," imbuhnya.

Menurut Reda, dirinya pernah mengunjungi beberapa kota global di luar negeri, seperti Hongkong, Paris, London, dan Oslo.

Ia pun coba membandingkan perkembangan kota tersebut dengan Jakarta. 

Baca juga: Timnas Indonesia U19 Wajib Menang Lawan Filipina U19, Berikut Jadwal Laga Piala AFF U19 Jumat 8 Juli

Menurutnya, pembangunan Jakarta merata di seluruh tempat. 

 "Jakarta diharapkan dapat mengikuti kota-kota tersebut (kota global)," kata pria bersuku Betawi ini. 

Mantan Kepala Kejaksaan Banten ini pun menceritakan contoh sederhana perubahan Jakarta. 

Ia pernah pergi ke sebuah tempat menggunakan kereta api lokomotif pada zaman dulu. 

Ilustrasi kereta api.
Ilustrasi kereta api. (Istimewa)

Alih-alih duduk di kursi kereta api, akademisi di bidang penegakan hukum ini memilih duduk di atas atap kereta api

"Saya pas SMA naik kereta api di atapnya kereta api. Sekarang ada nggak? Saya masih naik di situ, karena memang ada kesempatan untuk itu," katanya

Kini, ia tak pernah lagi berada di posisi tersebut. 

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved