Harga Kebutuhan Pokok
Zulkifli Hasan Dua Hari Blusukan ke Pasar, Minta Masyarakat Lapor ke Hotline Center Kemendag
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam dua hari terakhir melakukan blusukan ke pasar, memantau perkembangan harga sembako yang sesungguhnya.
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Di hari kedua menjabat sebagai Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan lakukan lawatan kerja ke Pasar Koja Baru, Jakarta Utara, Jumat (17/6/2022).
Kunjungan ini juga sebagai respons Mendag atas kenaikan harga berbagai komunitas makanan pokok di Indonesia.
Baca juga: Bikin Prihatin, Dampak Pandemi Virus Corona Banyak Istri Gugat Cerai Suami di Karawang
"Kemarin saya ke Cibubur, hari ini ke Pasar Koja, memang harga-harga naik mulai dari telur sekarang sudah Rp 28.000 dari harga Rp 22.000, daging ayam naik dari Rp 40.000 ke Rp 45.000," ungkap Mendag.
Dalam blusukan ini, Zulkifli menanyakan langsung kepada para pedagang tentang kenaikan harga bahan-bahan pokok di Pasar Koja Baru.
"Nah saya keliling pasar memastikan ketersediaannya dengan DMO (Domestic Market Obligation) barang itu ada," ujarnya.
Kepada para pedagang dan pembeli di Pasar Koja Baru, Zulkifli meminta jika terjadi kenaikan harga yang tak wajar segera melaporkannya melalui hotline center Kemendag.
"Kita di Kemendag juga sudah membentuk semacam krisis center, jadi 24 jam laporan agar ini bisa selesai," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar mengingatkan pemerintah soal potensi runtuhnya perekonomian Indonesia, karena melonjaknya harga berbagai kebutuhan pokok, termasuk minyak goreng.
Ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menilai, pemerintah saat ini tidak memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah kebijakan ekonomi.
Baca juga: Sampah Kembali Menumpuk di Kali BKB, Dampak Penutupan Jalan Inspeksi Tenaga Listrik di Tanah Abang
Karena, saat ini kondisi pasar didominasi pengusaha, sehingga harga bahan pokok tak bisa diatur, bahkan melambung tinggi.
"Dominasi pengusaha-pengusaha tidak mau diatur pemerintah, atau pemerintah tidak bisa mengatur."
"Belum lagi kalau ada harga-harga yang ikut naik, itu juga akan membahayakan."
"Jadi kecemburuan sosial dan berujung konflik sosial, perpecahan, dan kerusakan ekonomi,” tuturnya.
Gus Muhaimin memaparkan, kondisi tersebut merupakan peringatan penting bagi pemerintah, guna menghadapi kondisi mendatang.
