Pilpres 2024

Kritik Koalisi Indonesia Bersatu, Fahri Hamzah: Ngumpul Enggak Pakai Konsep, Kayak di Pos Ronda

Fahri menjelaskan, tak ada istilah koalisi dalam negara yang menganut sistem presidensial.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah mengkritik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah mengkritik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP.

Menurut Fahri, konsep berpikir pembentukan KIB keliru.

"Ini orang-orang bingung, karena konsep koalisi tidak ada dalam presidensial."

Baca juga: EMPAT Alasan Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Salah Satunya Kasus di 70 Negara Masih Meningkat

"Coba panggil semua ketum KIB itu, saya kasih tahu, enggak ada itu namanya koalisi, itu salah berpikirnya, ini keliru," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Fahri menjelaskan, tak ada istilah koalisi dalam negara yang menganut sistem presidensial.

Kata Fahri, koalisi hanya ada di negara yang menganut sistem parlementer.

Baca juga: Sekjen PDIP: Hubungan Megawati dan Jokowi Mendalam, Dilandasi Hubungan Batin yang Kuat

"Sebenarnya tidak boleh berkoalisi di dalam sistem presidensial, sebab itu artinya persekongkolan," ucap Fahri.

Fahri juga mengkritik elite-elite partai politik saat ini yang tidak memahami konsep koalisi, begitu pula jika ada parpol yang sudah menetapkan capresnya.

"Jadi misalnya KIB itu, yang satu ngumpul, enggak boleh ngomong dulu soal orang."

Baca juga: Di Tengah Gosip Hubungan Renggang, Jokowi dan Megawati Ngobrol di Istana

"Dia bilang oh kita enggak bicara soal orang-orang, sebaiknya kita bicara platform, tapi ada partai yang sudah menetapkan calon."

"Oh, menurut kongres kami ketua umum kami harus jadi presiden, lah kacau."

"Kenapa kacau? karena memang enggak ada sistemnya, itu yang saya bilang kadang elite itu ngumpul-ngumpul enggak pake akal, enggak pake konsep, cuma kaya orang ngumpul-ngumpul di pos ronda, kan enggak boleh begitu," bebernya. (Chaerul Umam)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved