Wabah PMK

Jelang Iduladha, Wabah PMK di Kota Tangerang Meroket Hingga 825 Kasus, Waspada yang Mau Berkurban

Bagi yang ingin membeli hewan kurban untuk Iduladha harap waspada, sebab wabah PMK kini kian ganas.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti
Ilustrasi - Masyarakat yang ingin membeli hewan kurban diharap waspada, sebab wabah PMK kini mengganas. Banyak hewan yang pernah terpapar virus PMK dan sembuh, kembali dijual oleh pedagang. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Jumlah hewan ternak yang terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Tangerang terus meroket hingga 825 kasus.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Pertanian Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang, Ibnu Ariefyanto.

Ibnu mengatakan, kasus pertama hewan ternak yang terpapar PMK di Kota Tangerang ditemukan pada akhir bulan Mei 2022 lalu.

Baca juga: Andre Hehanusa dan Chandra Darusman Cari Penyanyi Berkualitas di Karaoke World Championship 2022

"Ya saat ini hewan ternak di Kota Tangerang yang terkonfirmasi wabah PMK jumlahnya sebanyak 825 kasus," ujar Ibnu Ariefyanto kepada Wartakotalive.com, Minggu (26/6/2022).

"Mulanya kasus yang kita temukan di awal bulan Mei hanya 13 hewan ternak saja, tapi kemudian di awal Bulan Juni 2022 pekan lalu bertambah 253 kasus dan pekan ini telah lebih dari 800 kasus," imbuhnya.

Ratusan hewan ternak yang terkonfirmasi wabah PMK tersebut mayoritas adalah jenis sapi. 

Sementara untuk hewan ternak jenis kambing, domba dan kerbau dinilai hanya sebagian sebagian kecil dari total keseluruhan hewan ternak yang terjangkit PMK.

"Untuk sekitar 800 lebih hewan ternak yang terkonfirmasi PMK itu mayoritas adalah sapi, kalau kerbau ataupun kambing hanya beberapa saja yang kena," katanya.

"Kalau untuk hewan ternak kambing dan domba, kelompok ini tidak memiliki gejala PMK," imbuhnya.

Ibnu menerangkan, lebih dari 800 hewan ternak yang terjangkit PMK tersebut melanda 41 peternak yang tersebar di sembilan kecamatan di Kota Tangerang.

"Sembilan kecamatan di Kota Tangerang yang sudah terdeteksi terjangkit wabah PMK pada hewan ternaknya itu adalah Kecamatan Cipondoh, Periuk, Pinang, Karang Tengah, Ciledug, Neglasari, Benda, Karawaci dan Cibodas," ungkapnya.

Baca juga: Polda Metro Jaya Minta Pengusaha Entertain Ajak Rekaman Musisi Jalanan untuk Pulihkan Industri Musik

Menurutnya, hewan-hewan ternak yang terjangkit PMK tersebut didatangkan oleh para peternak yang berasal dari luar wilayah Kota Tangerang.

"Hewan yang terpapar itu mayoritas didatangkan dari Jawa Timur seperti Banyuwangi dan ada beberapa daerah dari Jawa Tengah," terangnya.

Kendati demikian Ibnu memastikan, sekitar 60 persen dari 800 lebih hewan ternak yang terpapar PMK di Kota Tangerang telah dinyatakan sembuh.

Baca juga: Juara Abang None Kepulauan Seribu akan Dikirim ke New York untuk Promosikan Pariwisata

Pasalnya, pihak DKP Kota Tangerang langsung melakukan pengobatan antivirus kepada hewan-hewan ternak yang terjangkit PMK.

"Jadi kalau ada hewan yang terjangkit PMK kita lakukan treatment pengobatan sintomatis, kita semprotkan handspray dengan anti sirun dengam konsentrasi rendah dan menyetop hiper salivasi," ungkapnya.

"Jadi dari 825 sapi yang terjangkit PMK, lebih dari 60 persen diantaranya atau sekitar 477 hewan ternak sudah dalam kondisi sembuh," jelas Ibnu Ariefyanto.

Wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) mengalami hal serupa.

Ilustrasi lapak hewan kurban.
Ilustrasi lapak hewan kurban. (Warta Kota/Hironimus Rama)

Kepala Puskeswan Tangsel, Pipit Surya Yuniar, mengatakan unit reaksi cepat yang dibentuk oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota (DKPPP) Tangerang Selatan akan menyisir lapak-lapak penjual hewan kurban.

"Para pedagang juga tak perlu takut dan khawatir akan kedatangan tim ini,” ujarnya.

“Justru kalau kami datang, ada hewan yang sakit itu dibilang saja, agar kami berikan treatment (sentuhan) khusus," imbuhnya.

Lanjutnya, kehadiran timnya untuk menyisir lapak-lapak penjual hewan kurban tak lain pula untuk memberikan edukasi pada pedagang.

Pipit menjelaskan, mencegah penularan PMK dapat pula dilakukan oleh pedagang dengan melakukan sterilisasi calon pembeli.

"Yang paling beresiko kan kaki ya. Bekas dari kandang sana, lalu ke sini. Minimal penjual punya semprotan disenfektan atau air sabun juga cukup. Atau keset kaki yang dibasahi juga bagus," ujarnya.

PMK sendiri tidak berbahaya bagi manusia. Pipit lalu mengajak masyarakat untuk tidak takut berkurban.

Menurutnya, dengan adanya fatma MUI pun bisa jadi acuan warga untuk tidak khawatir berkurban.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Wilayah Administrasi Jakarta Pusat) akan meninjau 16 lokasi tempat penjualan hewan kurban menjelang Idul Adha 2022.

Peninjauan ini guna memastikan bahwa hewan kurban aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat seluruh wilayah Jakarta Pusat.

"Kita mau monitoring untuk titik-titik penampungan hewannya, Insyaallah minggu depan kita cek satu-satu lokasinya," kata Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma kepada wartawan, Kamis (23/6/2022).

Dhany juga menjelaskan, pihaknya bakal memantau setiap hewan ternak yang masuk ke wilayah Jakarta Pusat.

Pemantauan dilakukan bersama Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakpus.

“Nanti pasti kita pantau hewan yang masuk untuk cek kesehatannya bersama dengan Sudin KPKP," ujarnya.

Dhany mengatakan pihaknya serius memastikan hewan kurban sehat untuk dikonsumsi masyarakat.

Menurutnya, belum ada temuan hewan yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)  di wilayah Jakpus.

"Setelah kita tetapkan titik-titiknya, nah ini yang akan kita lakukan pemantauan langsung di lapangan supaya hewan kurban itu bener-bener kita yakinkan bahwa hewan ini sehat," ujarnya.

Belum (ada temuan PMK di Jakpus), alhamdulillah mudah-mudahan nggak ada," tutup Dhany.

Sebelumnya, Kepala Seksi (Kasi) Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Pusat Herawati meninjau tempat jual hewan kurban di wilayah Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat, siang ini. Pemeriksaan itu dilakukan pada 12 ekor sapi dan 60 kambing.

"Jadi ini sapi dari bapak Ahmad Saman ini adalah sapi yang sudah berizin pemasukan ternak sesuai dengan prosedur dari Provinsi DKI Jakarta.

Jadi ada 12 ekor sapi dan 60 ekor kambing terus kita lakukan pemeriksaan, sehat," kata Kasi Sudin KPKP Jakarta Pusat Herawati.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved