Ada Isu PMK, Jumlah Penjual Sapi Musiman Berkurang Lantaran Konsumen Beralih ke Pedagang Besar

Isu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) membuat beberapa pedagang partai kecil merasa takut untuk membuka lapak menjual hewan qurban sapi untuk tahun 2022.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Junianto Hamonangan
Warta Kota/Rendy Rutama
Owner Blisapi, Dudut Adianto, saat ditemui di lapak Blisapi, Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur, Selasa (5/7/2022). 

Laporan Wartakotalive.com, Rendy Rutama Putra

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA TIMUR - Mengingat isu terkait virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), beberapa pedagang partai kecil merasa takut untuk membuka lapak menjual hewan qurban sapi untuk tahun 2022 ini.

Sehingga, hal ini menjadi faktor keuntungan yang bisa didapat dari pedagang partai besar terkait penjualan sapi.

Diungkapkan Owner Blisapi, Dudut Adianto, pedagang partai besar kerap mendapatkan konsumen baru dikarenakan hal ini, mengingat pedagang partai kecil takut berdagang karena maraknya isu PMK.

"Justru kita dapat limpahan konsumen baru atau pelanggan baru, karena banyak yang tidak buka lapak, mereka karena khawatir PMK," ujar Dudut, Selasa (5/7/2022).

Baca juga: VIDEO Pedagang Sapi Kurban di Meruya Sebut Pengiriman Stok Tak Terganggu Wabah PMK

Walaupun Dudut juga merasa takut dan khawatir dengan adanya virus PMK yang dijelaskannya dapat membuat hewan mati.

Dampak yang dirasakannya dengan maraknya pemberitaan virus PMK, ia mengungkapkan lapaknya saat ini terkendala terkait ketersediaan stok pasokan hewan.

"Kita berpengaruh malah ketersediaan di stok, karena ada pembatasan lewat daerah, di Bali sudah tidak bisa kirim hewan lagi saat ini," jelasnya.

Lanjutnya, otomatis dari keterbatasan stok tersebut secara langsung dapat mengubah kisaran harga penjualan hingga puluhan persen.

"Harga juga otomatis naik, bisa sampai 20 persen perhitungannya," pungkasnya.

Baca juga: Tak Hanya Penjualan Anjlok, Pedagang Sapi Kurban di Pademangan Akui Banyak Warga Batalkan Pesanan

Diakhir penjelasannya, demi mendapatkan keuntungan dalam penjualan, Dudut mengaku kerap harus rela menurunkan harga penjualan.

"Untuk yang iuran di masjid atau mushola itu kadang kita yang bingung, karena mereka taunya kan harga sama setiap tahun, tapi ya kita harus nurunin profit jual, biar ada jalan tengah," tutupnya.

Di lain sisi, bertujuan untuk antisipasi penyebaran virus PMK, tempat Bli Sapi juga membuat kandang ruang karantina pribadi.

Hal itu dilakukannya sudah semenjak mengetahui sebelumnya terkait virus PMK yang dirasanya marak menyebar di beberapa daerah 

Ditambahnya, prosedural penerapan kandang ruang karantina milik tempatnya yakni sudah dilakukan ketika hewan baru sampai di kandangnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved