PMK
DKP Kota Tangerang: Radius Penularan PMK Pada Hewan Ternak Bisa Sejauh 30 KM
Kepala Bidang Pertanian DKP Kota Tangerang, Ibnu Ariefyanto mengatakan, wabah PMK memiliki radius penularan sejauh 10 hingga 30 Kilometer.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Ign Agung Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Kota Tangerang meroket hingga lebih dari 500 kasus dalam tiga pekan terakhir.
Kasus pertama hewan ternak yang terjangkit PMK di Kota Tangerang ditemukan pada akhir bulan Mei 2022 lalu, sebanyak 13 kasus.
Kemudian pada awal bulan Juni 2022, menjadi 253 kasus dan pada pekan ini menembus angka 500 kasus hewan yang terpapar PMK.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang mengungkapkan alasan terkait cepatnya penyebaran wabah PMK.
Kepala Bidang Pertanian DKP Kota Tangerang, Ibnu Ariefyanto mengatakan, wabah PMK memiliki radius penularan sejauh 10 hingga 30 Kilometer.
"Radius penularan PMK ini cukup jauh, untuk jarak 10 KM penularannya itu melalui angin, sedangkan radius 30 KM itu ditularkan melalui air," ujar Ibnu Ariefyanto kepada Wartakotalive.com di Gedung Cisadane, Kota Tangerang, Selasa (14/6/2022).

"Karena jauhnya penyebaran wabah ini, maka kasus PMK di Kota Tangerang bisa menembus angka 500 kasus dalam waktu tiga minggu terakhir sejak pertama ditemukan," ungkapnya.
Oleh karena itu, apabila terdapat satu kasus PMK pada satu lokasi peternakan, maka pihak DKP Kota Tangerang langsung menerapkan metode penyembuhan bagi seluruh hewan ternak terdapat dalam peternakan yang sama.
"Maka dari itu, kalau ada laporan satu hewan ternak yang terpapar PMK, maka di peternakan itu kita langsung lakukan metode pengobatan yang sama ke semuanya," kata dia.
"Karena hewan ternak yang lain itu hanya tinggal menunggu waktu saja, makanya langsung kita terapkan treatment penyembuhan ke semua hewan," ungkapnya.
Ibnu menerangkan, fenomena cepatnya penyebaran PMK tersebut membuat peternak-peternak yang berada di luar Kota Tangerang mengirimkan hewan ternak melalui jalur laut.
Hal tersebut telah dilakukan oleh para peternak yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengirimkan hewan ternak ke wilayah Jabodetabek melalui jalur laut.
Pasalnya, kawasan Jawa Timur saat ini dinilai menjadi lokasi yang menjadi pusat penyebaran PMK ke hewan ternak yang berada di wilayah sekitarnya.
"Jadi sekarang peternak dari NTB itu kirim ke Jabodetabek, khususnya Tangerang, langsung lewat tol laut supaya menghindari jalur perlintasan di Jawa Timur, karena penyebaran wabah lewat udara tadi," tuturnya.