Viral di Medsos
Viral, Resto Babi Ambo di Kelapa Gading Jakut, Pemilik Sebut Usahanya Sudah Tutup
Namun kata dia usahanya itu sudah gulung tikar dan tutup pada 2020 lalu.
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Jagat maya dihebohkan dengan beredarnya informasi adanya Restoran Padang yang menjual olahan daging babi di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Diketahui bahwa selama ini, tidak pernah ada rumah makan khas Padang atau restoran Padang yang menjual daging babi, yang bagi umat muslim adalah haram.
Meskipun, sesungguhnya di masyarakat non muslim di Indonesia, sudah banyak yang memasak kuliner rendang babi misalnya sebagai inovasi untuk makanan keluarga.
Rendang adalah cara memasak khas Padang.
Setelah video viral itu, pemilik Resto Babi Ambo yakni Sergio menjelaskan bahwa ia memang pernah membuka usaha itu.
Namun kata dia usahanya itu sudah gulung tikar dan tutup pada 2020 lalu.
Baca juga: Lecehkan Masyarakat Minang, Wakil Ketua MUI Desak Polisi Gerak Cepat Tangani Kasus Nasi Padang Babi
Sergio mengaku, membuka Resto Babi Ambo untuk menambah penghasilan saat awal pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu.
Namun, usaha makanan online yang ia tekuni itu hanya bertahan selama tiga bulan.
Baca juga: Nasi Babiambo di Kelapa Gading Jual Daging Babi, Legislator Asal Minang Marah, Minta Anies Tutup
"Karena itu kan awal pandemi ya, semua mencoba mencari overtunity secara online apa sih peluangnya gitu. Waktu itu, akhirnya saya melakukan secara online, tapi hanya berjalan sekitar tiga bulan kurang lebih, seingat saya, dan akhirnya tutup," ungkapnya di Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (10/9/2022).
Sergio pun mengaku hanya menjajakan dagangannya di Merchant Online saja dan tak memiliki gerai.
Baca juga: Menu Masakan Daging Babi Nilai Rusak Citra Nasi Padang, Pemprov DKI Didesak Cabut Usahanya
Baca juga: Ternyata Babi di China Picu Mahalnya Kedelai dan Bikin Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi
Motif Sergio menjajakan Resto Padang dengan bahan baku daging babi, awalnya hanya sekadar mencari inovasi tanpa maksud menyinggung golongan tertentu.
"Itu yang sangat disayangkan sebenarnya, kita mungkin dengan keterbatasan pandangan sejauh itu. Saat itu, kita hanya memikirkan itu sebagai inovasi dan ini peluang yang perlu dicoba," ungkap Sergio. (m38)